Songsong Hari Pangan Sedunia, Ini Yang Dilakukan Pemkab Magetan

"Capaian indeks ketahanan pangan di tahun 2022 Magetan sebesar 86,36 menduduki urutan kedua se-Jawa Timur dan urutan sembilan secara Nasional. Jadi khusus untuk Magetan aman. Tetapi kita tidak boleh hanya untuk mengamankan diri sendiri karena kita juga bagian dari Indonesia," kata Bupati Suprawoto.

Sep 17, 2023 - 02:54
Songsong Hari Pangan Sedunia, Ini Yang Dilakukan Pemkab Magetan
Bupati Magetan Suprawoto tanda tangani kesepakan kerjasama dengan dengan UNS Surakarta. Adopsi difusi teknologi kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi di kebun bunga Refugia. Sabtu (16/09/2023).

NUSADAILY.COM - MAGETAN - Menyongsong Hari Pangan Sedunia tanggal 16 Oktober 2023 mendatang. Pemkab Magetan melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) setempat mengelar sarasehan bertema Water is Life, Water is Food di Kebun Bunga Refugia Plaosan. Sabtu (16/09/2023).

 

Disampaikan Kadis TPHPKP Magetan Uswatul Chasanah jija menyongsong hari pangan sedunia dilaksanakan selama tiga hari. Mulai hari Jumat 15 hingga hari Minggu 17 September 2023.

 

Acara ini menurut Ana bekerjasama dengan komunitas perupa Magetan. Pada hari pertama telah dilaksanakan lomba mewarnai untuk tingkat anak TK dan diikuti sebanyak 200 siswa dengan tema pangan.

 

"Kemudian ada lomba melukis poster setingkat SMP diikuti oleh 46 siswa dengan tema Stop Boros Pangan. Beberapa karya terbaik telah kita berikan penghargaan hari ini," paparnya.

 

Hari ini, lanjut Ana, DTPHPKP berkolaborasi dengan dengan komunitas hidroponik se- Jatim. Kopdar hidroponik se-Jawa Timur dan Nasional dengan peserta sebanyak 200 orang.

 

"Ada juga sarasehan dengan tema Membangun Kampung  Edukasi Wisata Pangan Mandiri, serta diskusi Pertanian. Kolaborasi dengan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Kemudian peresmian media pembelajaran Adopsi Difusi Teknologi Kendaraan Listrik dan Sistem Penyimpanan Energi di Kebun Refugia," jelasnya.

 

Terakhir, besok akan dilaksanakan Talkshow tentang Energi Terbarukan bersama pakar dari UNS, dan lomba esai serta diadakan pula lomba pameran kendaraan listrik dan soft launching media pembelajaran.

 

"Untuk mendukung acara tersebut, Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim juga turut  menghadirkan anak - anak SMK. Harapannya, mampu meningkatkan minat profesi petani di kalangan pemuda," pungkasnya.

 

Sementara itu, Bupati Magetan Suprawoto mengapresiasi langkah DTPHPKP dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia, tidak hanya sekedar memperingati tetapi mencoba dari diri sendiri.

 

" Ya karena apabila benar benar terjadi krisis pangan, Indonesia termasuk negara yang tidak siap. Maka sebab itu kita memperingati hari pangan ini sebaiknya dengan makna yang dalam," kata Suprawoto.

 

Kang Woto, sapaan akrab bupati juga mengatakan ada beberapa indikator yang bisa digunakan untuk melihat ketahanan pangan dalam satu wilayah, diantaranya indeks ketahanan pangan dan skor Pola Pangan Harapan (PPH).

 

"Capaian indeks ketahanan pangan di tahun 2022 Magetan sebesar 86,36 menduduki urutan kedua se-Jawa Timur dan urutan sembilan secara Nasional. Jadi khusus untuk Magetan aman. Tetapi kita tidak boleh hanya untuk mengamankan diri sendiri  karena kita juga bagian dari Indonesia," paparnya.

 

Dalam kesempatan tersebut bupati juga menyinggung perkembangan 2 tahun terakhir tentang kebijakan pemerintah pusat untuk mengurangi pupuk bersubsidi yang berdampak pada biaya produksi petani.

 

"Namun kondisi tersebut terobati dengan harga gabah yang saat ini diatas harga yang ditetapkan pemerintah yaitu Rp 5 ribu per kilogram. Bahkan harga di petani sempat menyentuh Rp7.200 per kilogram," ungkapnya.

 

"Kondisi harga tinggi tentu harus terkendalikan, tidak boleh terlalu melambung. Beras merupakan komoditi pokok yang berkaitan erat dengan stabilitas negara," imbuhnya.

 

Menurut Kang Woto, apabila harga beras terlalu tinggi akan berdampak pada inflasi dan memberatkan masyarakat.

 

"Dengan adanya acara Kopdar ini semoga bisa memotivasi anak muda untuk menjadi petani. Pasalnya saat ini minat anak muda terjun di dunia pertanian masih minim," pungkasnya.(nto/wan).