Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) 2023 Digelar di Malang untuk Pertama Kalinya

Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) 2023 untuk pertama kalinya digelar di Malang, Jawa Timur pada 24 - 27 November 2023. Kegiatan ini menjadi salah satu wadah berkumpulnya puluhan pakar lintas disiplin dari arkeolog, sejarahwan, antropolog hingga filolog.

Nov 23, 2023 - 13:48
Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) 2023 Digelar di Malang untuk Pertama Kalinya

NUSADAILY.COM-KOTA MALANG- Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) 2023 untuk pertama kalinya digelar di Malang, Jawa Timur pada 24 - 27 November 2023. Kegiatan ini menjadi salah satu wadah berkumpulnya puluhan pakar lintas disiplin dari arkeolog, sejarahwan, antropolog hingga filolog. 

 

Founder BWCF, Seno Joko Suyono, menyampaikan jika gelaran tersebut digelar sebagai bentuk penghargaan dan peringatan terhadap disertasi dari tokoh bernama Edi Sedyawati. Karyanya yang dikenal di kalangan lingkup studi arkeologi ini, berisikan penjelasan mengenai arca-arca Ganesa pada periode Singhasari dan Kediri. 

 

Sosok Edi Sedyawati merupakan seorang arkeolog, pengamat dan juga penari yang memiliki pengetahuan luas terkait karya tari baik tradisi maupun modern.  

 

"Karena tingkat dan mutu akademiknya yang sangat tinggi, maka dari itu, kami menghelat BWCF 2023 ini di Malang, karena untuk memperingati setahun wafatnya Bu Edi dan untuk memperingati disertasinya," kata Seno pada Rabu (22/11/2023). 

 

Dia menyampaikan, dalam kegiatan ini juga berkolaborasi bersama Universitas Negeri Malang (UM), dengan melibatkan Prodi Sejarah yang dikenal dengan studi arkeologinya.

 

"Arkeolog besar tercatat pernah mengajar di UM. Jadi ini kami merasa tepat sekali bisa bekerjasama dengan UM dan oleh UM kami diperbolehkan untuk menggunakan beberapa fasilitas ruang yang dimiliki," katanya. 

 

Nantinya, seluruh kegiatan akan digelar di UM, yakni di theater arena yang berbentuk outdoor space. Kemudian, Fakultas Ilmu Sejarah, Fakultas Sastra, termasuk gedung pasca sarjana.

 

"Di Gedung KPPN Heritage, itu kita akan memutar film dokumenter baru dari Sutradara Indonesia, Nia Dinata, berjudul Menggali Muara Jambi. Itu film dokumenter yang diproduksi tahun ini. Malamnya kami lanjut opening di UM," katanya. 

 

Rangkaian acara utama BWCF mulai tanggal 24 - 27 November. Dalam kegiatan itu, menghadirkan podium sastra dengan 50 penyair utama dari Jawa Timur, festival kopi malangan, diskusi arkeologi dan sastra serta pertunjukan seni. 

 

"Kemudian, juga akan melibatkan seniman ternama seperti Ketut Rine, koreografer terkenal dari Bali, Sutarji Karso Bakhri, penyair tertua Indonesia, pertunjukan teater dari Mas Anwari, pertunjukan musik dari Novarut dan kelompok band Lorju," katanya. 

 

Setelah malam pertunjukan di UM, acara dilanjutkan nongkrong bersama di Kayutangan Heritage yang menjadi salah satu ikon Malang saat ini.

 

"Jadi sangat perlu dikenalkan dengan teman-teman dari luar kota," katanya. 

 

Sebagai informasi, BWCF sudah digelar selama 12 tahun lamanya. Biasanya dalam kegiatan tersebut mengangkat kajian-kajian serius mengenai topik tertentu dalam khazanah nusantara. Melalui kegiatan tersebut, juga diharapkan kekayaan pemikiran nusantara dapat terangkat kembali dan dikenal oleh khalayak luas termasuk generasi milenial.(*)