Tiongkok Gelar Patroli Angkatan Laut dan Udara di Laut China Selatan

Kapal perang Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) berada di Laut China Selatan pada Kamis 4 Januari 2024. Mereka melakukan latihan tandingan di perairan yang disengketakan di tengah meningkatnya ketegangan yang melibatkan sekutu AS, Filipina.

Jan 5, 2024 - 06:01
Tiongkok Gelar Patroli Angkatan Laut dan Udara di Laut China Selatan

NUSADAILY.COM – BEIJING - Kapal perang Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) berada di Laut China Selatan pada Kamis 4 Januari 2024. Mereka melakukan latihan tandingan di perairan yang disengketakan di tengah meningkatnya ketegangan yang melibatkan sekutu AS, Filipina.

Dilansir dari medcom.id,  Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) sehari sebelumnya mengatakan, pengerahan angkatan laut dan udaranya selama dua hari, yang dijadwalkan berakhir hari ini, sedang melakukan "patroli rutin" di laut.

 Pernyataan itu tidak menyebutkan di mana tepatnya patroli itu dilakukan atau memberikan rincian spesifik mengenai tujuan latihan tersebut. Latihan tersebut terjadi ketika Amerika Serikat mengatakan kelompok penyerang kapal induk yang dipimpin oleh USS Carl Vinson sedang melakukan latihan selama dua hari dengan Angkatan Laut Filipina.

 Beijing mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan dan mengabaikan keputusan pengadilan internasional yang menyatakan pernyataannya tidak memiliki dasar hukum. Negara ini mengerahkan perahu untuk berpatroli di jalur air yang sibuk dan telah membangun pulau-pulau buatan yang telah dimiliterisasi untuk memperkuat klaimnya.

Meskipun Tiongkok biasanya menggunakan penjaga pantainya untuk menegakkan klaimnya di wilayah tersebut, latihan militer bukanlah hal yang jarang terjadi, dengan Angkatan Laut Tiongkok yang melakukan latihan ‘rutin’ pada akhir November.

Namun latihan minggu ini menyusul ketegangan yang terjadi selama sebulan antara Tiongkok dan Filipina di kawasan terumbu karang yang disengketakan di wilayah tersebut. Ketegangan itu mengakibatkan tabrakan antara kapal-kapal dari kedua negara dan kapal-kapal Tiongkok yang menembakkan meriam air ke kapal-kapal Filipina.

Seorang pakar mengatakan kepada AFP bahwa Beijing berupaya mengubah Laut China Selatan "menjadi jalur air yang dikuasai Tiongkok dan titik strategis bagi negara-negara lain".

 “Laut China Selatan menjadi zona pertahanan utama bagi Tiongkok,” kata Michael Raska, asisten profesor dan pakar militer Nanyang Technological University, Singapura.

 “Beijing juga menggunakan wilayah tersebut untuk menguji pengintaian dan pengawasan,” ucap Raska, sehingga memperdalam kemampuannya untuk “memproyeksikan kehadiran dan pengaruh di laut”.

Tiongkok pada minggu ini menegaskan bahwa Filipina adalah pihak yang harus disalahkan atas meningkatnya ketegangan, dan kementerian luar negeri mengatakan Manila telah "mengingkari kata-katanya, berubah kebijakannya, melanggar kedaulatan Tiongkok dan melakukan provokasi berulang kali serta memicu situasi yang rumit”.

“Tiongkok akan mengambil tindakan tegas terhadap setiap pelanggaran terhadap kedaulatan dan provokasi kami, dan dengan tegas menjaga kedaulatan teritorial serta hak dan kepentingan maritim kami,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning pada konferensi pers 29 Desember lalu.

Latihan minggu ini juga dilakukan setelah penunjukan Dong Jun –,mantan kepala angkatan laut dan wakil komandan Komando Teater Selatan,– sebagai menteri pertahanan Beijing.

Sheena Chestnut Greitens, pakar politik Tiongkok, mengatakan kepada AFP bahwa latar belakang Dong di "bidang penting ketegangan militer" dan sebagai pejabat angkatan laut mungkin berperan dalam promosinya.

“Dia memiliki pengalaman operasional dan latar belakang dalam tantangan yang ditimbulkan oleh Taiwan, Laut China Selatan, dan Laut China Timur,” pungkas Greitens.(*)