Cabai Rawit Mahal, Warga Ngawi Konsumsi Cabai Busuk

Oct 29, 2023 - 19:11
Cabai Rawit Mahal, Warga Ngawi Konsumsi Cabai Busuk
Pedagang memilah antara cabai busuk dengan cabai segar untuk dijual murah kepada konsen.

NUSADAILY.COM - MGAWI - Harga cabai rawit di Kabupaten Ngawi Jawa Timur lebih mahal bila dibandingkan dengan di Kabupaten Mageta, yaitu Rp75 ribu per kilogramnya. Kondisi ini dikeluhkan oleh masyarakat kecil serta para pelaku UMKM. Terpaksa mereka membeli cabai busuk yang harganya terjangkau.

Di Kabupaten Magetan cabai rawit dijual dengan harga Rp70 ribu per kilogramnya, sedangkan di Kabupaten Ngawi lebih mahal Rp5 ribu atau dijual Rp75 ribu per kilogramnya. Ini berdampak kepada masyarakat kecil dan para pelaku UMKM terutama usaha kuliner.

Agar tetap bisa dapat untung, para pemilik warung makan dan pedagang bakso terpaksa membeli cabai busuk yang harganya jauh lebih murah. 

Harga cabai busuk di pasar Besar Ngawi mereka beli hanya Rp7 ribu hingga Rp8 ribu per seperempat kilogram.  

"Iya, kami lakukan agar tidak merugi. Cabai busuk saya gunakan untuk bahan campuran pembuatan sambal. Tetapi tidak langsung, melalui proses penjemuran terlebih dahulu. Kita keringkan terlebih dahulu sebelum dicampur dengan cabai segar," kata Supriyanto pemilik warung, Minggu (31/10/2023).

Menurut Suprriyanto, cara tersebut mampu menutupi modal mereka disaat harga cabai mahal seperti saat ini. 

"Ya diolah dulu tidak cabai busuk langsung buat sambal. Terus biasany cabai tersebut busuk bukan karena hama tetapi karena lama tidak laku. Kita beli dengan harga murah dikeringkan terlebih dahulu," ungkapnya.

Tidak hanya cabai rawit yang harganya naik,lanjutnya, kenaikan juga terjadi pada cabai jenis keriting. Haraga cabai ini yang sebelumnya hanya Rp25 ribu per kilogram naik menjadi Ro47 ribu. Cabai hijau dari sebelumnya Rp20 ribu kini menjadi Rp58 ribu per kilogram. Belum beras dan harga gula pasir yang ikut ikutan naik.

"Buat campuran sebab tau sendiri harga cabai mahal. Untuk itu biar ngak kebanyak modal belanjaan kita campur. Bila semua kita pakai cabai segar pasti kita tidak dapat untung. Caranya seperti di atas, cabai kita jemur dulu hingga kering. Setalah itu kita blemder dan kita campur," terangnya lagi.

Suprapto salah satu pedagang cabai di pasar besar Ngawi membenarkan jika ada warga dan sebagian pelaku UMKM  mengaku berat  keberatan dengan harga cabai rawit saat ini. Mereka terpaksa membeli cabai BS yang dijual lebih murah. 

"Untuk cabai BS kita jual Rp7 ribu hingga Rp8 ribu kemasan seperempat kilogramnya. Cabai ini layak konsumsi karena bukan busuk dari pohon, terkena penyakit atau sebagainya. Tetapi dari dagangan yang beberapa hari tidak habis saja," terang Suprapto.

Terakhir ditambahkannya, akibat dicampur cabai busuk yang dikeringkan tersebut berpengaruh terhadap rasa, sehingga berdampak kepada jumlah konsumen. 

"Penurunan pendapatan warung kami hingga 20 persen ya. Kemudian bila tidak dapat cabai busuk karana stoknya tida mesti kebagian keduluan pedagang lain. Kami alternatifnya membeli cabai kering yang harganya juga mahal, Rp75 ribu per kilogram. Hanya saja dapatnya lebih banyak. Ya semoga kembali normal," pungkasnya. (nto).