Duh! Tentara Cadangan Mogok, Militer Israel Terancam 'Ambruk'

"Pada saat ini, IDF kompeten. (Namun) jika pasukan cadangan tidak bertugas untuk waktu yang lama, akan ada kerusakan pada kompetensi tentara. Ini adalah proses bertahap yang akan terpengaruh sesuai dengan kehadiran pasukan cadangan," kata Hagari kepada wartawan, Selasa (25/7).

Jul 28, 2023 - 01:38
Duh! Tentara Cadangan Mogok, Militer Israel Terancam 'Ambruk'

NUSADAILY.COM – TEL AVIV - Kekuatan militer Israel terancam ambruk setelah semakin banyak tentara cadangan yang enggan bertugas, karena parlemen meloloskan rancangan undang-undang (RUU) pertama yang akan membatasi sistem peradilan di negara itu.

Kepala Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan mogok kerja para tentara cadangan bakal sangat memengaruhi kompetensi salah satu militer terbaik dunia itu. 

"Pada saat ini, IDF kompeten. (Namun) jika pasukan cadangan tidak bertugas untuk waktu yang lama, akan ada kerusakan pada kompetensi tentara. Ini adalah proses bertahap yang akan terpengaruh sesuai dengan kehadiran pasukan cadangan," kata Hagari kepada wartawan, seperti dikutip CNN, Selasa (25/7).

Ancaman mogok massal di tubuh militer seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya di Israel. Militer bahkan sampai memohon-mohon agar pasukan cadangan tetap berada di pos mereka.

Hal itu disampaikan Kepala Staf Umum IDF Herzi Halevi pada Selasa saat bicara kepada pasukan cadangan yang menolak bertugas.

"IDF membutuhkan Anda. Hanya dengan bersama-sama kita akan melindungi rumah kita bersama," kata Halevi.

Nyaris 10 ribu tentara cadangan menyatakan bakal mogok kerja sebelum RUU "kewajaran" diloloskan parlemen pada Senin (24/7). Menurut Hagari, jumlah pasukan yang memutuskan mogok ini pun terus bertambah.

Peneliti senior di The Institute for National Security Studies (INSS) di Tel Aviv, Chuck Freilich, mengatakan Israel saat ini berada di "titik belok" sepanjang sejarah, di mana "langkah-langkah ekstrem mungkin harus diambil" guna mengatasi krisis yang ada.

Freilich menilai keputusan tentara cadangan mogok kerja "adalah hal yang mengerikan bagi IDF" meski di sisi lain tampak "mengagumkan."

Sejak Israel berdiri pada 1948, militer menjadi tulang punggung yang memperkuat eksistensi negara itu, terutama untuk memenangkan sejumlah perang dan konflik.

Pasukan militer sendiri biasanya merekrut mereka yang berusia 18 tahun yang merupakan Yahudi, Druze, atau Circassian untuk bertugas di militer.

Seorang veteran IDF dan anggota terkemuka Brothers and Sisters in Arms, Yiftach Golov, mengatakan pasukan cadangan Israel "adalah tulang punggung bagi IDF."

Menurut Golov, kekuatan mereka bukan hanya terletak pada jumlah yang besar, tetapi juga dalam keahlian yang lebih tinggi ketimbang pasukan biasa.

"Mereka terdiri dari mayoritas, fraksi yang lebih besar dari IDF," kata Golov.

Dari ribuan tentara yang mogok, ada sekitar 1.000 tentara cadangan di Angkatan Udara Israel. Para tentara di sektor ini, menurut Golov, merupakan salah satu "kekuatan utama" militer Israel.

Meski banyak yang menyatakan mogok kerja, Freilich berpandangan bahwa pasukan cadangan kemungkinan bakal kembali bertugas jika terdapat ancaman keamanan nasional yang nyata.

"Ini bukan penolakan untuk bertugas. Ini adalah orang-orang yang benar-benar berkomitmen untuk pertahanan Israel, dan jika ada semacam darurat keamanan besok, mereka semua akan bertugas secara instan," tuturnya.

Parlemen Israel meloloskan RUU yang akan membatasi wewenang Mahkamah Agung pada Senin lalu. Ribuan dokter hingga militer tak tinggal diam dan melakukan protes ke jalan-jalan.

Pada umumnya, mereka menentang rencana perombakan sistem peradilan di Israel karena dinilai mengikis peran MA dalam membuat putusan.

Para kritikus mengatakan amandemen cuma akan membuka pintu bagi pemerintah untuk menyalahgunakan kekuasaan.

Seiring dengan protes besar ini, para pemimpin Israel pun membunyikan alarm tentang kesiapan negara itu untuk berperang
.(han)