Cak Imin Optimistis AMIN Raih 39 Juta Suara

"Insyaallah Amin akan semakin lengkap, dukungannya semakin besar," ujar Cak Imin. PKB sendiri, kata dia, juga akan terus melakukan kerja pemenangannya untuk mendongkrak elektoral mereka. "Ya, tiga level kan ada level culture, level struktur PKB, dan level milenial. Nah tiga segmen ini yang akan dikonsentrasi oleh PKB," ucapnya.

Sep 17, 2023 - 14:42
Cak Imin Optimistis AMIN Raih 39 Juta Suara

NJUSADAILY.COM – JAKARTA – Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Bakal calon wakil presiden (cawapres), optimistis tiga partai yang saat ini mengusungnya bersama calon presiden (capres) Anies Baswedan akan meraup 39 juta suara pemilih dalam Pilpres 2024.

"Paling tidak modal awal dari partai-partai pendukung ini sudah setidaknya minimalnya 39 juta [suara]," kata Cak Imin saat ditemui di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Sabtu (16/9).

Saat ini, terdapat tiga partai yang mengusung pasangan tersebut, yaitu NasDem, PKB, dan yang terbaru adalah PKS.

"Insyaallah Amin akan semakin lengkap, dukungannya semakin besar," ujar Cak Imin.

PKB sendiri, kata dia, juga akan terus melakukan kerja pemenangannya untuk mendongkrak elektoral mereka.

"Ya, tiga level kan ada level culture, level struktur PKB, dan level milenial. Nah tiga segmen ini yang akan dikonsentrasi oleh PKB," ucapnya.

Basis Suara Jabar-Jakarta Semakin Kuat

Bergabungnya PKS ke koalisi pengusung diklaim akan memperkuat basis pemilih di sejumlah daerah.

"Ya Alhamdulillah, dengan dukungan baru dari DPP PKS akan menambah pasukan terutama di basis-basis kekuatan PKS," kata Cak Imin ditemui di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Sabtu (16/9).

Menurut Cak Imin, PKS akan menambah kekuatan mereka di daerah Jawa Barat, DKI Jakarta hingga Sumatra.

"Ada di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan juga beberapa wilayah Sumatra," ucapnya

Cak Imin mengatakan, saat ini koalisi pengusungnya yakni, NasDem, PKB dan PKS sudah sangat solid. Namun ia juga membuka pintu bila ada partai lain yang ingin bergabung.

"Alhamdulillah dengan masuknya PKS akan semakin kuat dukungan kami. Sampai hari ini masih tiga partai solid, pasti kami berharap ada partai lain untuk bergabung," pungkasnya.

Sebellumnya, juru Bicara Bakal Calon Presiden (Bacapres) Koalisi Perubahan, Sudirman Said, merespons hasil survei sejumlah lembaga survei yang menyimpulkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menempati urutan paling bawah.

Sudirman tak ambil pusing dengan hasil survei tersebut. Sebab, menurut dia, survei merupakan satu dari banyak alat ukur untuk menentukan keterpilihan calon.

"Mengenai survei, jawaban saya sama, survei itu hanya salah satu dari alat ukur seberapa baik keterpilihan kandidat kita, dan pengalaman pak
Anies itu pengalaman anomali. Pada waktu di DKI [Jakarta] kita tahu, bahkan sebagian besar lembaga survei meramalkan tidak akan masuk putaran kedua, selalu nomor tiga," ujar Sudirman dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (16/9).

"Tapi, ternyata, berjalannya waktu ada momentum, ada simpati publik yang terus mencuat. Kita cermati juga seluruh survei, kita apresiasi terhadap hasil apa pun. Kami malah seperti tanda kutip menikmati underdog supaya relawan kita bergerak dengan lebih militan," sambungnya.

Sudirman menambahkan seiring berjalannya waktu pasangan Anies-Muhaimin semakin mendapat simpati publik. Ia mengatakan hal tersebut dengan memberi contoh dukungan yang diberikan oleh Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) dan Komunitas Masyarakat Indonesia Tionghoa atau Komit.

"Tentu saja, proses-proses di belakang layar atau yang tidak muncul di publik, kita melihat semakin banyak dukungan-dukungan dari berbagai macam kelompok," ucap Sudirman.

