Konflik Bersenjata di Sudan, 40 Warga Sipil Tewas

Konflik di Sudan memakan korban warga sipil. Serangan udara di wilayah Darfur, sasaran perang di Sudan menewaskan sedikitnya 40 warga sipil pada Rabu, 13 September 2023. Hal ini diungkap oleh sumber medis ketika kepala misi PBB untuk negara itu mengundurkan diri.

Sep 15, 2023 - 13:36
Konflik Bersenjata di Sudan, 40 Warga Sipil Tewas

NUSADAILY.COM -WAT MADANI - Konflik di Sudan memakan korban warga sipil. Serangan udara di wilayah Darfur, sasaran perang di Sudan menewaskan sedikitnya 40 warga sipil pada Rabu, 13 September 2023. Hal ini diungkap oleh sumber medis ketika kepala misi PBB untuk negara itu mengundurkan diri.

Dilansir dari medcom, sebelum hengkang, Volker Perthes, yang telah mendapat status "persona non grata" oleh pemerintah Sudan sejak bulan Juni sempat memperingatkan Dewan Keamanan PBB akan ancaman perang di Sudan yang semakin parah.

“Sebanyak 40 warga sipil tewas dalam serangan udara yang menghantam dua pasar dan sejumlah lingkungan kota,” kata sumber anonimus kepada AFP.

Sejak pertempuran dimulai pada 15 April antara tentara reguler, yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter yang dipimpin oleh mantan wakil Burhan Mohamed Hamdan Daglo hampir 7.500 orang telah terbunuh, menurut perkiraan organisasi Proyek Data Lokasi & Peristiwa Konflik Bersenjata.

Saksi mata di Nyala telah melaporkan sejak Rabu bahwa serangan udara telah terjadi di dua pasar dan melukai korban ispil di kota terbesar kedua di Sudan.

Wilayah barat Darfur yang menjadi rumah bagi seperempat penduduk Sudan telah mengalami beberapa kerusuhan terburuk dalam perang tersebut sebelum kekerasan meningkat pada bulan lalu.

Menurut PBB, selama 10 hari pada bulan Agustus, lebih dari 50.000 orang meninggalkan kota tersebut.

Pada awal September, mereka yang masih bertahan menantikan eskalasi baru jet tempur angkatan udara yang serangannya sebagian besar terbatas pada ibu kota Khartoum terbang di atas kepala.

Salah seorang saksi kepada AFP mengatakan, bom mereka menghantam pangkalan RSF dan lingkungan perumahan yang mereka tinggali.

Tentara yang menguasai wilayah udara dituduh melakukan penembakan tanpa pandang bulu berulang kali di daerah pemukiman tempat kelompok paramiliter bermarkas, termasuk dengan mengusir pemukiman warga dan merampas hak alih rumah.

Observatorium Konflik Sudan yang didukung AS mengatakan keputusan tentara untuk menempatkan diri mereka di lingkungan dan bangunan yang diduduki warga sipil merupakan potensi pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa

Ia menambahkan bahwa Angkatan Bersenjata Sudan “masih diperlukan untuk memastikan bahwa kerugian sipil diminimalkan terlepas dari apakah suatu target telah dijadikan target militer yang sah.”

Serangan pada hari Rabu terjadi sehari setelah sumber medis melaporkan 17 warga sipil tewas di kota kembar Khartoum, Omdurman. Para saksi menggambarkan serangan itu sebagai penembakan RSF.(*)