Ketika PKS ‘Ngotot’ Duet Anies-Sohibul, NasDem: ‘Masa PKS Borong Semua, Kira-kira Dong’

"Daripada kemudian todong menodong seakan-akan punya golden ticket. Selow lah, kan efeknya mendukung Anies itu kawan PKS dapat Ketua DPRD, ya toh. Artinya Pak Anies pun identik sangat sayang kepada PKS kan. Dan kemudian masih minta lagi wagub, ya ini kira-kira dong, masa gubernurnya, wagubnya, ketua DPRD-nya mau diborong semua?" ujarnya.

Jun 27, 2024 - 09:08
Ketika PKS ‘Ngotot’ Duet Anies-Sohibul, NasDem: ‘Masa PKS Borong Semua, Kira-kira Dong’

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Politisi NasDem Bestari Barus berbicara soal koalisi di Pilgub Jakarta usai PKS mengusung duet Anies Baswedan-Sohibul Iman.

Bestari menyebut lebih baik Anies memilih wakilnya sendiri dibanding parpol sibuk menyodorkan kadernya.

"Saya kira sebaik-baiknya melirik melihat pemilu lalu, Koalisi Perubahan tiga partai ini mengusung Pak Anies juga, sempat bersepakat bahwa mengusung Pak Anies dan menyerahkan kepada Pak Anies siapa yang akan ditunjuk sebagai wakilnya. Itu lebih elegan itu," kata Bestari saat dihubungi, Rabu (26/6/2024).

Bestari menilai PKS seakan-akan ingin mendapatkan semua posisi dengan mengajukan Sohibul sebagai pendamping Anies di Jakarta. Terlebih, PKS menjadi pemenang di Pileg 2024 wilayah Jakarta.

"Daripada kemudian todong menodong seakan-akan punya golden ticket. Selow lah, kan efeknya mendukung Anies itu kawan PKS dapat Ketua DPRD, ya toh. Artinya Pak Anies pun identik sangat sayang kepada PKS kan. Dan kemudian masih minta lagi wagub, ya ini kira-kira dong, masa gubernurnya, wagubnya, ketua DPRD-nya mau diborong semua?" ujarnya.

Lalu, Bestari juga mengingatkan di Pilgub Jakarta tidak ada satu partai yang bisa mengusung calonnya sendiri. Dia menyebut NasDem juga berkeinginan mendorong kadernya, namun yang terpenting adalah keputusan koalisi nanti.

"Saya kira fakta hari ini bahwa tidak satupun partai politik di tingkat DKI Jakarta ini yang bisa kemudian mencalonkan sendiri, tinjauannya dari perolehan kursi hasil pemilu legislatif kemarin. Tidak ada yang mencapai angka 22 atau lebih kursi. Jadi tentu sudah pasti harus berkoalisi. Nah di dalam berkoalisi tentu ya artinya tidak ada pemilik golden ticket. Nggak bisa kemudian ada satupun partai politik yang mengusung paslon secara sendiri," ujarnya.

"Karena itu, NasDem sebagai partai yang eksis di DKI Jakarta, ini juga sangat berkeinginan untuk mendorong calon. Namun kami pastikan bahwa ya harus melalui mekanisme koalisi, tidak bisa sendiri. Itu lah sebabnya NasDem membuka ruang untuk kemudian berkoalisi dengan partai-partai politik yang satu visi ke depan, kan gitu. Namun kalau dibatasi kalau harus menerima pencalonan atau paslon yang sudah ditetapkan ya itu mungkin agak saya kira perlu ditinjau kembali karena dalam satu koalisi kan nggak bisa kita kemudian menetapkan bahwa 'mau nggak?', tidak ada negosiasi," sambungnya.

PKS Usung Anies-Sohibul

PKS sebelumnya mengumumkan bahwa pihaknya akan mengusung Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilgub Jakarta. Usulan duet tersebut berasal dari DPW PKS DKI, kemudian diputuskan di Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS.

"Oleh karena itu DPP PKS mempertimbangkan usulan dari struktur DPW PKS DKI Jakarta, juga mendengarkan dari berbagai masukan para tokoh ulama habaib, tokoh-tokoh lintas agama bahkan yang datang ke DPP PKS, para agamawan, para cendekiawan serta masyarakat di DKI Jakarta," kata Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, di Jakarta, Selasa (25/6).

"Maka Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS pada rapat di hari Kamis 20 Juni 2024 telah memutuskan mengusung Bapak Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon gubernur dan Bapak Sohibul Iman sebagai calon wakil gubernur," imbuhnya.(sir)