"Jadi, ini terus kita pantau, survei juga terus kita pantau, kembali sebagai alat ukur tapi tidak membuat kita pesimis atau punya suasana negatif, kita selalu optimis bahwa dari waktu ke waktu memperoleh dukungan lebih luas," pungkasnya.

Peluang Poros Keempat Dinilai Semakin Kecil

Diberitakan sebelumnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi mengusung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai pasangan bacapres-bacawapres untuk Pilpres 2024.

Rapat Majelis Syuro PKS itu untuk menentukan dukungan pada pasangan dengan singkatan AMIN itu berlangsung sekitar empat jam di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan. Rapat digelar mulai pukul 14.00 WIB hingga menjelang Magrib.

Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai deklarasi PKS itu semakin membuat peluang poros keempat mengecil. Adapun poros keempat muncul usai Bappilu PPP Sandiaga Uno menawarkan agar PPP, PKS, dan Demokrat membentuk koalisi baru.

"Memang kalau poros baru kemungkinan di politik itu pasti ada. Tapi kalau bicara peluang poros keempat itu untuk saat ini, saya kira itu kecil," kata Adib Sabtu (16/9).

Adib berpendapat belum ada tokoh politik yang memiliki daya tawar tinggi sebagai bacapres dalam rencana pembentukan poros keempat itu. Di sisi lain, Adib menilai resminya dukungan PKS ke pasangan Anies-Cak Imin merupakan sebuah kekuatan baru.

"PKB yang selama ini dikenal berseberangan dengan PKS, seperti air dan minyak ini kan sudah mulai dicairkan oleh PKS," imbuhnya.

Di sisi lain, Adib juga menilai PPP sudah cukup solid berada dalam koalisi pendukung Ganjar Pranowo bersama PDIP, Hanura, dan Perindo. Ia menyebut posisi Sandiaga yang masih baru di PPP belum mampu untuk membawa gerbong PPP memilih ke poros baru.

Selain itu, Demokrat juga sudah menentukan saat ini pilihan mereka antara merapat mendukung Prabowo dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) atau berlabuh ke koalisi Ganjar.

"Jadi kalau bicara poros keempat kemungkinan kecil terjadi. Ini hanya manuver saja menurut saya untuk menaikkan bargaining position dalam politik, yang kemudian saya kira tidak ditanggapi," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi alias Awiek menyebut peluang poros keempat antara PPP, Demokrat, dan PKS semakin menipis. Ia pun menilai kecil kemungkinan koalisi tiga partai ini terjadi di Pilpres 2024.

"Isu poros baru sampai sejauh ini kok saya melihatnya makin menipis. Awalnya agak santer biasa ya, terus kemudian sekarang sudah mulai menipis, menipis. Ya namanya politik segala kemungkinan bisa saja terjadi," kata Awiek di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (8/9).

Awiek juga mengatakan terdapat sejumlah masalah baru terkait kemungkinan poros baru ini. Ia tidak yakin PKS bakal mau mendukung Menparekraf Sandiaga Uno, dan cawapresnya Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Ditambah lagi, dengan Demokrat yang saat ini disebut bakal memilih antara merapat ke koalisi pendukung Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto.

"Jadi banyak problem terkait munculnya poros baru itu. Jadi sampai sekarang poros baru itu menjadi bagian kecil dari dinamika politik yang ada di Indonesia termasuk juga di PPP," ujarnya.

Adapun PPP, PKS, dan Partai Demokrat memenuhi syarat kepemilikan kursi DPR untuk mengusung capres dan cawapres jika berkoalisi pada Pilpres 2024.

Wacana koalisi ketiga partai itu menguat pada akhir Agustus lalu bersamaan dengan isu duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Wacana duet Ganjar-Anies semula disampaikan Ketua DPP PDIP, Said Abdullah.

Sandiaga Uno selaku Kepala Badan Pemenangan Pemilu PPP, ikut berkomentar. Sebagai satu dari empat partai pengusung Ganjar, Sandi menyebut PPP telah mempersiapkan langkah jika Ganjar dan Anies dipasangkan.

Sandiaga kala itu mengaku akan mengusulkan kepada Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono untuk membuka poros baru bersama Demokrat dan PKS.(han)