Maksud Hati Lancarkan Kudeta, Panglima Militer Bolivia Keburu Ditangkap

Pasukan militer dan tank-tank menggeruduk Plaza Murillo, sebuah alun-alun bersejarah lokasi istana kepresidenan dan Kongres Bolivia berada, pada Rabu. Salah satu tank itu mencoba mendobrak pintu besi istana.

Jun 27, 2024 - 09:34
Maksud Hati Lancarkan Kudeta, Panglima Militer Bolivia Keburu Ditangkap
Ilustrasi Tank

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Panglima militer Bolivia, Jenderal Juan Jose Zuniga, ditangkap polisi pada Rabu (26/6) usai mengirim prajurit dan tank ke depan gedung-gedung pemerintah guna melancarkan kudeta.

AFP melaporkan Zuniga ditangkap dan dipaksa masuk ke mobil polisi ketika ia bicara kepada wartawan di luar barak militer.

"Jenderal, Anda ditahan," kata Wakil Menteri Dalam Negeri Jhonny Aguilera kepada Zuniga.

Pasukan militer dan tank-tank menggeruduk Plaza Murillo, sebuah alun-alun bersejarah lokasi istana kepresidenan dan Kongres Bolivia berada, pada Rabu.

Salah satu tank itu mencoba mendobrak pintu besi istana.

Sembari dikelilingi prajurit dan delapan tank, Zuniga menyerukan bahwa "angkatan bersenjata bermaksud untuk merestrukturisasi demokrasi, untuk menjadikannya demokrasi sejati yang bukan dijalankan oleh beberapa orang yang sama selama 30-40 tahun."

Tak lama setelah itu, pasukan tentara dan tank itu mundur dari alun-alun.

"Tidak ada yang bisa mengambil demokrasi yang telah kita menangkan," kata Presiden Bolivia Luis Arce.

Dalam kesempatan terpisah, Arce bersumpah akan memecat sang panglima militer tersebut. Ia juga mendesak rakyat untuk melawan segala bentuk kudeta demi demokrasi negara di Amerika Selatan itu.

Bolivia adalah negara yang sangat terpolarisasi usai bertahun-tahun terjebak dalam ketidakstabilan politik.

Partai sayap kiri Movement Towards Socialism (MAS), selaku partai yang berkuasa saat ini, terbelah menjadi dua kubu yakni kubu Arce dan kubu mantan presiden Evo Morales.

Morales, yang merupakan presiden Pribumi pertama Bolivia, sangat populer di kalangan masyarakat. Namun, ia mencoba mengangkangi konstitusi dan melanggengkan kekuasaan hingga empat periode pada 2019.

Pemimpin sayap kiri tersebut memenangkan pemungutan suara kala itu namun dipaksa mundur di tengah protes dugaan kecurangan pemilu. Ia lalu melarikan diri dari Bolivia.

Morales kemudian kembali setelah Arce memenangkan kursi kepresidenan pada Oktober 2020.

Sejak itu, perebutan kekuasaan tumbuh subur di antara kedua tokoh tersebut.

Morales terus mengkritik pemerintah dan menuduh Arce korupsi, menolerir perdagangan narkoba, serta menyingkirkannya secara politis.

Enam bulan lalu, Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi Morales dari pemilihan umum 2025.

Namun hingga kini ia masih berusaha masuk nominasi sebagai kandidat MAS.

Arce sejauh ini belum mengumumkan apakah dia akan mencalonkan diri kembali dalam pilpres mendatang.

Sementara itu, pada Senin (24/6), Zuniga muncul di televisi dan mengatakan dirinya akan menangkap Morales jika dia bersikeras mencalonkan diri lagi pada 2025.

"Secara hukum dia didiskualifikasi, orang itu tidak bisa menjadi presiden negara ini lagi," katanya.(han)