Israel Membara, Ribuan Dokter Ancam Mogok Protes RUU Batasi Kekuasaan MA

"Sebagian besar dokter tahu bahwa mereka tidak akan dapat memenuhi sumpah mereka kepada pasien di bawah rezim yang tidak menerima peran nalar," kata Ketua Asosiasi Kesehatan Masyarakat Israel, Hagai Levine.

Jul 26, 2023 - 14:50
Israel Membara, Ribuan Dokter Ancam Mogok Protes RUU Batasi Kekuasaan MA

NUSADAILY.COM – TEL AVIV – Ribuan dokter Israel mengancam mogok kerja dan akan menggelar demo besar-besaran sebagai bentuk protes terhadap langkah pemerintah yang meloloskan rancangan undang-undang (RUU) batasi wewenang Mahkamah Agung pada awal pekan ini.

Asosiasi Kedokteran Israel yang mencakup hampir seluruh dokter di wilayah itu mengumumkan akan menggelar demo en masse pada Selasa (25/7).

Asosiasi tersebut memaparkan dokter di seluruh negeri akan turun ke jalan sehingga hanya bagian gawat darurat dan perawatan intensif saja yang tetap beroperasi.

"Sebagian besar dokter tahu bahwa mereka tidak akan dapat memenuhi sumpah mereka kepada pasien di bawah rezim yang tidak menerima peran nalar," kata Ketua Asosiasi Kesehatan Masyarakat Israel, Hagai Levine.

Levine merujuk pada RUU yang akan mencegah MA menggunakan standar "kewajaran" untuk membatalkan keputusan pemerintah.

"Perubahan ini akan merusak kesehatan masyarakat dan sistem perawatan di Israel," papar Levine.

Dikutip ABC News, Levine mengatakan sudah ada lebih dari 1.000 dokter meminta dipindahkan ke luar negeri sejak RUU ini disahkan.

Selain dokter, pasukan khusus militer Israel juga mengancam akan mogok usai pemerintah memutuskan mempercepat pembahasan RUU ini.

Ribuan tentara hingga pasukan khusus Israel pun menyatakan ogah bertugas jika pemerintah tetap melanjutkan pengesahan RUU. Mantan petinggi militer bahkan memperingatkan kesiapan perang Israel bisa kacau.

Empat surat kabar Israel terkemuka juga kompak mencetak halaman depan koran dengan tinta hitam bertuliskan "Hari Kelam Bagi Demokrasi Israel".

Para aktivis dan kelompok masyarakat sipil berbondong mengajukan petisi ke Mahkamah Agung demi menyerukan pengesahan RUU Peradilan ini dibatalkan.

Ratusan ribu orang turun ke jalanan Ibu Kota Tel Aviv sejak Senin untuk memprotes langkah pemerintah ini. Mereka yang berdemo turut membakar ban, menyalakan kembang api, hingga mengibarkan bendera Israel.

Bentrokan juga sempat terjadi di beberapa titik lokasi demonstrasi.

Di Yerusalem, polisi terpaksa menyemprotkan meriam air berisikan cairan berbau busuk untuk membubarkan massa.

Setidaknya 40 orang ditangkap oleh polisi selama protes berlangsung di seluruh penjuru negeri.

Beberapa video yang tersebar di media sosial menunjukkan petugas polisi menyeret pengunjuk rasa dengan menarik rambut dan leher mereka.

Beberapa petugas terlihat memukuli pedemo sampai berdarah dan mendorong mereka dengan pentungan.

Setidaknya 10 aparat keamanan terluka selama demonstrasi berlangsung.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sejauh ini sudah angkat suara soal pelolosan RUU.

Netanyahu mengatakan bakal mengadakan dialog dengan oposisi guna mencapai kesepakatan menyeluruh pada akhir November mendatang.

"Kita semua sepakat bahwa Israel harus tetap menjadi demokrasi yang kuat, bahwa Israel harus terus melindungi hak-hak individu bagi semua orang, bahwa Israel tidak akan menjadi negara [hukum Yahudi], bahwa pengadilan akan tetap independen," kata Netanyahu setelah keluar dari rumah sakit usai dikabarkan dirawat menggunakan alat pacu jantung.(han)