Menanti Laga Yordania vs Indonesia di Piala U 23

Kini Timnas Indonesia U-23 punya peluang besar lolos ke fase gugur, dalam hal ini babak perempat final. Syaratnya adalah tak boleh kalah lawan Yordania.

Apr 21, 2024 - 08:40
Menanti Laga Yordania vs Indonesia di Piala U 23

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Sebagai debutan, tampil di Piala Asia U-23 sudah jadi pencapaian tersendiri bagi Indonesia.

Jika mampu melangkah lebih dari itu, tentu merupakan sejarah baru yang bisa ditorehkan oleh Rizky Ridho dan kawan-kawan.

Seperti diberitakan, Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Yordania pada laga pemungkas penyisihan Grup A Piala Asia U-23, Minggu (21/4).

Sejarah dan kontrak baru Shin Tae Yong berada di depan mata skuad Garuda Muda.

Kini Timnas Indonesia U-23 punya peluang besar lolos ke fase gugur, dalam hal ini babak perempat final. Syaratnya adalah tak boleh kalah lawan Yordania.

Saat ini Indonesia berada di peringkat kedua klasemen sementara Grup A dengan tiga poin berkat kemenangan atas Australia.

Kemudian peringkat ketiga ada Yordania dan keempat diisi Australia yang sama-sama mengantongi satu angka.

Menyusul status Qatar yang sudah dipastikan lolos ke perempat final, maka tiket menuju fase gugur tinggal tersisa satu. Sisa satu jatah ini yang sedang direbutkan tiga tim sekaligus.

Tiket perempat final bisa otomatis diraih Indonesia jika menang lawan Yordania. Tambahan tiga poin membuat Indonesia bakal finis dengan enam poin dan tidak mungkin bisa dikejar oleh Australia dan Yordania.

Hasil imbang juga sudah cukup bagi Indonesia untuk lolos. Meski Australia menang lawan Qatar, Indonesia masih unggul dalam head to head dengan Australia.

Lolos ke fase gugur Piala Asia U-23 bakal jadi momen pertama bagi Timnas Indonesia U-23. Ini juga jadi indikator kontrak pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae Yong bakal diperpanjang oleh PSSI.

Ketua PSSI, Erick Thohir menyebut bakal memperpanjang kontrak STY hingga 2027 jika juru taktik asal Korea Selatan itu membawa Timnas U-23 ke perempat final Piala Asia U-23. Perpanjangan napas STY bisa dimanfaatkan untuk meneruskan perjalanan Timnas Indonesia senior yang sedang menyongsong Piala Dunia 2026.

Indonesia punya peluang yang paling besar untuk lolos ke babak delapan besar. Hal ini bisa jadi penggugah motivasi tapi juga bisa jadi bumerang bagi Garuda Muda.

Satu hal yang perlu terpatri dalam setiap benak pemain Timnas U-23 adalah tak boleh kalah lawan Yordania. Taktik dan mental jadi dua aspek penting yang dapat menentukan nasib.

STY jadi pemegang peran sentral dalam meracik strategi. Kembalinya Ivar Jenner dari hukuman kartu merah di laga perdana dapat menambah kekuatan di lini tengah.

Selain itu, Justin Hubner juga diperkirakan lebih fit di laga kedua. Dua pemain abroad itu bisa berduet di sektor tengah sebagai pengatur tempo pertandingan dan pembendung serangan lawan.

Duet Ivar Jenner dan Justin Hubner seperti di Piala Asia 2023 bisa terjadi jika benteng pertahanan Timnas U-23 berkekuatan penuh. Dalam dua laga sebelumnya, trio Muhammad Ferarri-Rizky Ridho-Komang Teguh jadi andalan.

Namun Komang Teguh sempat mengalami masalah fisik saat bertanding melawan Australia. Ia ditandu keluar pada menit ke-82. Besar harapan pemain Borneo FC itu tetap fit agar kekuatan tim tetap optimal.

Selain lini belakang dan tengah, STY juga perlu meningkatkan efektivitas serangan terutama dalam penyelesaian. Saat ini baru satu gol yang dicetak Indonesia dan itupun ditorehkan oleh Komang Teguh yang berposisi bek.

Dengan absennya Ramadhan Sananta akibat kartu merah langsung di laga pertama, otomatis opsi lini depan menjadi lebih sedikit. Tinggal Hokky Caraka, Rafael Struick, dan Jeam Kelly Sroyer yang biasa dimainkan sebagai ujung tombak.

Dalam statistik yang dirilis akun Instagram Timnas Indonesia, wakil Merah Putih hanya mencatat satu shot on target dan delapan tendangan yang melenceng. Ini jadi tanda penyelesaian Indonesia perlu diperbaiki.

STY kemungkinan besar bakal tetap menjadikan Rafael Struick sebagai pilihan utama. Dengan penjagaan ketat terhadap pemain ADO Den Haag itu dalam dua pertandingan terakhir, agaknya mengandalkan Rafael sebagai muara aliran bola sulit berbuah gol.

Peran sayap harus ditingkatkan. Kecepatan berlari dan dribble yang di atas rata-rata dapat kembali diutamakan. Namun dalam hal ini, stamina pemain bakal sangat terkuras seperti halnya menghadapi Qatar dan Australia.

Ketahanan fisik bakal jadi kekuatan utama Yordania. Tim besutan Abdullah Abu Zema itu mampu menahan imbang Australia tanpa gol dan nyaris terhindar dari kekalahan andai Qatar tidak mencetak gol di akhir pertandingan.

Mengenali potensi pemain dan memperhatikan kekuatan lawan bakal jadi faktor penguat Indonesia bisa menang lawan Yordania. Jika kemenangan direbut, maka sejarah baru akan tercipta untuk Garuda Muda.(han)