Massa Partai Buruh Geruduk MK-Istana Besok, Cek Pengalihan Arus Lalinnya
Rencananya, kata Said, kedatangan mereka akan disambut oleh puluhan ribu buruh yang telah menunggu di depan Istana dan Gedung MK besok.
NUSADAILY.COM – JAKARTA – Massa dari Partai Buruh akan menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Kepresidenan Jakarta dan Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, pada Rabu (9/8) besok.
Massa menuntut UU Cipta Kerja dicabut serta menuntut agar pemerintah menaikkan upah sebesar 15 persen pada 2024.
"Ketiga, cabut presidential threshold 20 persen menjadi 0 persen. Keempat, revisi parliamentary threshold 4 persen. Kelima, cabut UU Kesehatan," kata Ketua Umum Partai Buruh Said Iqbal dalam keterangan tertulis, Selasa (8/8).
"Keenam, wujudkan jaminan sosial JS3H, reforma agraria, dan kedaulatan pangan," imbuhnya.
Massa yang melakukan long march dari Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, telah tiba di Jakarta. Mereka menginap di beberapa kantor Partai Buruh sebelum melanjutkan long march ke titik aksi.
Rencananya, kata Said, kedatangan mereka akan disambut oleh puluhan ribu buruh yang telah menunggu di depan Istana dan Gedung MK besok.
"Tadi pagi sudah melanjutkan perjalanan menuju Posko Orange di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Sebelum kemudian besok pagi tanggal 9 Agustus melanjutkan perjalanan ke Gedung MK dan Istana," ujarnya.
Sementara itu, Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) akan menggelar aksi di Istana Kepresidenan Jakarta dan Gedung MK pada Kamis (10/8).
KASBI yang tergabung dalam aliansi Gebrak juga menuntut agar UU Cipta Kerja dicabut.
"Aksi menuntut kepada presiden, DPR RI dan Mahkamah Konstitusi untuk membatalkan dan mencabut omnibus law UU Nomor 6 tahun 2023 tentang Cipta Kerja dan juga aturan PP turunannya," kata Ketua Umum KASBI Sunarno.
Sunarno memperkirakan sepuluh ribu demonstran dari elemen buruh dan mahasiswa akan mengikuti aksi itu. Menurutnya, aksi juga akan digelar di Semarang, Surabaya, hingga Manado.
Ia mengaku ada larangan dan permusuhan dari Partai Buruh soal aksi tersebut. Namun, Said membantah dan mengatakan perbedaan jadwal aksi dengan Gebrak lantaran keputusan internal.(sir)