Inspirasiku, Inspirasimu, Inspirasi Mereka

Menurut The Longman Dictionary of Contemporary English, manusia dapat menjadi inspirasi bagi manusia lainnya. Dalam hidupku ada beberapa orang yang betul-betul menjadi inspirasiku.

Feb 14, 2023 - 22:46
Inspirasiku, Inspirasimu, Inspirasi Mereka
Foto: Getty Images

Oleh: Dr. Yuli Christiana Yoedo, M.Pd.

 

Menurut The Longman Dictionary of Contemporary English, manusia dapat menjadi inspirasi bagi manusia lainnya. Dalam hidupku ada beberapa orang yang betul-betul menjadi inspirasiku. Mereka telah menjadikanku orang yang lebih baik. Tuhan telah mengirim mereka untuk membantuku melewati masa-masa sulit. Ada yang masih bisa kutemui dan ada yang telah kembali kepadaNya.

            Inspirasi pertamaku adalah seorang doktor yang menjadi pembimbing disertasiku. Beliau tidak hanya membimbingku dalam hal akademik tetapi juga membimbingku menyelesaikan masalah nonakademikku. Kesabaran, keramahan, kepedulian, kebijaksanaan dan kepandaiannya benar-benar kurasakan. Semua ini membantuku untuk menyelesaikan disertasiku.

            Aku ingat siang itu aku tidak dapat menulis disertasiku karena tidak ada ide yang muncul. Kuputuskan untuk ke kampus menemui pembimbingku. Aku duduk agak jauh saat kulihat beliau berjalan dan menyapa mahasiswa dengan ramah. Seketika itu juga ide bermunculan di kepalaku. Akupun langsung pulang untuk menulis.

            Aku ingin seperti beliau bagi mahasiswaku. Hanya dengan melihatku berjalan, mereka bersemangat untuk belajar. Tentu saja aku harus mengikuti teladan beliau. Melayani mahasiswa dengan cinta kasih.    

            Inspirasi keduaku adalah seorang profesor, penguji disertasiku. Kulit beliau hitam manis, semanis senyumnya. Pandangan matanya sejuk, tutur katanya sopan dan nada bicaranya ramah. Beliau sangat bersahaja tetapi komentar-komentarnya luar biasa. Beliau sangat rendah hati.

            Beliau memeriksa tulisanku dengan teliti dan memberikan banyak komentar. Bagi orang sesibuk beliau, tentu saja apa yang beliau lakukan mengherankanku. Aku tahu beliau ingin aku tidak berputus asa dan segera lulus. Jika aku tidak mengerti komentar beliau, aku diberi kebebasan untuk bertanya.  

            Kini beliau telah menghadap penciptanya. Yang tertinggal hanyalah teladan yang harus aku ikuti. Aku bertekad menjadi orang pintar yang tetap rendah hati.  

            Kedua inspirasiku di atas berbeda suku dan agama denganku namun mereka sangat mengasihi aku. Mereka memandangku sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan yang harus dihargai. Pena yang telah mereka ukir dalam lembaran hidupku tentu tidak akan terhapuskan.

            Inspirasiku selanjutnya berusia jauh lebih muda dariku. Namanya Lesthia. Dia seumuran dengan anakku dan pendidikannya baru Strata 1. Dia bertugas sebagai Tenaga Administrasi di kampusku. Namun, potensinya luar biasa. Banyak hal yang kupelajari darinya.

            Lesthia menjadi inspirasiku dalam berelasi dengan orang lain. Dia selalu ceria dan ramah merespon orang lain meskipun sangat sibuk. Kalimatnya selalu menyenangkan.

            Suatu hari aku sedang sibuk mengerjakan sesuatu dan ada mahasiswa tiba-tiba datang ingin bertanya. Aku terganggu dan tergoda untuk tidak merespon dengan ramah. Tiba-tiba aku teringat apa yang Lesthia lakukan dalam keadaan seperti itu. Ada perasaan malu jika aku tidak mencontoh apa yang dilakukan Lesthia. Akupun menghentikan pekerjaanku, tersenyum dan merespon pertanyaan mahasiswa tersebut dengan ramah.

            Suatu hari aku bertanya kepada Lesthia apakah dia tidak pernah sedih. Dia tertawa terbahak-bahak lalu menjawab, “Ya, pastilah, Bu. Aku begini karena aku mau memberi semangat kepada orang lain di sini. Ibu dan Bapak dosen biar semangat bekerja.” Terus terang aku kaget mendengar jawaban Lesthia.

