Mencermati Sikap Negara Arab dalam Perang Iran-Israel

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia Sya'roni Rofii menilai posisi negara-negara Arab berbeda satu sama lain.

Apr 22, 2024 - 12:29
Mencermati Sikap Negara Arab dalam Perang Iran-Israel

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Timur Tengah membara usai serangan balasan Iran ke negara Yahudi, Israel pada akhir pekan lalu.

Kondisi ini kian memperburuk situasi di kawasan saat agresi Israel di Gaza masih berkobar.

Setelah serangan baru Iran, sejumlah negara Arab dan Teluk ramai-ramai mengecam mereka.

Negara-negara ini juga meminta semua pihak menahan diri.

Di tengah situasi Timur Tengah yang terus memanas, bagaimana peran serta posisi negara-negara Arab?

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia Sya'roni Rofii menilai posisi negara-negara Arab berbeda satu sama lain.

"Secara histori negara-negara Arab berbeda haluan dalam banyak kesempatan dengan Iran," kata dia kepada CNNIndonesia.com, Minggu (21/4).

Iran bagi sebagian negara Teluk, lanjut dia, dianggap mengganggu stabilitas. Negara yang kerap resah dengan konfrontasi Iran adalah Arab Saudi.

Negara yang dipimpin Raja Salman ini kritis terhadap Iran di Yaman. Selain itu, Yordania yang lebih memilih kepentingan nasional dan menginduk ke Amerika Serikat.

"Artinya sikap negara Arab tergantung setiap pemimpin negaranya," ungkap Sy'roni.

Pengamat hubungan internasional lain dari kampus yang sama, Yon Machmudi, memandang negara-negara di Timur Tengah seharusnya bersatu.

"Biar bagaimanapun tentu negara di kawasan Timur Tengah harus menjaga stabilitas kawasan dengan memperkuat hubungan dengan negara tetangga," kata Yon.

Dia menilai negara seperti Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Iran, Suriah, Yaman, berkepentingan menjaga stabilitas kawasan.

Lebih jauh, dia menjelaskan negara yang memutuskan mendukung atau membela Israel adalah pilihan yang bertentangan dengan realitas kawasan.

Saat Iran melancarkan serangan pada 13 April lalu, Yordania membantu Israel dengan menembak jatuh rudal dan drone Iran. Aksi ini sontak mendapat reaksi negatif dari masyarakat.

Yordania mengklaim tindakan tersebut untuk melindungi warga dan upaya mempertahankan diri.

Dalam laporan Wall Street Journal (WSJ), Yordania juga disebut mengizinkan pesawat tempur AS dan negara lain melintas di wilayah udara mereka untuk menghalau serangan Iran.

Laporan itu juga menyatakan negara-negara Arab termasuk Saudi berbagi informasi intelijen ke AS dan Israel soal serangan Iran, demikian dikutip New Arab.

Sejak Israel menyerang fasilitas diplomatik Iran di Suriah pada awal April, AS menekan pemerintah Arab berbagi informasi intelijen mengenai rencana serangan Iran ke Israel.

Negara seperti Saudi, UEA, hingga Bahrain juga memiliki kerja sama keamanan dengan Negeri Paman Sam.

Terlepas dari itu, Yon menyayangkan sikap negara Arab yang lebih condong ke AS ketimbang kondisi di kawasan.

"Seharusnya, mereka membangun kedekatan dengan negara-negara Arab dengan Iran, bukan sebaliknya malah mendukung Israel dan di belakangnya Amerika," ungkap dia.

AS bakal berpaling dari Timur Tengah

Bagaimanapun, kata Yon, AS bakal meninggalkan kawasan Timur Tengah. Dia juga menyarankan Iran untuk membangun hubungan baik dengan negara lain bukan terjebak dalam konflik dengan Israel.

Peperangan Iran dan Israel, menurut dia, bisa memicu perpecahan antara kelompok pendukung Israel dan kelompok yang menentang.

Di kesempatan itu, Yon juga menyoroti normalisasi Saudi-Iran yang bisa ditiru negara lain di Timur Tengah.

"Tinggal negara lain mengikuti, membangun hubungan yang baik dari sisi keamanan maupun stabilitas politik. Bukan malah kemudian mendukung Israel dan mengorbankan kepentingan di kawasan," ujar dia.

Jika tak bisa membangun kepercayaan antar negara Timur Tengah dan lebih memilih mendekat ke negara lain, Yon mengatakan keamanan di kawasan berpotensi rusak.

Negara di Timur Tengah bisa kompak kali ini?

Bagaimanapun, ketegangan yang terjadi di Timur Tengah kian mempersulit negara-negara ini untuk bersatu. Lalu apa yang bisa membuat mereka akur?

Yon menjelaskan mereka bisa bersatu jika bicara masalah Palestina.

"Ya mereka tentu bisa disatukan dengan agenda kemerdekaan Palestina," ujar dia.

Negara-negara dari Timur Tengah kompak menyampaikan kekecewaan mereka terhadap sikap AS yang memveto resolusi terkait keanggotaan Palestina akhir pekan ini.

"Dari aspek ini, negara Arab bersatu untuk rakyat Palestina, maka ya tentu masalah di kawasan harus dikembalikan ke masalah Palestina," ujar dia.

Negara di kawasan Timur Tengah, lanjut dia, juga harus mewujudkan perdamaian bagi Palestina. Sejumlah pihak juga menilai akar konflik Iran-Israel adalah isu Palestina.(han)