Subvarian Omicron XBB 1.16 Terdeteksi Ditemukan di Beberapa Negara, Indonesia Aman

Belum ditemukan XBB 1.16 atau varian Arcturus di DKI Jakarta. Dari hasil pemeriksaan genome sequencing yang rutin dilakukan, belum ditemukan XBB.1.16

Subvarian Omicron XBB 1.16 Terdeteksi Ditemukan di Beberapa Negara, Indonesia Aman
Foto: Omicron XBB 1.16

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Subvarian Omicron XBB 1.16 alias varian 'Arcturus' telah ditemukan di beberapa negara. Selain di India, varian ini juga terdeteksi di Singapura dan Brunei Darussalam.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Ngabila Salama menuturkan subvarian baru itu belum terdeteksi di Jakarta. Dari hasil pemeriksaan genome sequencing atau pengurutan genome yang dilakukan, pihaknya belum menemukan varian tersebut.

"Belum ditemukan XBB 1.16 atau varian Arcturus di DKI Jakarta. Dari hasil pemeriksaan genome sequencing yang rutin dilakukan, belum ditemukan XBB.1.16," kata Ngabila pada keterangan tertulisnya, Kamis, (30/03/2023).

BACA JUGA : Mutan Omicron Muncul Lagi, Apakah Penularannya Dapat Meningkat...

Dia mengimbau masyarakat agar tidak panik dengan informasi pelonjakan kasus yang ada di negara tetangga. Dia menuturkan kondisi di DKI Jakarta sangat terkendali.

"Walaupun ada kenaikan kasus, tidak disertai kenaikan kematian dan perawatan di rumah sakit. Ini tanda Covid-19 terkendali," tuturnya, dilansir dari detik.com

Kendati demikian, Ngabila menyebutkan ancaman Covid-19 tak boleh dianggap sepele. Dia mengimbau masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi.

"Cegah kematian dengan vaksinasi dosis ke-4 untuk usia 18 tahun ke atas. Selagi ada dan gratis," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, India diketahui tengah mengalami lonjakan kasus COVID-19. Para ahli menduga, lonjakan kasus tersebut disebabkan oleh COVID-19 varian Arcturus alias subvarian Omicron XBB 1.16.

Menurut data terbaru dari Indian SARS-CoV-2 Genomics Consortium (INSACOG), sebanyak 76 sampel varian XBB.1.16 COVID-19 telah terdeteksi di negara tersebut, tersebar di Karnataka 30 kasus, Maharashtra 29 kasus, Puducherry 7 kasus, Delhi 5 kasus, Telangana 2 kasus, Gujarat 1 kasus, Himachal Pradesh 1 kasus, dan Odisha 1 kasus.

Selain India, varian baru ini juga sudah ditemukan di 12 negara lainnya, termasuk di Singapura.

"Ada varian baru yang menggantikan yang lama tetapi sejauh ini, tidak banyak peningkatan dalam kasus yang parah," kata Dr Anurag Agrawal, mantan direktur CSIR Institute of Genomics and Integrative Biology (IGIB), kepada News18.com. (ros)