Korsel Kerahkan Jet Buntut Pesawat Tempur Tiongkok- Rusia Langgar Wilayah

Militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan bahwa pihaknya mengerahkan jet tempur ketika dua pesawat militer Tiongkok dan empat pesawat militer Rusia memasuki zona pertahanan udaranya. Wilayah udara Korsel lebih luas dari wilayah udara negara tersebut.  

Dec 16, 2023 - 05:35
Korsel Kerahkan Jet Buntut Pesawat Tempur Tiongkok- Rusia Langgar Wilayah

NUSADAILY.COM –SEOUL - Militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan bahwa pihaknya mengerahkan jet tempur ketika dua pesawat militer Tiongkok dan empat pesawat militer Rusia memasuki zona pertahanan udaranya. Wilayah udara Korsel lebih luas dari wilayah udara negara tersebut.

 

“Pesawat Tiongkok dan Rusia masuk dan keluar dari Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea (KADIZ) di Laut Timur, juga dikenal sebagai Laut Jepang, mulai pukul 11:53 hingga 12:10,” ujar Kepala Staf Gabungan Korsel, seperti dikutip AFP, Jumat 15 Desember 2023.

 

“Namun tidak ada invasi wilayah udara,” tambah pihak Korsel.

 

Militer Korea Selatan mengidentifikasi pesawat-pesawat tersebut sebelum mereka memasuki KADIZ, dan mengerahkan jet tempur angkatan udara untuk mengambil tindakan taktis sebagai persiapan menghadapi keadaan darurat.

 

Zona identifikasi pertahanan udara adalah wilayah yang lebih luas daripada wilayah udara suatu negara di mana negara tersebut mencoba mengendalikan pesawat untuk alasan keamanan. Namun konsep ini tidak didefinisikan dalam perjanjian internasional mana pun.

 

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning menggambarkan insiden pada Kamis sebagai “aktivitas penerbangan rutin”.

 

“Sejauh yang saya tahu, menurut saya ini adalah aktivitas penerbangan rutin pesawat militer Tiongkok di atas perairan internasional, yang dapat dimengerti dan sesuai dengan hukum internasional,” kata Mao Ning dalam konferensi pers rutin.

 

Tiongkok dan Rusia adalah sekutu tradisional Korea Utara, dan Washington bulan lalu memperingatkan bahwa hubungan militer antara Pyongyang dan Moskow “meningkat dan berbahaya”.

 

Amerika Serikat telah meminta Beijing –,penyumbang ekonomi terbesar bagi Korea Utara,– untuk menahan Pyongyang.

 

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, pekan lalu bahwa Washington dan sekutunya Seoul dan Tokyo akan ‘membela’ stabilitas di Selat Taiwan. Ini merupakan jalur air sensitif yang memisahkan Taiwan dari Tiongkok.

 

Ketiga sekutu tersebut juga menegaskan kembali komitmen mereka terhadap kebebasan navigasi di Laut China Selatan yang disengketakan.

 

Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan tekanan militer dan politik terhadap Taiwan yang demokratis, yang diklaimnya sebagai wilayahnya.

 

Untuk menegaskan bahwa Selat Taiwan dan Laut China Selatan adalah jalur perairan internasional, Washington dan sekutu Baratnya telah meningkatkan ‘kebebasan navigasi’ penyeberangan oleh kapal angkatan laut, sehingga membuat marah Beijing.

 

Korea Utara yang mempunyai senjata nuklir bulan lalu menempatkan satelit mata-mata militer ke orbit, dan Seoul mengatakan, pihaknya melakukannya dengan bantuan Moskow. Ini merupakan sebagai imbalan atas pasokan senjata untuk digunakan dalam perang Rusia dengan Ukraina.

 

Peluncuran satelit tersebut mematahkan perjanjian militer antar-Korea yang dibuat untuk meredakan ketegangan di semenanjung tersebut, dan kedua negara meningkatkan keamanan di sepanjang zona demiliterisasi yang memisahkan mereka.

 

Pada Juni, Korea Selatan mengerahkan jet tempur sebagai respons terhadap pesawat tempur Tiongkok dan Rusia di dekat wilayah udaranya, ketika kedua negara melakukan patroli angkatan udara bersama di Laut Jepang dan Laut China Timur.

 

Jet militer dari Moskow dan Beijing juga masuk dan keluar dari KADIZ Seoul pada bulan November tahun lalu, sehingga mendorong Korea Selatan untuk mengerahkan jet tempurnya.

 

Mirip dengan kejadian Kamis, tidak ada satupun yang melanggar wilayah udara Korea Selatan saat itu.(*)