Sejarah Perayaan Kamis Putih dan Maknanya

Mengutip Buku Natal dan Paskah: Perayaan Liturgis Dalam Dua Lingkaran oleh CH Suryanugraha OSC, Kamis Putih merupakan hari terakhir masa Prapaskah. Namun, suasana pertobatan masih berlaku.

Mar 28, 2024 - 14:34

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Perayaan Misa Kamis Putih 2024 akan berlangsung pada Kamis (28/3).

Seluruh umat Katolik akan mengikuti misa dengan dekorasi serba putih sekaligus salib yang diselubungi kain putih.

Misa yang menjadi awal dari Tri Hari Suci tersebut merupakan kenangan akan kebersamaan Yesus dengan murid-murid-Nya di hari terakhir.

Sejarah Kamis Putih dan penamaannya

Mengutip Parade, Kamis Putih memiliki sejarah yang panjang sejak zaman gereja mula-mula. Kamis Putih disebut sudah berlangsung sejak tahun 1500-an.

Kegiatan membasuh kaki pun sudah berlangsung sejak abad ke-5.

Kebiasaan tersebut pun pernah dilakukan raja atau ratu untuk mencuci kaki jamaah di Westminster Abbey London tahun 1689. Selain itu dibagikan juga makanan dan pakaian untuk amal.

Mengutip Buku Natal dan Paskah: Perayaan Liturgis Dalam Dua Lingkaran oleh CH Suryanugraha OSC, Kamis Putih merupakan hari terakhir masa Prapaskah. Namun, suasana pertobatan masih berlaku.

Lantas, mengapa disebut Kamis Putih? Penamaan Kamis Putih merupakan terjemahan dari bahasa Belanda Witte Donderdag.

Dalam pemahaman umum, nama tersebut tidak menerjemahkan istilah resmi dari MR Feria V Hebdomadae Sanctae, Ad Missam chrismatis no 1-15.

Dalam MR terdapat dua istilah untuk menunjukkan dua perayaan yang berbeda tetapi dirayakan pada hari yang sama yaitu Kamis:

Feria V Hebdomadae Sanctae untuk Ad Missam chrismatis (Misa Krisma)
Missa vespertina in Cena Domini (Misa Sore Perjamuan Malam Tuhan) yang sudah terhitung dalam Sacrum Triduum Paschale (Tri Hari Suci Paskah).

Perayaan kedua misa tersebut sama-sama menggunakan warna liturgi putih maka disebut Kamis Putih.

Beberapa gereja di Eropa juga menggunakan nama yang berbeda dan kebanyakan menambahkan "suci". Contohnya, di Italia disebut Giovedi Santo, Spanyol menyebutnya dengan Jueves Santo, dan Prancis dengan Juedi Saint (Kamis Suci).

Sementara itu dalam bahasa Inggris menggunakan beberapa nama seperti Holy Thursday (Kamis Suci) dan Maundy Thursday (dari Dies Mandatum).

Dies Mandatum artinya nama yang terilhami ritus mandatum novum, perintah baru, atau pembasuhan kaki sebagaimana diamanatkan Yesus kepada para rasul pada perjamuan malam terakhir.

Buku Kamus Sejarah Gereja Edisi Revisi oleh Dr FD Wellem mencatat, pada Kamis sebelum Jumat Agung, Yesus membasuh kaki para murid-Nya seperti yang disaksikan dalam Yohanes 13:34.

Perayaan tersebut sudah mulai dirayakan sejak abad ke-4 seperti disaksikan oleh Konsili Hippo pada tahun 393.

Sejak tahun 1955, ekaristi Kamis Putih dirayakan pada hari Kamis sebelum Paskah di sore hari. Ekaristi ditandai dengan bunyi bel pada Gloria in Excelcis Deo dan rumusan khusus konsekrasi.

Makna Kamis Putih

Dalam Buku Kita Bercerita Sambil Anak Berkreasi, Kamis Putih mengingatkan kembali tentang tindakan yang diajarkan Yesus yaitu cinta kasih.

Selain itu, tindakan melayani bukan melulu minta dilayani seperti yang dilakukan Yesus dengan membasuh kaki murid-murid-Nya.

Dalam perayaan Misa Kamis Putih, hal tersebut dicontohkan oleh Romo atau Pastor dengan membasuh kaki para rasul yang telah dipilih. Rasul tersebut akan berjumlah 12 orang seperti murid-murid Yesus.

Usai Misa Kamis Putih akan dilanjutkan dengan upacara tuguran. Upacara tersebut sebagai simbol umat Katolik ikut berjaga dan menemani Yesus yang sedang berdoa di Taman Getsemani.

Meski melambangkan perjamuan terakhir dan pesan cinta kasih, Kamis Putih juga menggambarkan sisi gelap.

Mengutip News Week, pada Malam Perjamuan Terakhir, Yesus meramalkan kematiannya yang ditandai dengan pengkhianatan oleh salah satu muridnya yakni Yudas Iskariot.

Yesus menyatakan, "Salah satu dari kalian akan mengkhianatiku." Meski Yesus tidak menyebutkan namanya saat itu, tetapi saat penyerahan Yesus diketahui jika pengkhianat itu adalah Yudas.(han)