Metode Pembelajaran Blended Learning Pascasarjana pendidikan Agama Islam

Blended learning adalah metode pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran online dan offline. Dalam pendidikan Agama Islam, blended learning dapat digunakan untuk mengembangkan kualitas pembelajaran dan mempercepat proses belajar bagi mahasiswa pascasarjana.  

Jan 20, 2024 - 19:21
Metode Pembelajaran Blended Learning Pascasarjana pendidikan Agama Islam
Zainal Arifin

Oleh: Zainal Arifin

Blended learning adalah metode pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran online dan offline. Dalam pendidikan Agama Islam, blended learning dapat digunakan untuk mengembangkan kualitas pembelajaran dan mempercepat proses belajar bagi mahasiswa pascasarjana.

 

Pada blended learning, mahasiswa akan melakukan pembelajaran secara online melalui platform e-learning. Platform e-learning ini menyediakan materi, video, dan quiz untuk mahasiswa. Mahasiswa akan bisa melakukan pembelajaran di mana saja dan kapan saja dengan koneksi internet.

 

Selain itu, mahasiswa juga akan melakukan pembelajaran secara offline di kampus. Pembelajaran offline ini dapat berupa seminar, diskusi, dan praktikum. Pembelajaran offline ini menyediakan ruang untuk mahasiswa untuk interaksi dan komunikasi dengan dosen dan teman-teman.

 

Blended learning memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

 

1. Flexibility: Blended learning menyediakan kesepakatan waktu dan tempat untuk mahasiswa. Mahasiswa bisa melakukan pembelajaran di mana saja dan kapan saja dengan koneksi internet.

 

2. Interaktivity: Blended learning menyediakan ruang untuk interaksi dan komunikasi antara mahasiswa dan dosen. Mahasiswa bisa berdiskusi dan bertanya-tanya dosen secara langsung di platform e-learning atau di kampus.

 

3. Personalization: Blended learning menyediakan kesepakatan untuk mahasiswa untuk memilih materi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Mahasiswa bisa memilih materi yang mereka suka atau yang mereka butuhkan secara personal.

 

4. Cost-effective: Blended learning menghasilkan biaya yang lebih rendah dibandingkan pembelajaran offline di kampus. Mahasiswa tidak perlu melakukan perjalanan ke kampus atau membayar biaya sekolah yang lebih tinggi.

 

Blended learning juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

 

1. Dependence on Technology: Blended learning sangat tergantung pada teknologi dan koneksi internet yang baik. Jika teknologi atau koneksi internet tidak baik, mahasiswa tidak akan bisa melaksanakan pembelajaran secara online.

 

2. Self-discipline: Blended learning sangat memerlukan self-discipline dari mahasiswa untuk melaksanakan pembelajaran secara online dan offline. Jika mahasiswa tidak punya self-discipline, mereka tidak akan bisa melaksanakan pembelajaran secara efisien dan teratur.

 

3. Lack of Social Interaction: Blended learning sangat kurang memiliki social interaction antara mahasiswa dan dosen seperti dalam pembelajaran offline di kampus. Jika mahasiswa tidak suka social interaction, mereka tidak akan bisa melaksanakan pembelajaran secara efisien dan teratur.

 

Untuk meningkatkan mutu blended learning dalam pendidikan Agama Islam, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, antara lain:

 

1. Integration of Technology and Traditional Learning: Blended learning harus menghubungkan pembelajaran online dan offline secara baik agar mereka tidak terlepas satu sama lain. Dosen harus menghubungkan materi online dengan materi offline agar mereka tidak terlepas satu sama lain.

 

2. Collaborative Learning: Blended learning harus menghubungkan interaktivitas antara mahasiswa dan dosen agar mereka bisa berdiskusi dan bertanya-tanya dosen secara langsung di platform e-learning atau di kampus. Dosen harus membuat ruang untuk interaktivitas antara mahasiswa dan dosen agar mereka bisa berdiskusi dan bertanya-tanya dosen secara langsung di platform e-learning atau di kampus.

 

3. Personalization of Learning: Blended learning harus menghubungkan personalization antara mahasiswa dan materi agar mereka bisa memilih materi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dosen harus membuat ruang untuk personalization antara mahasiswa dan materi agar mereka bisa memilih materi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

 

Zainal Arifin adalah mahasiswa program pascasarjana IAI Al Qolam Malang