Para Ilmuwan Temukan Sumber Air Raksasa 700 Km di Bawah Permukaan Bumi

Melansir Times of India, Selasa (9/4/2024), sumber air bawah tanah tersebut diduga berukuran raksasa. Bahkan, diprediksi ukurannya tiga kali lebih besar dari seluruh lautan di bumi.

Apr 9, 2024 - 10:15
Para Ilmuwan Temukan Sumber Air Raksasa 700 Km di Bawah Permukaan Bumi

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Secara mengejutkan samudra raksasa sangat besar ditemukan. Lokasinya jauh di bawah permukaan bumi.

Sejumlah ilmuwan dari Northwestern University di Evanston, Illinois, menemukan samudra bawah tanah yang berada di sekitar 700 km dari permukaan bumi.

Melansir Times of India, Selasa (9/4/2024), sumber air bawah tanah tersebut diduga berukuran raksasa. Bahkan, diprediksi ukurannya tiga kali lebih besar dari seluruh lautan di bumi.

Dalam pencarian untuk menemukan sumber air di bumi, mereka menemukan samudra yang tersembunyi jauh di dalam mantel bumi. Terkunci di dalam ringwoodite, batuan berwarna biru, samudra tersembunyi itu bisa merevisi pemahaman manusia tentang dari mana air di bumi berasal.

Besarnya samudra tersembunyi mendorong evaluasi ulang terhadap siklus air bumi. Jika hal ini terbukti, mungkin gagasan mengenai air di lautan bumi berasal dari air di inti bumi akan populer.

Upaya ilmiah di balik pengungkapan itu dipimpin peneliti di Northwestern University, Steven Jacobsen.

"Ini merupakan bukti signifikan yang mendukung gagasan bahwa air bumi berasal dari dalam bumi," kata Jacobsen.

Untuk menemukan keberadaan samudra bawah tanah ini, diperlukan penyebaran jaringan yang luas dari 2 ribu seismograf di seluruh Amerika Serikat. Instrumen itu secara metodis menganalisis gelombang seismik yang dihasilkan oleh lebih dari 500 gempa bumi.

Ketika gelombang melintasi kedalaman bagian dalam bumi, termasuk intinya, gelombang-gelombang itu melambat ketika bertemu dengan batuan yang lembab. Itu juga yang menandakan keberadaan reservoir air yang luas.

Jacobsen menerangkan pentingnya penahan air di dalam bumi. Itu untuk menjaga air tetap di bawah permukaan bumi. Karena, jika tidak, akan banyak air di permukaan bumi yang membanjiri dataran saat ini.

Dengan adanya penemuan terobosan ini, para peneliti sangat ingin mengumpulkan data seismik tambahan secara global untuk memastikan prevalensi pencairan mantel bumi. Temuan mereka menjanjikan revolusi pemahaman kita tentang siklus air di Bumi, menawarkan perspektif baru tentang salah satu proses fundamental planet ini.(wan)