Gibran Sindir Cak Imin Soal Tesla Tak Pakai Nikel, Faktanya Emang Ya Apa Nggak Sih!

Tesla Mulai Beralih dan Tak pakai nikel Elon Musk, pemilik Tesla, sudah menyatakan mengalihkan baterai mobil listriknya ke LFP dari nikel.

Jan 23, 2024 - 06:07
Gibran Sindir Cak Imin Soal Tesla Tak Pakai Nikel, Faktanya Emang Ya Apa Nggak Sih!

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden nomor urut dua, menyindir Muhaimin Iskandar (Cak Imin), calon wakil presiden nomor urut satu, antinikel, di Debat Cawapres pada Minggu (21/1), lantaran sering membahas Tesla tak menggunakan berbahan nikel, material baterai mobil listrik yang banyak dihasilkan Indonesia.

Gibran memanfaatkan waktu bertanya ke cawapres lain dengan mempertanyakan mengapa Imin dan tim suksesnya sering menggaungkan LFP (Lithium Ferro-Phosphate). LFP adalah jenis unsur baterai yang sekarang banyak dipakai Tesla pada mobil listriknya.

"Prinsipnya sederhana. Semua kembali kepada etika Pak Gibran. Etika. Sekali lagi, etika. Etika itu adalah etika lingkungan. Apapun yang menjadi kebijakan kita, menyangkut produksi, pengambilan tambang sumber daya alam, juga apapun yang kita gunakan seluruh potensi bangsa ini, rujukannya adalah etika lingkungan," kata Imin menjawab Gibran.

Menurut Imin produksi tambang jangan dilakukan sewenang-wenang dan tak memperhatikan lingkungan dan keberlanjutan masa depan.

Gibran lanjut menanggapi dengan mengatakan Tesla yang disebut tak memakai nikel adalah kebohongan publik.

"Ini agak aneh ya, yang sering ngomongin LFP itu timsesnya, tetapi cawapresnya enggak paham LFP itu apa. Kan aneh? Sering bicara LFP-LFP, lithium ferro-phosphate, Tesla enggak pakai nikel. Ini kan kebohongan publik, mohon maaf. Tesla itu pakai nikel," kata Gibran.

Gibran juga menyebut Indonesia adalah negara yang punya cadangan nikel terbesar sedunia. Hal itu dianggap kekuatan daya tawar Indonesia dan jika membahas LFP sama saja mempromosikan China.

Muhaimin lanjut menanggapi, dia bilang setuju bahwa potensi sumber daya alam Indonesia harus terus dipromosikan. Meski begitu dia menyinggung soal eksplorasi nikel 'ugal-ugalan' dan hilirisasi tanpa pertimbangan lain.

"Saya setuju bahwa potensi sumber daya alam kita harus terus kita promosikan. Tetapi harap dicatat, gara-gara kita mengeksplorasi nikel ugal-ugalan, lalu hilirisasi tanpa mempertimbangkan ekologi, mempertimbangkan sosialnya, buruh kita diabaikan kan malah banyak tenaga kerja asing," ujar Imin.

Tesla Mulai Beralih dan Tak pakai nikel

Elon Musk, pemilik Tesla, sudah menyatakan mengalihkan baterai mobil listriknya ke LFP dari nikel.

Pada 2020 Tesla sudah memproduksi Model 3 Standard Range Plus di China menggunakan LFP yang materialnya dipasok lokal.

Tesla mendapat pasokan baterai LFP dari Contemporary Amperex Technology (CATL) asal China. Perusahaan ini tak punya pabrik baterai di Amerika Serikat.

Namun saat itu Model 3 yang dijual di Amerika Serikat masih memakai baterai lithium-ion dengan katoda nickel-cobalt-manganese (NCM).

Saat ini Model 3 dan Model Y menggunakan baterai LFP dari CATL.

Model Tesla yang baru meluncur, Cybertruck, tak pakai LFP melainkan menggunakan NCM.

Dalam rencana jangka panjang Tesla yang diumumkan pada April 2023 baterai LFP akan dipakai untuk kendaraan yang didesain jarak pendek seperti truk Semi Light dengan daya tempuh 300 mil (480 km), sedangkan versi 500 mil (800 km) memakai nikel.

Managing Director Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Hamid Mina beberapa hari lalu mengungkap Tesla membeli bahan baku nikel dari mereka untuk produksi mobil listrik. Walau demikian tak disampaikan seberapa banyak pembeliannya dan dalam periode kapan.

IMIP yang setidaknya menaungi 54 perusahaan terintegrasi memproses produk utama berupa nikel, stainless steel dan carbon steel.

"Jadi mereka mengecek dahulu soal mining, tambang pun dicek. Tesla beli barang bakunya dari kami," kata Hamid dalam diskusi bersama pemimpin media massa di Morowali, Sulawesi Tengah, Rabu (17/1).

Kelebihan NCM adalah punya kepadatan energi lebih tinggi, ini membuatnya bisa dikemas dalam paket baterai lebih kecil dan ringan yang berguna untuk desain kendaraan listrik.

Kelebihan itu juga membuat performa kendaraan listrik NMC lebih baik ketimbang LFP. Walau begitu daya tahan baterai NCM lebih rendah ketimbang LFP.

Siklus pengecasan baterai NMC sekitar 800 kali, sedangkan LFP bisa mencapai 3.000 kali.(sir)