Hmm... Warga Korut Dipaksa Siapkan Peringatan 70 Tahun Perang Korea

"Pihak berwenang mengganggu orang-orang dari pagi hingga larut malam untuk mempersiapkan acara tersebut. Mulai pukul 05.30, masing-masing Satpol PP harus memotong rumput, membersihkan WC umum, dan mengecat pagar untuk menciptakan suasana liburan," kata seorang sumber dilansir dari Radio Free Asia, Sabtu (29/7).

Jul 30, 2023 - 00:02
Hmm... Warga Korut Dipaksa Siapkan Peringatan 70 Tahun Perang Korea

NUSADAILY.COM – PYONGYANG - Warga Korea Utara mengeluh lantaran dipaksa untuk ikut berbagai kegiatan serta diminta menyetorkan uang sumbangan terkait perayaan 70 tahun Perang Korea.

Mereka dituntut untuk ikut berlatih menari, mengikuti kompetisi olahraga, menghadiri perkuliahan, dan menjauhkan diri dari kegiatan ekonomi.

Padahal, banyak masyarakat di negara ini yang masih mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan harian.

Seorang sumber dari Provinsi Ryanggang mengungkap pihak berwenang mengeluarkan anak-anak dari sekolah untuk mempersiapkan perayaan tersebut.

"Pihak berwenang mengganggu orang-orang dari pagi hingga larut malam untuk mempersiapkan acara tersebut. Mulai pukul 05.30, masing-masing Satpol PP harus memotong rumput, membersihkan WC umum, dan mengecat pagar untuk menciptakan suasana liburan," kata seorang sumber dilansir dari Radio Free Asia, Sabtu (29/7).

Sumber lain mengatakan warga juga diminta menyumbangkan uang untuk perayaan tersebut. Besaran nilai yang disumbangkan disebut setara dengan biaya makan satu hari keluarga miskin.

"Setiap rumah tangga menyumbangkan 3.000 won (sekitar Rp50 ribuan) untuk mendukung Tentara Rakyat. Itu cukup untuk membeli 1 kilogram jagung, yang cukup untuk memberi makan keluarga miskin sehari," ujarnya.

Dia menyebut para siswa diminta berlatih baris berbaris untuk parade dan menari untuk acara tari massal.

"Mereka mengeluh bahwa mereka berharap hujan sepanjang hari itu," katanya.

Menurutnya, baik di kota besar maupun di kota kecil negara tersebut setiap hari Kamis memiliki jadwal yang sama.

Setiap warga pada hari itu mempersembahkan bunga ke patung pemimpin Korea Utara sebelumnya, parade militer, dan kompetisi olahraga dengan tim yang diturunkan oleh masing-masing pabrik dan organisasi. Selain itu, ada pula lomba pidato dakwah, dan acara tari massal.

"Untuk acara ini, Komite Sentral [Partai Buruh Korea] telah menetapkan 27 Juli sebagai hari istirahat. Mulai pukul 22.00 akan diadakan pesta kembang api di setiap provinsi," ujarnya.

Salah satu penduduk Kowon, Provinsi South Hamgyong menuturkan para perempuan di wilayahnya telah diminta untuk berlatih menari setiap hari mulai pukul 7 sampai pukul 8 malam. Sontak, mereka pun melayangkan protes.

"Ibu-ibu rumah tangga yang harus membeli makan untuk keluarganya dengan berjualan di pasar dimobilisasi. Siang hari untuk mempersiapkan acara bola di malam hari," ujarnya.

"Orang-orang mengeluh, mengatakan, "Kami tidak akan mendapatkan apa pun untuk dimakan dan kami disuruh menari," sambungnya.

Sementara itu, di kota Sinuiju, perbatasan Tiongkok di barat laut, orang-orang diminta mempersiapkan tarian massal selama tiga jam dari pukul 7 hingga 10 malam.

"Ada mahasiswa yang terlibat dalam tarian massal luar ruangan dan acara politik menyanyi, tetapi ibu rumah tangga yang tergabung dalam Persatuan Wanita Sosialis Korea kota juga dimobilisasi," katanya.

"Mereka mengeluh, mengatakan bahwa 'menari pada awalnya dimaksudkan untuk menyenangkan dan mengasyikkan, tetapi dipaksa untuk menari membuatnya lebih sulit daripada bekerja'," sambungnya.

Korut merayakan peringatan Perang Korea setiap bulan Juli. Perang Korea yang berbuntut pemisahan Korea Utara dan Korea Selatan pecah sekitar 1950-an dan berakhir pada 27 Juli 1953 dengan kesepakatan gencatan senjata.

Karena itu, secara teknis Korut dan Korsel masih berperang lantaran Perang Korea tidak diakhiri dengan perjanjian damai antara kedua belah pihak.(han)