Erdogan sebut Hamas Bukan Teroris tetapi Front Pembebasan Palestina

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Rabu, 25 Oktober 2023, bahwa kelompok pejuang Hamas bukanlah organisasi teroris, tetapi kelompok pembebasan yang melakukan pertempuran untuk melindungi tanah Palestina.

Oct 26, 2023 - 13:49
Erdogan sebut Hamas Bukan Teroris tetapi Front Pembebasan Palestina

NUSADAILY.COM -ANGKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Rabu, 25 Oktober 2023, bahwa kelompok pejuang Hamas bukanlah organisasi teroris, tetapi kelompok pembebasan yang melakukan pertempuran untuk melindungi tanah Palestina.

Dalam pidatonya di depan anggota partai AKP di parlemen Turki di Ankara, sebagaimana dilansir dari medcom.id, Erdogan mengatakan Israel telah memanfaatkan niat baik Turki, dan dia tidak akan pergi ke Israel seperti yang telah direncanakan sebelumnya.

Erdogan mendesak gencatan senjata segera antara pasukan Israel dan Hamas, seraya mengatakan bahwa negara-negara Muslim harus bertindak bersama demi perdamaian abadi. Ia juga menyerukan kekuatan dunia untuk menekan Israel agar menghentikan serangan.

Masih dalam pidatonya di parlemen, Erdogan mengatakan titik penyeberangan Rafah dari Mesir menuju Gaza harus tetap terbuka agar bantuan kemanusiaan dapat terus disalurkan dan pertukaran tahanan dapat terwujud.

Mengutip dari laman Gulf Today, Erdogan mengatakan dirinya membatalkan rencana mengunjungi Israel karena Tel Aviv sedang melakukan perang yang "tidak manusiawi" terhadap Hamas di Gaza.

"Kami punya proyek untuk pergi ke Israel, tapi dibatalkan. Kami tidak akan pergi," kata Erdogan kepada anggota parlemen partai AKP yang berkuasa, seraya menambahkan bahwa ia memandang Hamas sebagai "pembebas" yang memperjuangkan tanah mereka sendiri.

Erdogan mengaku sedih dengan "ketidakmampuan" PBB dalam menyetujui resolusi mengenai pengeboman Israel di Gaza dan juga seputar gencatan senjata kemanusiaan di sana.

Seperti yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, Erdogan kembali menyerukan reformasi PBB, seraya mengatakan bahwa Dewan Keamanan perlu direformasi agar menjadi lebih inklusif.

Pemimpin Turki itu tidak mengatakan kapan dirinya bermaksud mengunjungi Israel, di mana Ankara telah mengincar untuk bergabung dengan proyek pipa gas alam yang dipromosikan oleh Amerika Serikat (AS).

"Tentu saja kami punya niat baik, tapi (Netanyahu) menyalahgunakannya," tutur Erdogan.

"Jika dia melanjutkan dengan niat baik, hubungan kami mungkin akan berbeda, tapi sekarang, sayangnya, hal ini juga tidak akan terjadi," sambung dia.

Hubungan Ankara dan Tel Aviv membeku setelah terjadinya serangan Israel terhadap kapal Turki yang membawa bantuan ke Gaza. Serangan itu menewaskan 10 warga sipil di tahun 2010.(*)