Menciptakan Solusi dalam Pembelajaran Melalui Imajinasi

Oleh: Arik Varia Dani

Sep 14, 2023 - 03:17
Menciptakan Solusi dalam Pembelajaran Melalui Imajinasi

GEORGE Bernard Shaw mengatakan bahwa “Imajinasi adalah awal dari kreasi. Awalnya orang membayangkan apa yang diinginkan, lalu berupaya untuk menghendakinya, dan pada akhirnya berhasil mewujudkan kehendak itu",. Quotes yang disampaikan oleh shaw menggambarkan betapa pentingnya peran imajinasi dalam mewujutkan sebuah kreativitas. Setiap orang memiliki angan-angan untuk bisa meluaskan wawasan dan pikirannya. Wawasan yang luas itu diharapkan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dan tantangan yang dihadapi, sehingga kehidupan menjadi lebih baik. Angan-angan untuk mewujudkan sebuah harapan itu disebut imajinasi. Begitu pentingnya peran imajinasi dalam kehidupan, artikel ini akan membahas tentang bagaimana imajinasi digunakan untuk menciptakan solusi dalam pembelajaran.

 

 

Imajinasi merupakan daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambaran tentang sesuatu yang diharapkan. Imajinasi dapat bersifat lebih luas, lebih indah, dan lebih besar dari apa yang pernah dilihat, didengar, dan dirasakan oleh seseorang. Melalui imajinasi seseorang dapat menemukan hal-hal yang belum pernah terpikirkan.

 

 

Imajinasi digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang bersifat abstrak agar terlihat konkret di dalam pikiran. Imajinasi tidak dibatasi oleh ruang dan masa. Imajinasi dapat dimiliki oleh semua orang yang memiliki harapan menjadi lebih baik.

 

 

Imajinasi juga juga dimiliki oleh siswa ketika mengikuti pembelajaran. Imajinasi dalam pembelajaran disebut representasi visual. 

 

 

Representasi visual digunakan untuk mengomunikasikan ide, gagasan, atau hasil penyelesaian masalah. Representasi visual dapat berupa sketsa, grafik, diagram, peta, atau bentuk lain. Representasi visual dapat disajikan dengan menggambar menggunakan kertas dan alat tulis. Akan tetapi, perkembangan teknologi membantu pembuatan representasi visual menggunakan perangkat komputer.

 

 

Representasi pengetahuan secara visual adalah penyajian kembali pengetahuan sebagai hasil pembayangan mental dari suatu gambaran. Representasi pengetahuan visual untuk mentransfer pengetahuan antara dua orang atau lebih. Dengan representasi visual, suatu pengetahuan menjadi visibel, sehingga dapat diakses, didiskusikan, dinilai, dan dikelola dengan baik. Itulah sebabnya, imajinasi sering digunakan dalam menyelesaikan masalah dalam pembelajaran.

 

 

Dalam penyelesaian masalah pembelajaran, representasi visual digunakan untuk memahami keterkaitan antarunsur dalam masalah. Sebagai contoh, rumah Hasan berada di antara rumah Helmi dan Rusdi. Jarak rumah Hasan dan Helmi adalah satu kilometer, sedangkan jarak rumah Hasan dan Rusdi adalah dua kilometer. Berapakah jarak antara rumah Helmi dan Rusdi?

 

 

Masalah tersebut menjadi lebih sederhana dan nyata ketika siswa menggambarkan posisi rumah Hasan, Helmi, dan Rusdi. Apa yang ada dalam pikiran siswa dituangkan dalam bentuk gambar yang relatif lebih nyata. Visualisasi itu akan memudahkan siswa memahami masalah. Dengan visualisasi tersebut, siswa dapat menemukan berbagai cara untuk menyelesaikannya. 

 

 

Visualisasi juga melibatkan koneksi antarmasalah. Dengan visualisasi, dapat terlihat hubungan masalah baru dengan masalah yang pernah diselesaikan. Contoh: panjang kebun Pak Hardi yang berbentuk persegi panjang adalah “a” dan lebarnya adalah “b”. Berapakah luas kebun Pak Ratno yang panjang dan lebarnya dua kali lipat ukuran kebun Pak Hardi?

