Pembelajaran Matematika Berbasis Lingkungan

Oleh: Dr. Tatik Retno Murniasih, S.Si., M.Pd.

Jun 21, 2024 - 16:55
Pembelajaran Matematika Berbasis Lingkungan

Mata pelajaran matematika selama ini dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit bagi siswa. Hal ini salah satunya disebabkan oleh pembelajaran yang monoton, misalnya guru menerangkan lalu siswa diminta merangkum. Kegiatan pembelajaran belum memanfaatkan secara optimal sumber daya yang ada. Selain itu, kelengkapan dan fasilitas pembelajaran juga kurang memadai.

 

Padahal matematika merupakan pelajaran wajib dari jenjang dasar sampai menengah. Ada beberapa tujuan matematika diajarkan dari sekolah dasar sampai menengah. Pertama, melatih siswa berpikir logis, kritis, jujur, efisien, dan efektif.  Kedua, menyiapkan siswa agar menggunakan pola pikir matematika dalam mempelajari pengetahuan lain dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, belajar matematika dianggap penting dalam kehidupan.

 

Agar memudahkan belajar matematika, siswa membutuhkan suatu media pembelajaran. Media pembelajaran matematika dibuat untuk memudahkan guru dalam menjelaskan konsep agar siswa lebih paham.  Media pembelajaran tidak harus mahal. Penggunaan media pembelajaran matematika dianggap dapat menarik minat siswa dalam mempelajari materi tertentu. Media pembelajaran matematika dapat mengkonkretkan hal-hal yang bersifat abstrak.

 

Media pembelajaran, bisa didapatkan dari lingkungan sekitar. Media pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan akan lebih memudahkan siswa memahami konsep matematika yang bersifat abstrak. Selain itu, penggunaan media berbasis lingkungan juga akan menumbuhkan kepedulian siswa terhadap lingkungan.

 

Model pembelajaran berbasis lingkungan merupakan model yang dikembangkan berdasarkan pemikiran Piaget. Model ini digunakan agar siswa memperoleh pengalaman lebih berkaitan dengan lingkungan sekitar. Bahan pembelajaran yang disajikan kepada siswa disusun dengan melibatkan lingkungan sekitar sehingga siswa mudah berinteraksi dengan bahan pelajaran.

 

Model pembelajaran berbasis lingkungan dapat membantu siswa belajar cara mereka terhubung ke lingkungan alam melalui pengalaman langsung. Pembelajaran disesuaikan dengan lingkungan pembelajar agar pengetahuan yang diberikan memberikan jalan keluar terhadap masalah yang diberikan.  

 

Pembelajaran dilakukan tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga di lingkungan sekitar. Tujuannya agar siswa lebih nyaman dan aktif dalam proses pembelajaran. Lingkungan sekitar yang dimaksud yaitu lingkungan tempat peserta didik berada baik lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat.

 

Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan tidak terbatas sehingga dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses belajar. Sumber belajar bisa dilakukan di luar kelas sehingga anak dapat mengalami secara langsung dan mengoptimalkan potensi pancaindranya. Kegiatan belajar ini akan lebih menarik dikarenakan lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan.

 

Beberapa ahli mengatakan pembelajaran berbasis lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Selain itu, pembelajaran berbasis lingkungan juga dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa sehingga prestasi belajarnya meningkat. Bagaimana menyajikan pembelajaran berbasis lingkungan pada mata pelajaran matematika? Salah satunya dengan memberikan tugas berbasis proyek.

 

Tugas proyek dapat diarahkan dengan melakukan pengamatan yang ada di lingkungan sekitar siswa. Contohnya siswa disuruh mengamati Candi Badut yang ada di kota Malang. Siswa diminta menghitung tinggi sebenarnya Candi Badut menggunakan rumus perbandingan trigonometri. Siswa juga bisa diminta mencari bentuk-bentuk bangun datar atau bangun ruang yang ada pada candi. Selanjutnya, siswa disuruh mencari keliling atau luas candi.

 

Contoh lain, yaitu siswa diminta keluar kelas untuk mengamati  tumbuhan yang ada di sekitar sekolah. Siswa disuruh mengklasifikasikan bunga berdasarkan warnanya, bentuk daunnya, atau jenis akarnya.  Selanjutnya, siswa disuruh mencari himpunan buah-buahan, biji-bijian, atau bunga-bungaan. Siswa diminta menjelaskan semesta pada himpunan itu seperti apa. Siswa juga diminta untuk menjelaskan penjumlahan dan pengurangan pada himpunan.

 

Melalui pembelajaran berbasis lingkungan, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang terencana sehingga kompetensi yang direncanakan dalam pembelajaran akan mudah tercapai. Oleh karena itu, guru perlu menyiapkan dan merencanakan pembelajaran yang matang agar efektif.

 

Diperlukan keterampilan guru untuk merencanakan proses pembelajaran. Hal ini agar pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan dan indikator yang hendak dicapai karena perencanaan pembelajaran yang matang dapat meningkatkan mutu pembelajaran.

 

Penting bagi guru untuk menyiapkan rencana pembelajaran dan lembar kerja siswa berbasis lingkungan sekitar. Hal ini agar pembelajaran berlangsung sistematis, dapat menghemat waktu, dan tenaga.  Guru tidak lagi bingung menentukan materi dan penilaian sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga ketika menerapkan pembelajaran berbasis lingkungan.

 

Media pembelajaran berbasis lingkungan mempunyai kelebihan juga memunyai kekurangan. Kelebihannya yaitu siswa lebih paham materi karena memiliki pengalaman langsung. Adapun kekurangannya yaitu tidak semua materi dapat diajarkan dengan media berbasis lingkungan bergantung pada musim ketika mengajarkan materi yang berkaitan dengan musim tertentu. (***)

 

 

Dr. Tatik Retno Murniasih, S.Si., M.Pd. adalah Dosen Pendidikan Matematika Universitas PGRI Kanjuruhan Malang.

 

Editor: Dr. Indayani, M.Pd., dosen Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan Pengurus Pusat Perkumpulan Ilmuwan Sosial Humaniora Indonesia (PISHI).