Tentara Bayaran Wagner Group Pernah Beroperasi di Asia

Wagner Group pun ternyata tidak hanya aktif di Ukraina, namun juga hadir di banyak negara lain termasuk Suriah dan Mali. Para pengamat meyakini, Wagner Group kemungkinan besar aktif di lebih dari 30 negara di seluruh dunia.

Jun 30, 2023 - 03:16
Tentara Bayaran Wagner Group Pernah Beroperasi di  Asia

NUSADAILY.COM – MOSKOW – Ternyata, tentara bayaran Wagner Group juga pernah bercokol di Asia. Wagner terus menjadi sorotan usai upaya pemberontakan yang dilakukan terhadap militer Rusia akhir pekan lalu.

Pasukan Wagner dan bosnya Yevgeny Prigozhin menggeruduk kota Rostov di Rusia, karena menuding Kremlin menyerang kamp kelompok tentara bayaran tersebut.

Mereka bahkan mengancam akan mengirim pasukan ke Moskow, untuk menggulingkan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.

Upaya 'kudeta' Wagner cukup mengejutkan dunia dan mengguncang pemerintahan Presiden Vladimir Putin, lantaran selama ini Wagner adalah kelompok tentara bayaran yang berperang bagi Rusia saat menginvasi Ukraina.

Wagner Group pun ternyata tidak hanya aktif di Ukraina, namun juga hadir di banyak negara lain termasuk Suriah dan Mali.

Para pengamat meyakini, Wagner Group kemungkinan besar aktif di lebih dari 30 negara di seluruh dunia. Berikut ulasannya mengutip DW.

Eropa

Sejak awal perang Ukraina, Wagner Group sering muncul dalam pemberitaan utama. Organisasi ini pertama kali muncul tahun 2014, di wilayah Donbas Ukraina, di mana mereka mendukung separatis pro-Rusia.

Sejak saat itu, Wagner terus berkembang. Prigozhin sendiri belakangan ini mengaku memiliki 25 ribu pasukan. Mereka secara aktif merekrut narapidana dari penjara bahkan eks anggota militer Rusia yang dipermalukan.

Afrika

Wagner Group sangat aktif di Afrika untuk kepentingan Rusia. Mereka diduga terlibat dalam ekstraksi bahan mentah, ikut campur dalam demokrasi, bahkan melakukan kampanye hitam di sana.

Sudan dianggap sebagai salah satu negara Afrika yang paling dipengaruhi Rusia. Wagner aktif di Sudan selama bertahun-tahun dan mendukung pemerintahan militer Sudan.

Pengamat mengatakan tujuan utama Wagner Group di Sudan adalah untuk mengamankan akses Rusia ke bahan mentah berharga seperti emas, mangan, silikon dan uranium.

"Yevgeny Prigozhin dan jaringannya mengeksploitasi sumber daya alam Sudan untuk keuntungan pribadi dan menyebarkan pengaruh jahat ke seluruh dunia," kata mantan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada tahun 2020.

Sementara itu di Mali, Wagner bekerja sama dengan penguasa militer yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta tahun 2021.

Amerika Latin

Menurut kantor berita Reuters, Wagner berada di Caracas pada 2019 untuk menjamin keamanan Presiden Venezuela Nicolas Maduro yang kala itu tengah mengalami gelombang protes.
Wagner juga melatih unit-unit tempur elit di Venezuela. Venezuela dan Rusia sendiri memang punya hubungan dekat, baik militer maupun ekonomi selama bertahun-tahun.

Asia
Berdasarkan analisis berbagai lembaga think tank, Wagner Group juga aktif di Asia,

Menurut laporan konsultan Ukraina, Molfar, ada beberapa perusahaan militer swasta yang bekerja di Sri Lanka. Penyelidikan menemukan ada hubungan antara Rusia yang bekerja untuk perusahaan militer swasta, yang berbasis di negara-negara seperti Sri Lanka. Namun jaringan koneksi ini cukup rumit.

Timur Tengah

Wagner Group pertama kali dikonfirmasi berada di Suriah pada akhir 2015, setelah beberapa anggota mereka diidentifikasi terbunuh oleh milisi anti-pemerintah.

Namun sejak dimulainya perang di Ukraina dan konflik Suriah yang menemui jalan buntu, para pejuang termasuk Wagner Group telah ditarik keluar dari Suriah.

Selain di Suriah, Wagner Group juga bertindak sebagai kekuatan mandiri di Libya. Mereka mendukung satu pihak dalam konflik yang sedang berlangsung di negara itu.

Sejak 2014, setelah diktator Muammar Gaddafi digulingkan dalam sebuah revolusi, Libya secara efektif terpecah menjadi dua. Ada pemerintah lawan yang terletak di timur dan barat negara itu.

Pejuang Grup Wagner diperkirakan telah berada di Libya sejak 2014 dan ditugaskan untuk mendukung pemerintah yang berbasis di timur dan kepala de-factonya, mantan panglima perang Libya Khalifa Hifter dengan tugas-tugas seperti keamanan dan pelatihan.(han)