Pasukan Bayaran Wagner Berbalik Khianati Putin dan Serbu Rusia

"Prigozhin sepenuhnya bermaksud agar Wagner bergerak melawan kepemimpinan Kementerian Pertahanan Rusia dan secara paksa menyingkirkan mereka dari kekuasaan," demikian menurut lembaga itu, dikutip Associated Press.

Jun 25, 2023 - 16:40
Pasukan Bayaran Wagner Berbalik Khianati Putin dan Serbu Rusia

NUSADAILY.COM – MOSKOW - Tentara bayaran Wagner menjadi sorotan usai menyatakan hendak menyerbu ibu kota Rusia, Moskow. Bos kelompok ini, Yevgeny Prigozhin, padahal sekutu dekat Presiden Vladimir Putin.

Pasukan Wagner kini mengklaim telah menguasai fasilitas militer dan lapangan terbang Rostov, Rusia. Kremlin pun siaga.

Menanggapi aksi Prigozhin, Putin menyebut Wagner melakukan pengkhianatan dan menusuk rakyat Rusia dari belakang.

Terlepas dari itu, mengapa Wagner berbalik mengkhianati Putin?

Lembaga think tank yang berbasis di Washington, Institut Studi Perang, menyatakan aksi Wagner bertujuan melawan Kementerian Pertahanan Rusia.

"Prigozhin sepenuhnya bermaksud agar Wagner bergerak melawan kepemimpinan Kementerian Pertahanan Rusia dan secara paksa menyingkirkan mereka dari kekuasaan," demikian menurut lembaga itu, dikutip Associated Press.

Mereka lantas menerangkan, pasukan Wagner kemungkinan besar melawan komando Distrik Militer Selatan di Rostov-on-Don, tetapi tak menutup kemungkinan memberontak ke Moskow.

Namun, lembaga ini juga mengingatkan pemberontakan dari Prigozhin tak akan diterima Putin, meski keduanya dekat.

"Penggulingan loyalis Putin dengan kekerasan seperti [Menteri Pertahanan Sergei] Shoigu dan [Jenderal Angkatan Bersenjata Valery] Gerasimov akan menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada stabilitas kekuasaan yang dirasakan Putin," lanjut lembaga itu.

Pengamat politik Rusia di Virgina, Michael Kofman, menilai aksi Prigozhin sebagai tindakan putus asa.

"Meskipun banyak bergantung pada apakah Prigozhin sendirian, atau jika orang lain yang penting bergabung dengannya. Saya ragu ini berakhir baik untuk dia atau Wagner," ujar dia.

Sebelum pemberontakan ini, Prigozhin menuding pasukan Rusia menyerang kamp Wagner hingga menewaskan banyak personel. Ia lalu bersumpah akan membalas dan berencana menyerbu Moskow.

"Mereka dengan licik menipu kami, mencoba mencabut hak kami untuk mempertahankan rumah kami dan malah memburu Pasukan Wagner," ujar Prigozhin dalam pesan suara yang diunggah di Telegram, dikutip Reuters.

Di kesempatan itu, Prigozhin juga mengatakan Wagner siap mengalah dengan Kementerian Pertahanan Rusia dan menyerahkan senjata.

"Tetapi bara bajingan ini tak mau berhenti [menyerang Wagner]," ungkap dia lagi. Prigozhin menganggap kejahatan yang dilakukan militer Rusia harus dihentikan.

Prigozhin telah berulang kali menuduh Shoigu dan Gerasimov tak kompeten terkait perang di Ukraina.

Mereka juga dituduh menolak memberi amunisi yang cukup dan mendukung pasukan Wagner.

Di salah satu rekaman, kritik Prigozhin ke militer Rusia makin keras. Ia bahkan tak mendukung invasi Kremlin di Ukraina.

"Kementerian Pertahanan sedang mencoba menipu masyarakat dan presiden, dan menceritakan kepada kami kisah bagaimana agresi gila pasukan Ukraina," kata Prigozhin, seperti dikutip Al Jazeera.

Ia kemudian berujar, "Mereka berencana menyerang kami dengan seluruh NATO. Operasi khusus dimulai untuk alasan yang berbeda."

Prigozhin lantas mengatakan perang di Ukraina diperlukan hanya agar Shoigu mendapat penghargaan.

"Perang dibutuhkan agar Shoigu bisa menjadi marshal, agar dia bisa mendapat medali 'Pahlawan' Rusia kedua. Perang tak perlu untuk mendemiliterisasi atau denazifikasi Ukraina," celoteh dia.

Rusia menggunakan alasan demiliterisasi dan denazifikasi saat menginvasi Ukraina.

Sejumlah pengamat sebelumnya menduga Prigozhin berambisi mendapat kursi di pemerintahan Rusia.

Peneliti senior di lembaga think tank Inggris Royal United Service Institute (RUSI), Joana de Deus Pereira, mengatakan Prigozhin menganggap dirinya memiliki profil penting di Kremlin.

"Dia melihat dirinya sebagai menteri pertahanan atau seseorang dengan profil tinggi di Kremlin. Setidaknya tampak dan cukup terhormat untuk dihargai atas apa yang dia lakukan untuk negara," kata Pereira pada Februari, seperti dikutip Newsweek.

Lebih lanjut, Pereira mengatakan hubungan antara Prigozhin dan Kremlin mulai hancur saat dia menampilkan diri sebagai solusi militer untuk perang sekaligus solusi politik.

"Dia [Prigozhin] ingin diakui atas prestasinya, tetapi jika dia mengatakan dia punya aspirasi politik, saat itu dia akan dibunuh," ujar Pereira.

Senada, pakar transformasi Eropa-Timur pasca komunis dari Universitas Oxford, Vlad Mykhnenko, mengatakan Prigozhin tampak membutuhkan peran publik yang lebih besar di Rusia.

"Dia tak puas hanya dengan menjadi kontraktor bayangan swasta. Dia sepertinya menginginkan sesuatu yang lebih, jenis pekerjaan publik yang lebih serius," ujar Mykhnenko.

Selama beberapa bulan terakhir, Wagner terlibat pertempuran di Bakhmut, Ukraina timur, medan paling panas sepanjang invasi.

Kemudian pada awal Juni, Prigozhin mengumumkan menarik pasukan dari seluruh Ukraina dan menyerahkan garis depan ke Kemhan Rusia. Ketika itu, ia mengklaim Wagner sudah menguasai apa yang dijanjikan kedua pihak.

Namun, tak jelas daerah mana yang dimaksud termasuk isi perjanjian Wagner dan Rusia.

Usai menarik pasukan, Wagner kian gencar mengkritik militer Rusia, termasuk Menhan. Ia bahkan menyebut pasukan Rusia bisa KO di medan perang dan memuji pasukan Ukraina.(han)