 

 

Representasi visual dapat menggantikan komputasi sebagai jawaban suatu masalah. Pada masalah kebun Pak Ratno, gambar atau sketsa dapat menjadi jawabannya. Dengan mudah diketahui bahwa luas kebun Pak Ratno adalah empat kali luas kebun Pak Hardi. Jadi, representasi visual dapat digunakan untuk menemukan solusi baru yang berbeda dari sebelumnya. Hal ini karena representasi visual merupakan proses kognitif berdasarkan kreativitas dalam menyelesaikan masalah.    

 

 

Representasi visual membantu seseorang dalam memandang kumpulan data secara berbeda. Masalah yang sama dapat dipandang dengan cara berbeda oleh orang yang berbeda. Hal ini disebabkan adanya perbedaan tingkat kemampuan dan pengetahuan setiap orang.

 

 

Kemampuan representasi visual yang dimiliki oleh siswa menjadi gaya belajar visual siswa. Dengan gaya belajar visual, siswa menggunakan representasi visual untuk membuat imajinasi dalam pikiran, sehingga menghasilkan pemaknaan. Imajinasi memudahkan siswa belajar melalui tampilan visual, seperti diagram, gambar, foto, animasi, video, dan sebagainya.

 

 

Di samping memiliki banyak manfaat, representasi visual juga memiliki kelemahan. Representasi visual dapat menimbulkan ambiguitas pemaknaan. Penyampaian data yang terlalu sederhana disertai penggunaan label dan warna dapat menimbulkan kesalahan penafsiran.

 

 

Representasi visual juga dapat memunculkan data multidimensi dan multinilai. Ketika membuat bagan dengan data yang terlalu banyak, disertai warna yang berbeda-beda menjadi sulit dipahami. Hal ini menimbulkan penafsiran data menjadi tidak akurat.  

 

 

Keterampilan membuat representasi visual yang terasah sangat mendukung keberhasilan proses visualisasi data, sehingga dapat menghasilkan wawasan yang dapat ditindaklanjuti. Tentunya keterampilan ini sangat diperlukan dalam prospek kerja masa kini, misalnya desainer grafis, illustrator, video editor, dan desainer penerbitan.

Representasi visual sebagai keterampilan hidup tidak langsung melekat pada diri seseorang. Keterampilan membuat representasi visual harus dilatih melalui kebiasaan. Guru atau orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam melatih keterampilan anak dalam  membuat representasi visual.

 

 

Beberapa latihan membuat representasi visual dapat dilakukan di sekolah. Latihan dapat dimulai dengan Guru menugasi siswa mengamati benda-benda di sekelilingnya, kemudian membuat representasi hasil pengamatannya. Selanjutnya, Guru meminta siswa memvisualisasikan hal yang dipresentasikan dengan guru, teman, atau orang lain.

 

 

Latihan membuat representasi visual juga dapat dilakukan di rumah. Orang tua dapat meminta anak membuat peta konsep mengenai materi yang telah dijelaskan guru. Peta konsep dapat berupa berupa rangkaian gambar atau diagram. Peta konsep memudahkan siswa mengingat materi pembelajaran karena memuat poin-poin penting yang disajikan secara teratur. Dengan demikian, imajinasi atau representasi visual mempunyai peran penting dalam pemecahan masalah dalam pembelajaran. Untuk itu, guru dan orang tua hendaknya memahami cara-cara melatih kemampuan anak dalam membuat representasi visual. Latihan membuat representasi visual perlu dilakukan sejak usia dini. (****)

 

Penulis adalah Kepala SMP PGRI 02 Singosari, Mahasiswa Magister Pendidikan Matematika Universitas PGRI Kanjuruhan Malang, dan Anggota PISHI. Disunting oleh Dr. Umi Salamah, M.Pd Dosen IKIP Budi Utomo Malang, Pengurus Perkumpulan Ilmuan Sosial Humaniora Indonesia (PISHI).