Nasib Capres Dimata Lembaga Survei, Beda Lembaga Beda Hasil, Kok Bisa?
Nama Prabowo unggul dalam empat simulasi survei capres yang dirilis LSI. Sementara, Ganjar dan Anies konsisten menyusul di peringkat kedua dan ketiga. Hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan tingkat elektabilitas Ganjar Pranowo lebih tinggi dibandingkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan pada pemilik HP atau telepon seluler (ponsel).
NUSADAILY.COM – JAKARTA - Hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) mencatat elektabilitas Prabowo Subianto selalu unggul dalam bursa capres potensial dibanding nama-nama lain, seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Nama Prabowo unggul dalam empat simulasi survei capres yang dirilis LSI. Sementara, Ganjar dan Anies konsisten menyusul di peringkat kedua dan ketiga.
"Top of mind, pada 12-17 April kami menemukan data pilihan top of mind paling tinggi ada di Pak Prabowo Subianto disusul oleh Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan," ucap Direktur Eksekutip LSI, Djayadi Hanan dalam paparannya, Rabu (3/5).
Dalam simulasi top of mind, Prabowo unggul dengan elektabilitas mencapai 18,3 persen. Disusul Ganjar dengan 16,2 persen, dan Anies 13,1 persen. Di bawah ketiganya ada Joko Widodo dengan 6,8 persen, dan Ridwan Kamil 1,8 persen.
Kemudian dalam simulasi 34 nama, Prabowo juga unggul dengan elektabilitas sebesar 26,5 persen, Ganjar 24,9 persen, dan Anies 19,8 persen.
"Simulasi 34 nama semi terbuka dan boleh menyebutkan nama lainnya, Prabowo paling tinggi 26,5 persen, kemudian Ganjar 24,9 persen, Anies 19,8 persen, nama lain jauh lebih rendah, belum menjawab 9 persen," ucap Djayadi.
Sementara, dalam simulasi ketiga, yakni dengan 10 nama, Prabowo unggul dengan elektabilitas 28,3 persen. Lalu Ganjar 27,3 persen, dan Anies 21 persen. Elektabilitas Prabowo dalam simulasi ini menyalib Ganjar merunut hasil survei sebelumnya.
Elektabilitas Prabowo naik sekitar 10 persen dari semula 18,8 persen pada Februari lalu. Angka kenaikannya melebihi Ganjar yang pada survei sebelumnya di angka 26,9 persen atau hanya naik kurang dari satu persen menjadi 27,3 persen.
Sementara pada simulasi terakhir dengan empat nama, Prabowo juga unggul dengan 33,1 persen, Ganjar 31,8 persen, Anies 25,3 persen, dan Puan Maharani 2,2 persen.
Survei LSI dilakukan pada 12-17 April, terhadap 1.220 responden menggunakan wawancara tatap muka. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error survei adalah +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sementara, survei Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas Ganjar Pranowo masih berada di urutan teratas kendati sempat menurun pasca huru-hara Piala Dunia U-20. Prabowo Subianto mengalami kenaikan, dan Anies Baswedan ikut menurun.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan kendati Prabowo meningkat, namun masih belum bisa menyaingi elektabilitas Ganjar. Ia menilai yang mempengaruhi survei periode 11-17 April ini adalah approval rating Presiden Joko Widodo.
Dalam simulasi tiga nama calon presiden (Capres) 2024, suara Ganjar masih tertinggi dengan 34 persen. Disusul Prabowo 31,7 persen; Anies 25,2 persen; dan 9,1 persen lainnya tidak tahu atau tidak menjawab.
"Sementara pada simulasi Cawapres, tampak dukungan terhadap Ridwan Kamil mengalami penurunan, ET mengalami peningkatan, dan terhadap sejumlah nama lain tampak tidak banyak mengalami perubahan," katanya, Minggu (26/3).
Adapun temuan survei nasional ini dilakukan selama periode 11-17 April 2023. Responden survei merupakan WNI berusia 17 tahun ke atas yang memiliki hak pilih pada Pemilu.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.220 orang. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Kemudian ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun dalam survei ini, responden terpilih diwawancarai secara tatap muka.
Survei SMRC: Elektabilitas Ganjar Ungguli Prabowo-Anies
Hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan tingkat elektabilitas Ganjar Pranowo lebih tinggi dibandingkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan pada pemilik HP atau telepon seluler (ponsel).
Survei dilakukan pada para pemilik HP atau telepon sululer (ponsel) karena SMRC menilai para pemilik HP ini adalah pemilih kritis.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani dalam keterangan tertulis mengatakan Pemilih kritis adalah pemilih yang memiliki akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena memiliki ponsel sehingga dapat mengakses internet untuk mencari berita sosial politik.
"Bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik," kata Deni.
Menurutnya, para pemilih ini juga umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal diperkotaan. Mereka juga cenderung lebih bisa mempengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya.
"Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80%. Karena itu, survei ini tidak mencerminkan populasi pemilih nasional 100%," katanya.
Hasil survei para pemilik HP ini, Ganjar mendapat elektabilitas 20,8 persen, Prabowo 15,8 persen dan Anies 11,4 persen.
Deni mengatakan survei ini dilakukan pada 25 hingga 28 April 2023.
Deni melanjutkan elektabilitas tiga calon presiden ini dalam tiga tahun terakhir cukup dinamis. Misalnya pada 2020, Prabowo terlihat paling kuat.