           

            Aku lebih kaget lagi ketika Lesthia mengatakan ini. “Aku selalu bertanya kepada Tuhan, apakah ucapan dan tindakanku telah menyakiti hatiNya atau tidak.” Pertanyaan ini selalu diajukannya dalam doa dan refleksi pribadi setelah dia merasa merespon orang lain dengan agak keras. Rupanya inilah yang membuat dia bisa konsisten memperlakukan orang lain dengan sangat baik.

 

            Inspirasiku bukan hanya orang Indonesia. Ada satu orang warganegara Australia yang banyak mengubah cara berpikirku. Namanya adalah Mr. Robert, seorang dosen. Pertemuanku dengannya terjadi di ruang fotocopy di sebuah universitas terkenal di Australia. Dia melihat aku panik karena tidak berhasil mengoperasikan mesin fotocopy yang sangat canggih. Dia segera membantuku.

 

            Kemudian aku bertanya kepadanya tentang rute dan jadwal kereta api. Dia menjawab pertanyaanku dengan sabar. Bahkan, keesokan harinya dia memberiku tiga puluh lembar kertas berisi rute dan jadwal kereta api. Tentu saja aku kaget dan terharu. Dia sangat sibuk tetapi dia bersedia meluangkan waktu berharganya untuk membantuku.

            Ada banyak lagi bantuan yang diberikannya kepadaku setelah itu, baik yang kuminta maupun tidak. Kemampuannya mendeteksi kebutuhan orang lain patut diacungi jempol. Dia memahami kesulitanku yang tinggal sendirian di negara lain. Hal yang membuatku tersentuh adalah bahwa dia sama sekali tidak merendahkanku.

            Ternyata dia banyak terlibat dalam kegiatan sosial di negara miskin. Baginya ibadahnya di gereja harus dilengkapi dengan perbuatan kasih kepada orang lain tanpa membedakan bangsa. Ibadahnya menyatu dengan cinta kepada Tuhan dan sesama.

 

            Dia menjadi inspirasiku untuk menolong orang lain dalam hal yang sepele bagiku. Aku juga semakin bertekad untuk membantu manusia lain yang berbeda kewarganegaraannya. Aku sadar semua bangsa adalah ciptaan Tuhan. Jika aku mencintai Tuhan, aku harus mencintai ciptaanNya.

 

            Siapa yang menjadi inspirasimu? Apakah tidak ada? Jika tidak ada, kamu perlu menerima saran Joel Osteen, penulis buku terlaris Your Best Life Now. Mulailah bergaul dengan orang-orang yang dapat membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik.

            Ada strategi lainnya. Kamu dapat meneladani hal-hal yang positif dari setiap orang. Kamu dapat belajar dari orang yang lebih rendah status ekonominya, lebih muda usianya ataupun lebih rendah pendidikannya. 

            Jangan dilupakan. Kitapun harus menjadi inspirasi bagi orang lain dalam hal apa saja. Menjadi inspirasi berarti menolong orang lain bertumbuh.

            Untuk memotivasi mahasiswa berbicara dalam Bahasa Inggris, aku sering berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. Beberapa mahasiswa sudah termotivasi tetapi yang lainnya belum. Aku tidak menjadi kecewa dan berhenti karena aku tahu perubahan membutuhkan waktu.

            Ada seorang mahasiswa yang sangat memperhatikan penampilan. Dia berkata bahwa dia ingin menjadi seperti aku ketika seusiaku. Dia ingin tetap modis. Aku memang ingin mengajarkan kepada mahasiswa bahwa sebagai seorang pendidik, kita perlu berpenampilan menarik. Alangkah baiknya jika kita menjadi manusia berotak cerdas dan berpenampilan cerdas.

            Mari kita menjadi inspirasi bagi orang lain, terutama bagi anak didik dan kolega kita. Supaya kita dapat terus menerus menjadi inspirasi, kita perlu terhubung dengan sumber inspirasi, Tuhan pencipta semesta alam. 

Penulis adalah dosen tetap PGSD Universitas Kristen Petra Surabaya. Tulisan ini disunting oleh Dr. Sulistyani, M.Pd, dosen Universitas Nusantara PGRI Kediri dan anggota Perkumpulan Ilmuwan Sosial Humaniora Indonesia (PISHI)