Tak Mungkin Dukung Anies di Pilpres 2024 Mayoritas DPD Golkar Dorong Merapat ke Prabowo

Meski demikian, JK menyebut Golkar masuk ke dalam partai terbesar di Indonesia sehingga dukungan yang diberikan akan mendompleng suara capres yang diusung nanti. Ia berbicara terkait posisi wakil calon presiden dari Golkar.

Aug 4, 2023 - 00:14
Tak Mungkin Dukung Anies di Pilpres 2024 Mayoritas DPD Golkar Dorong Merapat ke Prabowo

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Tokoh Senior Golkar Jusuf Kalla (JK) merespons mayoritas pengurus DPD Partai Golkar tingkat 1 yang mengusulkan merapat ke Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

JK menilai kandidat calon presiden untuk Pemilu 2024 sangat sempit.

"Golkar, ya, kalau yang punya suara untuk juga menentukan itu kan termasuk DPD. Karena saya kira sempit, hanya antara Pak Ganjar dengan Pak Prabowo," kata Jusuf Kalla usai menghadiri acara 'Seminar Anak Muda untuk Politik' di Aula Abdul Muis Gedung DPR RI, Senin (31/7/2023).

Meski demikian, JK menyebut Golkar masuk ke dalam partai terbesar di Indonesia sehingga dukungan yang diberikan akan mendompleng suara capres yang diusung nanti. Ia berbicara terkait posisi wakil calon presiden dari Golkar.

"Tapi karena partai besar dia mempunyai juga kemampuan ataupun hak, semacam partai kedua terbesar mempunyai semacam kemampuan untuk meningkatkan suara nomor 1 apabila jadi wakil gitu kan," ujarnya.

Terkait suara pengurus DPD tingkat 1, JK berharap Ketum Golkar Airlangga Hartarto bisa menjadi calon wakil presiden.

"Saya kira itu harapannya, harapannya, untuk masuk dalam cawapres, harapannya. Ya saya sendiri tidak terlibat, tidak mengetahui banyak isi negosiasi," sambungnya.

Usul Merapat ke Prabowo

Ketua Golkar DPD 1 Kalimantan Barat Maman Abdurrahman mengungkapkan pertemuan Airlangga dan jajaran Golkar berlangsung di Bali. Salah satu yang dibahas dalam pertemuan tersebut yakni terkait penolakan wacana Munaslub.

Selain itu, muncul juga dorongan dari mayoritas pengurus Golkar daerah tingkat 1 untuk merapat mengusung Ketum Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

"Pertemuan dengan 38 Ketua DPD 1 seluruh Indonesia di Bali kemarin dengan Ketua Umum, selain membicarakan terkait penolakan Munaslub juga di dalam diskusi santai dan informal sebagian besar suasana kebatinan beberapa DPD 1 mendorong agar Golkar bisa berkoalisi dengan Gerindra," kata Maman Abdurrahman, Minggu (30/7). Namun, Maman tidak merinci berapa DPD 1 Golkar yang mengusulkan hal tersebut.

Lebih lanjut, Maman mengungkapkan alasan sejumlah pengurus mendorong Golkar berkoalisi dengan Gerindra. Maman menyebutkan latar belakang politik Prabowo yang pernah di Golkar.

"Dikarenakan Pak Prabowo kan pernah di Golkar dan di pilpres tahun 2014 Golkar pernah berkoalisi mendukung Pak Prabowo," tuturnya.

Tidak hanya itu, menurut jajaran DPD Golkar, elektabilitas Prabowo juga signifikan.

"Ditambah lagi secara elektabilitas Pak Prabowo menurut kawan-kawan DPD 1 Golkar cukup mentereng dan signifikan," ujarnya.

Tak Mungkin Dukung Anies di Pilpres 2024

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengakui partainya tidak akan mendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Partai di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yakni Partai Demokrat, Partai NasDem dan PKS menanggapi sikap Airlangga.

"Kami menghormati sikap politik dan kedaulatan dari setiap partai politik dalam menentukan sikap politiknya terkait dukungan pada Pilpres 2024 mendatang. Termasuk sikap dan arah dukungan politik Partai Golkar," kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani, kepada wartawan, Rabu (2/8/2023).

Kamhar paham betul dengan sikap politik Golkar tersebut.

Dia menyebut ada hambatan bagi partai koalisi di pemerintahan untuk berhubungan dengan KPP yang mengusung Anies sebagai bakal capres 2024.

"Kami bisa memahami jika ada hambatan tertentu bagi partai-partai yang saat ini berada di koalisi pemerintah untuk bergabung di Koalisi Perubahan. Namun demikian, kami menghormati pilihan masing-masing partai," ujar dia.

Senada dengan Kamhar, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyebut urusan dukung mendukung sosok bakal capres merupakan hak dari masing-masing partai.

Dia pun menghormati sikap Golkar yang tidak mungkin mendukung Anies.

"Semua punya kebebasan untuk memilih kawan perjuangan. Kita hormati. Kami doakan moga bukan karena ada tekanan dari pihak-pihak tertentu," ujar Mardani.

Sementara itu, Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago menilai politik itu dinamis. Menurutnya, gelaran Pilpres 2024 juga masih cukup panjang waktunya.

"Politik itu dinamis, soal mendukung atau tidak mendukung tentu itu menjadi hak masing-masing partai politik. Kontestasi pilpres masih cukup waktu, injury time mana ada yang tahu yang akan terjadi, yang pasti Koalisi Perubahan tetap solid sampai hari ini," tegasnya.(sir)