Ini Lho Penyebab Orang Yahudi Dilarang Ibadah di Kompleks Masjid Al Aqsa

Yahudi atau Yudaisme merupakan agama monoteistik tertua di dunia. Agama ini sudah ada sejak 2.000 SM.

Jun 22, 2024 - 08:05
Ini Lho Penyebab Orang Yahudi Dilarang Ibadah di Kompleks Masjid Al Aqsa

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Kompleks Masjid Al Aqsa menjadi situs suci bagi agama Yahudi, Kristen dan Islam.

Bagi umat muslim, Masjid Al Aqsa menjadi salah satu terpenting bagi perjalanan agama Islam.

Setelah diangkat menjadi Rasul, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan Isra Mi'raj dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.

Sementara, menurut Britannica, bagi Yahudi, Al Aqsa merupakan tempat keberadaan kuil-kuil Yahudi yang tercantum di kitab sucinya.

Yahudi atau Yudaisme merupakan agama monoteistik tertua di dunia. Agama ini sudah ada sejak 2.000 SM.

Meski begitu, ada aturan mengenai larangan untuk Umat Yahudi beribadah di tempat ini.

Mengenal Kompleks Masjid Al-Aqsa

Kompleks Masjid Al Aqsa berada di Kota Lama Yerusalem. Menurut laman Reuters, bagi umat Islam, kompleks ini disebut sebagai al Haram al Sharif atau The Noble Sanctuary).

Sementara itu, orang Yahudi menyebutnya dengan Har-ha-Bayit atau Temple of Mount.

Umat Islam menganggap situs ini sebagai tempat suci ketiga dalam Islam setelah Mekah dan Madinah. Al Aqsa menjadi nama yang diberikan untuk keseluruhan kompleks dan menjadi rumah bagi dua tempat suci Islam, yaitu Masjid Al Aqsa dan Masjid Kubah Batu atau Dome of the Rock.

Kompleks ini menghadap ke Tembok Barat atau tembok ratapan, sebuah tempat berdoa-orang Yahudi, yang menjadikan Temple of Mount sebagai situs paling suci mereka.

Orang-orang Yahudi mempercayai bahwa Raja Salomo membangun kuil pertama di sana 3.000 tahun yang lalu.

Sebagai situs tersuci agama Yahudi dan ketiga bagi umat Islam, Al Aqsa berada di bawah kekuasaan Israel sejak perang Arab-Israel pada tahun 1967.

Meski begitu, situs-situs di kompleks Al Aqsa dikelola dengan hati-hati dan ada di bawah pengawasan Yordania.

Mengapa Orang Yahudi Tidak Diizinkan Beribaadah di Area Masjid Al Aqsa?

Menurut Middle East Eye, selama berabad-abad, pemerintah Israel melarang kegiatan keagamaan Yahudi di area Masjid Al Aqsa. Berikut beberapa alasannya.

1. Status Quo

Pada tahun 1517, Kekaisaran Ottoman merebut Yerusalem dan menguasai kota tersebut selama 400 tahun. Namun, kemudian Inggris merebutnya di Perang Dunia I.

Kekaisaran Ottoman melakukan berbagai upaya untuk mencegah bentrokan di situs tersebut, baik antara Muslim dan Yahudi, serta berbagai kelompok Kristen yang mengklaim tempat-tempat suci di Yerusalem.

Pada akhirnya di tahun 1757, Sultan Oman III mengeluarkan dekrit yang kini dikenal sebagai Status Quo.

Dekrit ini menegaskan bahwa non Muslim hanya boleh berkunjung ke Al Aqsa, namun dilarang melakukan kegiatan ibadah.

Semenara, hak bagi orang Yahudi adalah menggunakan Tembok Barat untuk berdoa.

2. Orang Yahudi Dianggap Tidak Suci

Kepala Rabi Israel yang diakui hukum sebagai otoritas rabi tertinggi Yudaisme menyatakan, Temple of Mount merupakan tempat Maha Kudus atau tempat hadirat Tuhan Turun. Jadi, menginjakkan kaki di situs suci tersebut berarti melakukan penistaan.

Dekrit tersebut dikeluarkan sejak tahun 1921. Para Rabbi kepala mengikuti pandangan dari Maimonides bahwa Shechinah (kehadirat Ilahi) masih ada di lokasi sisa Bait Allah.

Orang-orang yang memasuki area Temple Mount tanpa ritual penyucian bisa dihukum dengan kareth yaitu kematian karena ketetapan surgawi.

Meski terdapat larangan ini, muncul beberapa upaya agar umat Yahudi bisa beribadah di Masjid Al Aqsa.

Bagi banyak orang Yahudi religius, upaya penaklukan Temple Mount merupakan tanda akhir zaman.

Kemudian, beberapa kelompok agama Yahudi mengatakan, desakan yang dilakukan bukan sekadar ingin beribadah di dalam Temple Mount.

Ada keharusan untuk membangun kembali Kuil Ketiga di situs tersebut.(han)