Trump-Biden Resmi Akan Bertarung Lagi di Pilpres 2024 AS

"Para pemilih sekarang punya pilihan untuk menentukan masa depan negara ini. Apakah kita akan berdiri dan membela demokrasi atau membiarkan orang lain meruntuhkannya? Akankah kita mengembalikan hak untuk memilih dan melindungi kebebasan kita atau membiarkan ekstremis merampasnya pergi?" kata Biden, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (13/3).

Mar 14, 2024 - 04:34
Trump-Biden Resmi Akan Bertarung Lagi di Pilpres 2024 AS

NUSADAILY.CO.ID - WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump resmi bakal kembali bertarung memperebutkan pucuk kekuasaan pada November mendatang.

Berdasarkan hasil pemilu pendahuluan di sejumlah negara bagian, Biden berhasil meraup suara yang cukup untuk menjadi kandidat resmi calon presiden (capres) AS dari Partai Demokrat. Biden setidaknya butuh 1.968 delegasi untuk memenangkan nominasi.

Presiden 81 tahun itu akhirnya berhasil melampaui angka tersebut pada Selasa (12/3) malam ketika hasil perhitungan keluar dari Georgia. Hasil perhitungan dengan suara yang memuaskan juga datang dari Mississippi.

Beberapa jam setelahnya, Trump dikabarkan sukses meraih 1.215 delegasi. Jumlah ini merupakan syarat bagi Trump untuk mengamankan posisinya sebagai kandidat dari Partai Republik.

"Para pemilih sekarang punya pilihan untuk menentukan masa depan negara ini. Apakah kita akan berdiri dan membela demokrasi atau membiarkan orang lain meruntuhkannya? Akankah kita mengembalikan hak untuk memilih dan melindungi kebebasan kita atau membiarkan ekstremis merampasnya pergi?" kata Biden, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (13/3).

Pada Jumat di Roma, Georgia, Trump menyerukan lagi klaimnya bahwa pemilu 2020 lalu diliputi kecurangan. Dia juga menuding pengacara Fulton County, Fani Willis, mengadilinya karena alasan politis.

Eks presiden berusia 77 tahun itu bahkan menyerang Biden karena gagal membendung arus migran di perbatasan selatan AS. Trump berniat menggunakan isu ini sebagai prioritas kampanyenya mengalahkan Biden.

Pertarungan kembali presiden AS terakhir kali terjadi pada 1956. Saat itu, Presiden Partai Republik Dwight Eisenhower mengalahkan mantan Gubernur Illinois Adlai Stevenson, seorang Demokrat, untuk kedua kalinya.

Tahun ini, para pemilih tidak antusias-antusias amat untuk merasakan lagi suasana pemilu 2020 lalu yang panas. Jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan Biden dan Trump tak lagi populer di kalangan mayoritas pemilih.

Berbagai dakwaan kriminal yang diajukan kepada Trump dapat membahayakan posisinya di kalangan pemilih pinggiran kota, yang rata-rata berpendidikan tinggi. Trump saat ini menghadapi 91 dakwaan kejahatan dalam empat dakwaan terpisah.

Sementara itu, Biden mulai disangsikan karena para pemilih merasa ia terlalu tua untuk memerintah negara. Biden juga tak lagi menggiurkan karena kegagalannya mengatasi krisis di perbatasan AS-Meksiko.(han)