'Kampanye' Jokowi ke Prabowo, Dinilai Media Asing Mirip ‘Gaya Obama’

Dalam beberapa kesempatan, Jokowi memberi tanda-tanda yang menunjukkan dukungan dia terhadap Prabowo.

Feb 4, 2024 - 07:59
'Kampanye' Jokowi ke Prabowo, Dinilai Media Asing Mirip ‘Gaya Obama’

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Media asing yang berbasis di Singapura menyoroti kampanye Presiden Indonesia Joko Widodo terhadap pasangan calon presiden Prabowo Subianto di pemilihan presiden (Pilpres) yang dinilai mirip di Amerika Serikat.

Channel News Asia membuat laporan berjudul "Pilpres RI 2024: Kampanye 'gaya Obama' yang dilakukan Jokowi untuk Prabowo menjadi preseden yang berisiko, ungkap pengamat" yang dirilis pada Jumat (2/2).

Dalam beberapa kesempatan, Jokowi memberi tanda-tanda yang menunjukkan dukungan dia terhadap Prabowo.

Mulai dari diduga memanfaatkan Mahkamah Konstitusi untuk menjadikan anaknya sebagai calon wakil presiden, makan bakso bersama Prabowo, hingga istri dia, Iriana, mengacungkan dua jari ke awak media.

Salam dua jari diasosiasikan sebagai dukungan ke Prabowo yang memiliki nomor urut 2 di pemilu.

CNA mencantumkan penilaian pengamat soal preferensi Jokowi terhadap Prabowo melalui berbagai dukungan tak langsung.

Situasi tersebut dianggap bisa merusak kepercayaan masyarakat terhadap kepresidenan sebagai institusi dan proses pemilu di masa depan.

Asisten Profesor Komunikasi Politik dari Universitas Multimedia Nusantara, Ambang Priyonggo, mengatakan manuver politik Jokowi mendukung penerus pilihan dia adalah gaya kampanye baru di Indonesia.

"Dukungan presiden ini serupa dengan yang terjadi di AS, di mana biasanya presiden yang menjabat tak hanya mendukung calon presiden favorit, tapi juga kandidat yang mencalonkan diri sebagai anggota Senat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan jabatan gubernur," kata dia kepada CNA.

Di AS, presiden yang tak mencalonkan diri di pemilu selanjutnya wajar mendukung calon dari partai pengusung.

Contoh terbaru terjadi pada pemilu 2016. Ketika itu, Presiden Barack Obama mendukung Hillary Clinton dan secara aktif berkampanye untuk dia di beberapa wilayah.

Dukungan serupa terlihat saat di beberapa pemilu. Pada 2008, George W Bush mendukung John McCain, Bill Clinton yang mendukung Al Gore untuk pemilu tahun 2000, dan Ronald Reagan mendukung HW Bush pada 1988.

Di Indonesia, presiden mendukung kandidat dari partai politik yang berbeda dan kian tampak kontroversial.
Di Pilpres 2014 dan 2019, Jokowi didukung PDIP. Di kontestasi tahun itu pula dia melawan Prabowo dari koalisi yang berbeda.

Ambang menjelaskan uraian dukungan Jokowi dalam lanskap politik Indonesia. Dia menilai meski kampanye Jokowi mirip dengan model AS, tetapi dukungan dia bertujuan untuk mempertahankan pengaruh politik dengan membangun dinasti politik melalui anaknya.

Dia juga mewanti-wanti sikap Jokowi bisa menjadi preseden bagi presiden Indonesia di masa depan.

Presiden RI terpilih akan beranggapan punya hak untuk memilih penerus dan bertindak seperti Jokowi.

Wakil kepala divisi hukum dan advokasi tim kampanye Prabowo, Habiburokhman, juga mengakui tindakan Jokowi lumrah sebagaimana presiden di negara lain.

"Ini mirip dengan ketika George W Bush mendukung John McCain pada tahun 2008 atau ketika Barack Obama mendukung Hillary Clinton," ujar dia.

Lebih lanjut, Habiburokhman mengatakan masalah utama bukan soal perbedaan keanggotaan partai antara Jokowi dan Prabowo.

"[Sebaliknya] kelanjutan program yang bermanfaat bagi bangsa dan negara [adalah yang paling penting], kata Habiburokhman.(han)