Blok Arab di Parlemen Israel Usulkan Mosi Tidak Percaya terhadap Netanyahu

Sebuah blok Arab di parlemen Israel Knesset mengumumkan niat mereka untuk mengusulkan mosi tidak percaya kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Senin, 29 Januari 2024. 

Jan 30, 2024 - 05:44
Blok Arab di Parlemen Israel Usulkan Mosi Tidak Percaya terhadap Netanyahu

NUSADAILY.COM - TEL AVIV - Sebuah blok Arab di parlemen Israel Knesset mengumumkan niat mereka untuk mengusulkan mosi tidak percaya kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Senin, 29 Januari 2024. 

 

Dilansir dari medcom.id, gerakan Arab untuk Pembaharuan, atau Ta'al, menyatakan dalam pernyataannya bahwa proposal tersebut akan menyerukan penghentian perang di Gaza, mencapai kesepakatan pertukaran sandera, dan memulai jalur politik untuk mencapai perdamaian.

 

Proposal itu menuduh pemerintahan Netanyahu menghalangi kesepakatan untuk memulangkan sandera dan tahanan melalui proses pertukaran.

 

"Pemerintah Netanyahu menghalangi tercapainya kesepakatan untuk mengembalikan sandera dan tahanan sebagai bagian dari proses pertukaran tahanan, karena kelanjutan perang berkontribusi pada kelangsungan hidup negara tersebut,” demikian isi proposal tersebut, dikutip dari Anadolu Agency pada Senin, 29 Januari 2024.

 

"Tidak ada alternatif selain mengakhiri perang untuk memulai jalur politik baru menuju perjanjian perdamaian yang adil," ucapnya.

 

Untuk berhasil, mosi tidak percaya memerlukan dukungan minimal 61 suara di Knesset yang memiliki total 120 kursi. Sementara itu, koalisi Netanyahu saat ini memiliki mayoritas dengan 64 kursi di Knesset.

 

Israel telah melancarkan serangan terhadap Jalur Gaza sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023, oleh Hamas.

 

Mahkamah Internasional (ICJ) mengeluarkan keputusan sementara pada hari Jumat untuk mencegah tindakan genosida di Gaza. Namun serangan terus berlanjut.

 

Otoritas kesehatan Palestina melaporkan bahwa sejak 7 Oktober, setidaknya 26.422 warga Palestina telah tewas dan 65.087 lainnya terluka.

 

Dampak serangan tersebut juga menyebabkan 85% penduduk Gaza mengungsi. Sementara itu, 60% infrastruktur di daerah tersebut mengalami kerusakan atau hancur, menurut PBB.(*)