Kemudian, pada 2021 sampai akhir 2022, Ganjar menjadi paling kuat. Selanjutnya mulai awal 2023, Prabowo kembali menguat, menggeser posisi nomor dua Anies, sejak Presiden Joko Widodo secara terbuka mendukung Prabowo.
Puncak dukungan pada Prabowo terjadi usai keputusan FIFA membatalkan pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Saat itu Prabowo mendapat dukungan 18,3 persen.
Sementara, Ganjar yang menolak kehadiran tim Israel dan berpengaruh pada batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia elektabilitasnya sempat terjun bebas menjadi 13 persen dari 16,2 persen.
Namun, elektabilitas Ganjar mulai pulih dan menguat signifikan usai pengumuman sebagai calon presiden oleh PDIP. Sejak keputusan FIFA hingga pasca pengumuman PDIP, Ganjar mengalami pemulihan berarti dari 13 persen menjadi 20.8 persen atau naik 7,8 persen.
Sampel survei dipilih melalui metode random digit dialing (RDD).
Menurutnya, RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1021 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, divalidasi, dan di-screening.
Validasi dan screening dilakukan untuk memastikan pemilik nomor telepon terpilih adalah warga negara Indonesia dan telah memiliki hak pilih (berumur 17 tahun plus atau sudah menikah).
Margin of error survei sekitar ±3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
Sementara itu, dalam Survei Poltracking Indonesia periode 9-15 April 2023, Prabowo Subianto menempati posisi teratas sebagai calon presiden dengan elektabilitas tertinggi.
Dalam survei dengan simulasi 20 nama itu, Prabowo memperoleh elektabilitas 28,8 persen. Di urutan kedua ada Ganjar Pranowo dengan elektabilitas sebesar 27,5 persen. Kemudian, Anies Baswedan yang jadi bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan menempati posisi ketiga dengan elektabilitas 19,3 persen.
Kemudian, ada pula nama seperti Ridwan Kamil (3 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (2,8 persen), hingga Erick Thohir (2,3 persen).
Survei Indikator: Tren Elektabilitas Ganjar Menurun, Prabowo Naik
Sementara, Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas Pilpres 2024 Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masih teratas kendati sempat menurun pasca hura-hara Piala Dunia U-20. Sementara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengalami kenaikan, dan Anies Baswedan ikut menurun.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menambahkan kendati Prabowo meningkat, namun masih belum bisa menyaingi elektabilitas Ganjar. Ia menilai yang mempengaruhi survei periode 11-17 April ini adalah approval rating Presiden Joko Widodo.
Dalam simulasi tiga nama calon presiden (Capres) 2024, suara Ganjar masih tertinggi dengan 34 persen. Disusul Prabowo 31,7 persen; Anies 25,2 persen; dan 9,1 persen lainnya tidak tahu atau tidak menjawab.
"Artinya tiga nama ini tidak ada yang menang dalam satu putaran. Apakah mas Anies tren penurunannya itu membuat kansnya hilang? belum tentu. Kita harus menunggu lebih sabar karena masih ada 10 bulan ke depan," kata Burhanuddin dalam acara daring, Minggu (30/4).
Apabila melihat grafik survei Indikator politik dalam enam bulan terakhir, elektabilitas Ganjar yakni 35,1 persen pada Oktober 2022. Kemudian turun menjadi 33,9 pada November 2022; naik menjadi 35,8 persen pada Desember 2022; naik jadi 37,4 pada Februari 2023, turun menjadi 36,8 pada Maret 2023, dan kembali turun menjadi 34 persen pada April 2023.
Sementara Prabowo 26,3 persen pada Oktober 2022. Kemudian turun menjadi 23,9 persen pada November 2022; naik menjadi 26,7 persen pada Desember 2023. Lalu turun pada Februari 2023 menjadi 24,1 persen, naik menjadi 27 persen pada Maret 2023, dan kembali naik menjadi 31,7 persen pada April 2023.
Sedangkan Anies mendapatkan 28,3 persen pada Oktober 2022 dan mengalami kenaikan signifikan menjadi 32,2 persen pada November 2022. Kemudian turun menjadi 28,3 persen pada Desember 2022; naik menjadi 29,4 persen pada Februari 2023, turun menjadi 26,8 persen pada Maret 2023, dan kembali turun pada April 2023 dengan 25,2 persen.
"Polanya semua konsisten ya, Ganjar turun, Anies Turun, Prabowo naik. Pola evaluasi atas kinerja presiden lebih mirip dengan pola dukungan Ganjar hingga Maret 2023," ujar Burhanuddin.
"Berkebalikan dengan pola dukungan Anies, dan dalam dua bulan terakhir pola dukungan Prabowo cenderung mengikuti pola kepuasan atas kinerja presiden," imbuhnya.
Adapun temuan survei nasional ini dilakukan selama periode 11-17 April 2023. Responden survei merupakan WNI berusia 17 tahun ke atas yang memiliki hak pilih pada Pemilu.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.220 orang. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Kemudian ukuran sampel 1.220 responden memiliki tolerasi kesalahan atau margin of error sekitar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun dalam survei ini, responden terpilih diwawancarai secara tatap muka.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor, dengan kembali mendatangi responden terpilih atau spot check. Dalam quality control ini, Indikator Politik Indonesia mengklaim tidak ditemukan kesalahan berarti.(han)