Ya Allah! Anak-anak Gaza Tulis Nama di Perut Agar Dikenali jika Tewas Dibom

Sebagian orang tua bahkan sampai pasrah menuliskan nama anak-anak mereka di masing-masing anggota badan seperti tangan, kaki, hingga perut dengan tinta hitam. Hal itu dilakukan warga Gaza untuk mempermudah mengidentifikasi jasad mereka ketika terkena gempuran bombardir Israel.

Oct 29, 2023 - 19:23
Ya Allah! Anak-anak Gaza Tulis Nama di Perut Agar Dikenali jika Tewas Dibom

NUSADAILY.COM – JALUR GAZA – Kehidupan warga di Jalur Gaza Palestina semakin dihantui ketakutan sejak perang kembali pecah antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober lalu.

Empat pekan terakhir, Jalur Gaza terus diberondong gempuran bom dan roket dari Israel sebagai balasan atas serangan yang dilancarkan Hamas terhadap negaranya.

Sejak 7 Oktober lalu, peperangan telah menewaskan 4.650 orang dan melukai 14.245 orang di Gaza.

Kepala Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Martir Al Aqsa Gaza, Dr Abdul Rahman Al Masri, mengatakan situasi saat ini memicu keputusasaan di antara warga di sana.

Sebagian orang tua bahkan sampai pasrah menuliskan nama anak-anak mereka di masing-masing anggota badan seperti tangan, kaki, hingga perut dengan tinta hitam.

Hal itu dilakukan warga Gaza untuk mempermudah mengidentifikasi jasad mereka ketika terkena gempuran bombardir Israel.

"Kami menerima banyak kasus di mana para orang tua menulis nama anak-anak mereka pada kaki hingga perut masing-masing," kata Al Masri, kepada CNN.

Al Masri menuturkan para orang tua khawatir lantaran "apa pun bisa terjadi" saat ini dan takut tidak ada orang yang bisa mengidentifikasi anak-anak mereka ketika hal buruk terjadi.

"Ini artinya bahwa mereka (warga Gaza) sudah pasrah dan merasa menjadi target serangan Israel kapan saja yang bisa membuat mereka terluka hingga kehilangan nyawa," ucap Al Masri.

Peperangan pun tampaknya belum akan berakhir dalam waktu dekat sebab Israel membantah soal negosiasi gencatan senjata. Pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu bahkan tengah mempersiapkan invasi darat ke Jalur Gaza.

Saat ini, Israel juga terus meningkatkan gempuran udara ke Jalur Gaza. Seorang petugas di RS Martir Al Aqsa menuturkan bahwa pihaknya telah menerima lebih dari 200 jasad korban gempuran Israel selama 48 jam terakhir.

"Apa yang kami perhatikan saat ini adalah banyak orang tua menuliskan nama anak-anak mereka di kaki mereka sehingga mereka dapat diidentifikasi jika menjadi korban serangan udara dan jika mereka tersesat. Ini adalah fenomena baru yang baru saja dimulai di Gaza," ucap petugas itu.

"Banyak anak-anak yang hilang, banyak (jasad) juga yang sampai di sini dengan tulang patah atau putus...dan tidak mungkin untuk mengidentifikasi mereka, hanya melalui tulisan itulah mereka dapat diidentifikasi," paparnya menambahkan.

Lebih dari 300 orang mencari bantuan di Rumah Sakit Martir Al Aqsa yang terletak di Deir el-Balah, Gaza, ini setelah Israel membombardir lingkungan sekitar selama akhir pekan.

Situasinya telah menjadi "bencana besar," kata Direktur Jenderal RS Martir Al Aqsa, Dr. Iyad Issa Abu Zaher.

"Mustahil bagi rumah sakit mana pun di dunia untuk menerima jumlah korban luka sebanyak ini. Tidak ada ruangan atau tempat tidur rumah sakit untuk cedera ini. Yang terluka berada di depan pintu ruang ruang operasi dan saling bertumpukan, masing-masing menunggu giliran untuk dioperasi," keluhnya.

Pakai 'Bom Sengat Baja' Gempur Hamas

Kengerian kian terasa usai Militer Israel mulai menggunakan bom mortir "sengat baja" atau Steel Sting untuk melawan kelompok Hamas Palestina di Jalur Gaza.

Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Force/IDF) mengatakan "unit komando militer Magellan bekerja sama dengan Angkatan Udara menumpas puluhan teroris dengan menggunakan berbagai senjata, termasuk bom mortif inovatif dan akurat yang disebut 'Steel Sting'."

"Lebih dari 10 bom (Steel Sting) pertama dan mematikan ditembakkan ke wilayah sekitar Gaza dan di sektor utara," bunyi pernyataan IDF pada Minggu (22/10).

Pasukan IDF menggunakan bom ini untuk menyerang posisi Hamas "yang menjadi tempat melancarkan serangan ke Israel."

IDF juga merilis sebuah video yang menunjukkan penggunaan bom tersebut.

"Kami menggunakannya untuk pertama kalinya dalam perang ini," kata seorang kapten di unit komando militer Magellan menurut pernyataan IDF.

IDF menuturkan penggunaan Steel Sting ini memungkinkan pasukannya menetralisir ancaman musuh dengan presisi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bom jenis lainnya.

"Kami tidak menembak dan menebak-nebak apakah mengenai sasaran, tapi kami tahu bahwa kami telah memusnahkan ancaman tersebut," ucap IDF seperti dikutip CNN.

Dalam video yang dirilis IDF, bom mortir Steel Sting berukuran 120 mm terlihat menghancurkan peluncur roket Hamas di Gaza.

Bom Sengat Baja ini dilengkapi dengan panduan laser dan GPS sehingga memiliki akurasi yang jauh lebih presisi. Bom ini memiliki jangkauan 1-12 kilometer.

Bom Steel Sting dikembangkan oleh Elbit Systems dan pertama kali diungkapkan Israel pada 2021.

Menurut Jerusalem Post, bom mortir jenis ini dirancang untuk digunakan di medan terbuka dan lingkungan perkotaan. Dengan sistem GPS dan penargetan yang lebih akurat, bom ini disebut mampu mengurangi risiko salah sasaran dan mengurangi kemungkinan menyasar non-kombatan seperti warga sipil.

"Penggunaan operasionalnya akan merevolusi peperangan darat dan melengkapi batalion dengan senjata organik, akurat, dan efektif," Elbit Systems, yang mengembangkan sistem tersebut, mengatakan dalam rilis berita tahun 2021.

Perang antara Hamas vs Israel yang pecah sejak 7 Oktober lalu belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Militer Israel bahkan tengah bersiap melancarkan invasi darat ke Jalur Gaza demi menumpas Hamas.

Meski invasi belum berjalan, militer Israel telah meningkatkan gempuran ke Jalur Gaza selama akhir pekan. Kementerian Kesehatan di Gaza menuturkan sebanyak 436 orang tewas akibat gempuran Israel selama Sabtu-Minggu malam kemarin.(han)