Hari Aksara Internasional, Momentum Tingkatkan Literasi Menghadapi Peradaban Dunia

Pasar Induk Among Tani dipilih sebagai tempat penyelenggaraan Expo Hari Aksara Internasional (Rabu, 22/11). Dipilihnya tempat itu untuk mempercepat roda perekonomian di pasar baru yang mengusung konsep bagunan gedung hijau (BGH).

Nov 23, 2023 - 13:46
Hari Aksara Internasional, Momentum Tingkatkan Literasi Menghadapi Peradaban Dunia
Ribuan pelajar memadati Expo Hari Internasional yang digelar di Pasar Induk Among Tani Kota Batu.

NUSADAILY.COM-KOTA BATU- Pasar Induk Among Tani dipilih sebagai tempat penyelenggaraan  Expo Hari Aksara Internasional (Rabu, 22/11). Dipilihnya tempat itu untuk mempercepat roda perekonomian di pasar baru yang mengusung konsep bagunan gedung hijau (BGH). Sehingga tempat itu terasa lebih hidup dengan adanya expo yang menampilkan beragam produk unggulan dari berbagai daerah di Jatim.

 

Tema yang diusung 'Memajukan Literasi di Tengah Transisi Peradaban Dunia: Membangun Pondasi untuk Masyarakat Damai dan Berkelanjutan'. Event kolaborasi antara Dindik Kota Batu dan Dindik Jatim ini dihadiri ribuan peserta didik mulai jenjang SD hingga SMA.

 

Sekda Pemprov Jatim, Adhy Karyono menyatakan, Hari Aksara Internasional menjadi momentum untuk meningkatkan literasi sebagai fondasi utama menghadapi perubahan peradaban dunia. Literasi yang dimaksud, bukan melulu soal membaca dan menulis, tapi juga literasi sains.

 

"Sekarang literasi sudah meningkat. Ada literasi science, yakni belajar menguasai ilmu pengetahuan. Serta literasi secara mathematics, yakni literasi berhitung dan logika berfikir yang tepat. Selain itu juga ada literasi digital," papar Adhy Karyono.

 

Dia yakin, apabila semua literasi itu telah terbentuk dengan baik. Secara otomatis akan membuat masyarakat lebih mudah mengikuti perkembangan dunia internasional. 

 

"Kalau dilihat sekarang, indikator kualitas hidup masih dilihat dari lamanya pendidikan. Sehingga Jatim hanya sedikit sekali kenaikan tingkat literasinya. Karena sekolah informal, seperti mengaji dan pondok pesantren belum terhitung sekolah. Padahal di Jatim ini banyak sekali pondok-pondok pesantren," papar dia. 

 

Dalam momen itu, Adhy juga menyinggung masalah angka melek huruf. Meski saat ini di Jatim angkanya sudah tembus 93 persen, tetap harus tetap dilakukan peningkatan. Terutama bagi masyarakat yang usia 50 tahun keatas. 

 

"Walaupun mereka sudah sepuh, mereka tetap jadi tanggung jawab kami. Agar bisa membaca dan mengikuti perkembangan jaman," tuturnya. 

 

Selain itu, pihaknya juga ingin menjamin akses anak-anak bisa sekolah diusia sekolah dengan gratis dan tidak ada kendala. Menurutnya sejumlah kendala anak putus sekolah, ditengarai karena angka pernikahan dini yang masih tinggi. Selain itu juga dipengaruhi faktor ekonomi. 

 

"Karena itu, harus ada program yang terpadu. Antara program pendidikan dan program perlindungan sosial. Mudah-mudahan para perencana dan pejabat di tingkat kabupaten/kota, bisa memperhatikan hal ini," tegas dia. 

 

Di momen Hari Aksara Internasional ini, dia berharap tidak ada lagi anak-anak diusia sekolah yang tidak sekolah. Kemudian masyarakat yang buta huruf juga semakin ditekan. Sehingga indeks kualitas hidup akan semakin baik. 

 

Sementara itu, Kadindik Jatim, Aries Agung Paewai mengungkapkan, Jatim menduduki peringkat ke empat dalam indeks pengembangan literasi pendidikan. Dengan adanya penguatan yang telah dilakukan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Diharapkan tingkat literasi di Jatim semakin meningkat. 

 

"Kalau tingkat kabupaten/kota kami pacu terus literasinya hingga semakin meningkat. Saya yakin literasi di seluruh Jatim juga akan semakin meningkat. Dampaknya angka buta aksara bisa semakin menurun dan masyarakat semakin melek huruf," kata Aries. 

 

Untuk mencapai hal tersebut, penguatan perlu dilakukan di seluruh jenjang pendidikan. Tidak hanya di tingkat SMA/SMK saja. Tapi harus dimulai dari tingkat SD/SMP dan berbagai tingkat pendidikan setingkat. 

 

Pada momen Hari Aksara Internasional ini, Aries berharap bukan hanya jadi momen seremonial saja. Tapi bagaimana menumbuh kembangkan dan meningkatkan kualitas literasi di berbagai lini. 

 

"Hal tersebut merupakan tugas pemerintah. Untuk menuntaskan buta aksara. Semoga di Jatim, pemerataan semkin baik. Sehingga tidak ada lagi daerah yang timpang satu dengan yang lain terlalu jauh jaraknya," tuturnya. 

 

Pria yang juga menjabat sebagai Pj Wali Kota Batu ini menyampaikan, dipilihnya Pasar Induk Among Tani Kota Batu sebagai venue Hari Aksara Internasional bukan tanpa sebab. Melalui cara ini, dirinya ingin menumbuhkan perekonomian masyarakat Kota Batu lewat proyek strategis nasional itu. 

 

"Ini merupakan bagian dari peningkatan pergerakan ekonomi masyarakat Kota Batu. Dengan harapan masyarakat Kota Batu akan semakin meningkat kesejahteraan ekonominya," pungkasnya.(oer)