Dinsos P3A Sumenep Dinilai Tak Serius Tangani Kemiskinan

Oct 31, 2023 - 23:15
Dinsos P3A Sumenep Dinilai Tak Serius Tangani Kemiskinan
Puluhan Mahasiswa Kepulauan Sapeken (Himpass) saat melakukan aksi demosntrasi di kantor Dinsos P3A Kabupten Sumenep. (Nurul Anam/nusadaily.com)

NUSADAILY.COM - SUMENEP - Puluhan Mahasiswa Kepulauan Sapeken (Himpass) melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Sumenep. Selasa, 31 Oktober 2023. Para mahasiswa, mendatangi Dinsos P3A Sumenep setelah mereka melakukan aksi yang sama di kantor Disbudporapar kabupaten setempat.

 

Selain melakukan orasi terkait persoalan sosial, utamanya di wilayah kepulauan, para mahasiswa juga membentangkan berbagai macam poster. Salah satunya, poster berukuran cukup besar bertuliskan 'Busuknya kinerja dinas sosial'.

 

 

"Dinas sosial dan P3A hari ini keberpihakannya terhadap masyarakat perlu dipertanyakan," ucap Andi Papa Burhanuddin, salah satu orator dalam aksi tersebut.

 

 

Menurut Andi, dalam kinerjanya Dinsos P3A tidak mampu menerjemahkan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Sumenep.

 

 

"Tentang pemberantasan kemiskinan yang ada di kabupaten sumenep. Kinerja dinas sosial dalam menangani kemiskinan tidak serius," tegas dia.

 

 

Selain itu, pihaknya juga menyinggung anggaran Perdin dan Mamin Dinsos P3A yang tidak menggambarkan keberpihakan kepada rakyat. "Dan kami menduga anggaran dinas sosial bertumpu di satu orang dengan jumlah anggaran fantastis," jelas dia.

 

 

Diketahui, perjalanan Dinsos P3A berkisaran 1,3 M perjalanan dinas. Hal itu, lebih besar dengan bantuan terhadap perempuan lansia tidak lebih untuk makan 3 hari.

 

 

Spesifikasinya mie instan, gula pasir 1kg, minyak goreng 1 liter beras 5 kg. Hal ini kemudian diberikan pada 6000 perempuan lanjut usia. Anggaran bantuan lebih kecil dari pada perdin Rp 900 juta.

 

"Dinas sosial tidak pernah memikirkan serius atasi persoalan kerakyatan," katanya, menerangkan.

 

 

Kemudian, pihaknya juga menyinggung soal angka kekerasan terhadap perempuan dan anak semakin meningkat di Kabupaten Sumenep.

 

 

Hal ini, kata dia, dinas sosial harus paham konsep PUG (pengarus utamaan Gender) dan harus mempunyai solusi jangan hanya sosialisasi yang hanya menghabiskan anggaran.

 

 

"Maraknya kekerasan terhadap perempuan ini menjadi kasus yang mesti ditangani dengan semaksimal mungkin. Dikarenakan hal ini biar memicu pada psikologis seseorang terlebih kepada korban. Dan juga pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh korban kekerasan anak akan terhambat baik kognitif, fisik dan sikap sosialnya," ungkap dia.

 

Tak hanya itu, Himpass juga menyinggug soal mobil bantuan dari KEI. Pihaknya meminta kejelasan arahnya. "Jangan hanya menjadi pajangan saja yang itu kemudian tidak berdampak terhadap masyarakat Kabupaten Sumenep," imbuhnya.

 

Disisi lain, kepala Dinsos P3A, lanjut Andi, satu satunya kepala dinas yang terindikasi banyak terlibat kasus hukum, hanya belum terungkap dengan terang ke publik. 

 

 

Adapun beberapa tuntutan Himpass antara lain:

 

1. Bupati harus evaluasi Dinsos P3A Kabupaten Sumenep.

 

2. Mempertanyakan mobil bantuan dari KEI sampai hari ini tidak didistribusikan

kepada penerima.

 

3. Terindikasi ada monopoli anggaran dilakukan oleh individu di Dinas Sosial dan P3A yang terencana dilakukan oleh kepala dinas dan konstituennya dengan anggaran yang cukup fantastis.

 

4. Meminta kepala dinas sosial dan P3A mundur dari jabatan.

 

5. Jika 4 tuntutan di atas tidak diindahkan maka Bupati Sumenep harus mundur sebagai Kepala Daerah Kabupaten Sumenep.

 

 

Diakhir aksinya, para mahasiswa kepaluan ini melempari kantor yang beralamat di Jl. Asoka No.10, Lingkungan Dhalem, Pajagalan, Sumenep dengan telor busuk sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap dinas terkait karena tidak ditemui oleh kepala dinas.

 

 

Untuk diketahui, Kepala Dinsos P3A Sumenep, Achmad Dzulkarnain menghadiri sidang paripurna DPRD Sumenep saat mahasiswa mendatangi kantor Dinsos P3A setempat. (nam/wan)