Cetuskan Perda Pemajuan Kebudayaan Kota Batu

Kongres Kebudayaan II digelar Dewan Kesenian Kota Batu (DKKB) bersama dengan Disparta Kota Batu. Ada 16 butir rekomendasi pengembangan seni dan budaya yang dicetuskan melalui kongres bertema 'Her Moho Amerto’.

Jul 8, 2023 - 14:09
Cetuskan Perda Pemajuan Kebudayaan Kota Batu

NUSADAILY.COM-KOTA BATU– Kongres Kebudayaan II digelar  Dewan Kesenian Kota Batu (DKKB) bersama dengan Disparta Kota Batu. Ada 16 butir rekomendasi pengembangan seni dan budaya yang dicetuskan melalui kongres bertema 'Her Moho Amerto’. 

Tema ini berarti air kehidupan, melalui air suci, yang diambil dari beberapa sumber yang ada di Kota Batu. Simbol itu diharapkan bisa membawa energi positif bagi kebudayaan Kota Batu. 

Pengambilan air yang pertama dengan ‘Mendak Tirto’ di Sumber Darmi desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu. Kemudian air itu diarak bersama-sama seniman dan budayawan menuju Balai Kota Among Tani. Air dari Sumber Darmi itu dipersembahkan untuk Kota Batu dan 24 desa kelurahan.

Hal itu dilakukan sebagai pertanda bahwa air suci mengalir bersama dan terus menghidupi kehidupan yang ada di Kota Batu. Kemudian dari 16 butir rekomendasi yang dihasilkan, nantinya akan dibahas kembali bersama dengan pihak terkait dan Pemkot Batu.

Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menyatakan, pihaknya mendukung penuh 16 rekomendasi yang diberikan oleh DKKB. Untuk selanjutnya dapat ditindaklanjuti oleh Dinas Pariwisata dan OPD terkait. Langkah tersebut diambil guna menjaga kelestarian kesenian dan budaya yang ada di Kota Batu.

“Melihat Kota Batu sebagai kota wisata. Tentu tidak terlepas dari kesenian dan budaya masyarakatnya. Ini harus dijaga dan dilestarikan. Karena kesenian dan budaya merupakan aset yang harus diberikan ruang untuk lebih dikembangkan,” papar Aries.

Agar 16 rekomendasi itu bisa benar-benar membuahkan hasil yang baik. Pihaknya menghimbau DKKB agar rekomendasi itu segera dikomunikasikan dengan seluruh tokoh dan budayawan yang ada di Kota Batu.

“Semua hal bisa dipecahkan jika kita mau duduk dan rembug bersama, serta disambut dengan baik. Kongres ini jangan hanya dijadikan seremonial saja. Tapi harus ditindaklanjuti. Hal ini jadi tugas bersama,” tegas Aries.

Sementara itu, Ketua DKKB, Sunarto menyampaikan, pihaknya akan segera melakukan tindak lanjut, dari 16 hasil rekomendasi tersebut. Selain itu, pihaknya juga berharap bisa segera muncul peraturan daerah (perda) Kota Batu. Mengatur tentang kesenian dan kebudayaan di Kota Batu.

“Rekomendasi itu akan segera kami tindaklanjuti bersama pihak-pihak terkait. Kemudian kami juga berharap kepada pihak eksekutif dan legislatif. Untuk membuat perda tentang kesenian dan kebudayaan,” ujarnya.

Selanjutnya, dalam Kongres Kebudayaan juga mencatat berbagai permasalahan. Meliputi pentingnya inventarisir cagar budaya, degradasi budaya, pakaian daerah khas Kota Batu hingga permasalahan sumber daya alam kearifan lokal yang hilang karena investor atau pembelian lahan. 

Dari permasalahan itu, keluar rekomendasi sebagai berikut, yakni butuh perda pemajuan kebudayaan, perlu perhatian anggaran yang melekat dari dinas terkait yakni Disparta. Hingga perlunya mempertahankan kearifan lokal yang dikuatkan oleh perdes/perkel.

Ditemukan juga beberapa masalah lainnya, seperti tolak ukur kekaryaan untuk penghargaan. Dari permasalahan ini perlu dibentuknya team komunitas kekaryaan untuk menyeleksi hasil kekaryaan dari tingkat desa ke tingkat kota dan menghasilkan tingkat karya yang bisa dinilai dengan nominal.

“Selain itu, kami menemukan permasalahan lainnya. Seperti sarana dan prasarana, pendanaan, pengetahuan yang kurang mumpuni, serta kurangnya kepedulian pemerintah ke sanggar yang ada di Kota Batu,” paparnya.

Salah satu budayawan Kota Batu, Slamet Hendro Kusumo menyampaikan, sebagai budayawan, pihaknya berharap berbagai usulan tersebut bisa segera masuk dalam Musrenbang Kota Batu. Sehingga pariwisata berbasis kebudayaan bisa segera diwujudkan.

“Rekomendasi ini harus muncul dalam musrenbang Kota Batu. Dimana Kota Batu sebagai salah satu daerah pemilik sumber mata air, maka harus dijaga kelestariannya. Lalu pariwisata berbasis kebudayaan, harus segera diwujudkan untuk lebih banyak menarik wisatawan,” tandasnya.(oer)