Warga Tangsel Tegaskan Geruduk Mahasiswa Bukan soal Ibadah Doa Rosario

"Bukan kemarin doang. Warga udah beberapa kali negur. Contoh ada warga yang sakaratul sekarat, dia masih sempet-sempetnya main musik gitaran. Ditegur sekali dua kali, sejam berhenti besok nyanyi-nyanyi lagi," kata Suryadi saat ditemui di kediaman rumahnya yang berada di belakang indekos kejadian penggerebekan.

May 8, 2024 - 18:04
Warga Tangsel Tegaskan Geruduk Mahasiswa Bukan soal Ibadah Doa Rosario
Ilustrasi

NUSADAILY.COM - TANGERANG - Warga di Tangerang Selatan (Tangsel), Suryadi mengklaim penggerudukan sebuah indekos di RT 007 RW 002 Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu bukan karena ada pelaksanaan ibadah doa rosario. 

Suryadi menyebut penggerudukan itu adalah akumulasi warga yang kesal lantaran di indekos tersebut sering ada kumpul-kumpul dan berisik.

"Bukan kemarin doang. Warga udah beberapa kali negur. Contoh ada warga yang sakaratul sekarat, dia masih sempet-sempetnya main musik gitaran. Ditegur sekali dua kali, sejam berhenti besok nyanyi-nyanyi lagi," kata Suryadi saat ditemui di kediaman rumahnya yang berada di belakang indekos kejadian penggerebekan.

"Kalau masalah ibadah sebenarnya di sini enggak ada larangan juga," imbuhnya.

Warga menduga aktivitas kumpul itu juga bukan bagian dari ibadah. Sebab, aktivitas kumpul itu waktunya tidak menentu.

"Enggak ada hari apa. Enggak menentu juga. Tapi seringnya pas mau libur. Kalau itu sih bukan ibadah kayaknya emang kumpul-kumpul," kata dia.

Terlebih, kata dia, penyewa indekos yang beragama Katolik itu juga saat kejadian tidak ikut berkumpul.

Dia berkata penyewa indekos itu saat kejadian berada di luar sedang makan.

"Si cewek ini yang beragama Kristen itu kan sebenarnya sedang nongkrong di warung nasi uduk. Lah kok yang pengontrak ini di warung nasi uduk, lah kok orang luar ini lagi di dalam? Intinya itu," ujarnya.

Selain berisik, Suryadi juga mengatakan warga kesal lantaran kendaraan yang dibawa oleh sekumpulan orang yang mengaku beribadah itu kerap memblokade jalan.

Suryadi menyebut banyak warga yang akhirnya kesulitan mengakses jalan.

Tersebab itu, Suryadi berkata warga melapor kepada ketua RT agar ada teguran. Ketua RT pun mendatangi indekos itu. Berdasarkan penuturan Suryadi, Ketua RT masih berbicara sopan saat menemui sekumpulan orang itu. Ketua RT menanyakan apakah benar mereka tengah beribadah.

Namun, kata Suryadi, salah satu dari sekumpulan orang itu berbicara dengan nada tinggi. Terjadi lah cek-cok hingga warga sekitar berdatangan dan terjadi kericuhan.

"Yang kurus yang orang Bali itu enggak terima ditegur kaya gitu. Ngomong nada tinggi ke Pak RT sampai Pak RT merasa emosi, dengan pembicaraan dia yang rada tinggi itu segala macem," ujarnya.

Indekos tersebut saat ini sepi, dari dalam indekos tidak ada yang menyahut saat pintunya diketuk beberapa kali.

Berdasarkan keterangan warga, penghuni indekos itu sudah dievakuasi ke tempat lain.

Sebelumnya, di media sosial beredar video yang menampilkan sekelompok mahasiswa yang sedang melaksanakan ibadah Doa Rosario di Tangerang Selatan digeruduk pak RT dan warga sambil membawa senjata tajam (sajam). Penggerudukan itu terjadi pada Minggu (5/5).

Salah satunya akun yang mengunggah yakni @KatolikG di media sosial X. Dalam video yang diunggah terlihat aksi keributan yang terjadi di lokasi kejadian.

"Tadi malam mahasiswa Katolik Universitas Pamulang berkumpul di Sebuah rumah di Victor Serpong dan berdoa Rosario, tapi mereka digeruduk pak RT dan warga yg membawa sajam untuk membubarkan dan memukuli para mahasiswa yang sedang berdoa... Beruntung tidak Ada korban jiwa," demikian keterangan dalam video itu.

Saat dikonfirmasi, Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Alvino Cahyadi hanya mengatakan pihaknya masih menyelidiki peristiwa tersebut.

"Terkait perkara dugaan tindak pidana sedang kami tindak lanjuti dan saat ini dalam proses penyelidikan," kata Alvino saat dikonfirmasi, Senin (6/5).(han)