Putin 'Kabur' dari Moskow usai Wagner Group Serbu Ibu Kota

Menurut data dari situs pelacakan FlightRadar, pesawat kepresidenan Rusia bernomor Il-96-300PU mencapai area Tver, sekitar 177 kilometer dari Moskow dan kediaman Putin sebelum akhirnya radar menghilang dari sistem.

Jun 25, 2023 - 16:34
Putin 'Kabur' dari Moskow usai Wagner Group Serbu Ibu Kota

NUSADAILY.COM – MOSKOW – Saat pasukan Wagner Group menyerbu Moskow, keberadaan Putin pun menjadi sorotan. Padahal, Wagner Group merupakan tentara swasta yang telah Putin andalkan untuk membantu pasukan Rusia menginvasi Ukraina sejak awal agresi berlangsung.

Ada banyak laporan bahwa pesawat kepresidenan Putin telah lepas landas dari Bandara Vnukovo Moskow pada Sabtu sekitar pukul 14.16 setempat dan menuju barat laut.

Menurut data dari situs pelacakan FlightRadar, pesawat kepresidenan Rusia bernomor Il-96-300PU mencapai area Tver, sekitar 177 kilometer dari Moskow dan kediaman Putin sebelum akhirnya radar menghilang dari sistem.

Dikutip The Guardian, belum ada informasi apakah Putin ada di pesawat kepresidenan tersebut.

Namun, juru bicara kepresidenan, Dmitry Peskov, mengatakan kepada kantor berita Rusia TASS bahwa sang presiden "bekerja di Kremlin."

Presiden Vladimir Putin memang dikabarkan telah meninggalkan Rusia ketika tentara bayaran Wagner Group berkhianat dengan berbalik menyerang Moskow pada Sabtu (24/6).

Sementara itu, media online Ukraina, Ukrainska Pravda, Putin disebut telah meninggalkan Moskow dan berupaya menuju Valdai di Novgorod, barat laut Moskow.

Di sisi lain, media investigasi Rusia, The Insider, melaporkan bahwa sebuah pesawat khusus militer Rusia juga lepas landas dari Moskow dan tiba di St Petersburg sekitar pukul 15.00 waktu setempat.

Beberapa pejabat Rusia juga dilaporkan kabur keluar Moskow di waktu yang sama menggunakan jet-jet pribadi mereka.

Bos Wagner, Yevgeny Prigozhin,mengerahkan pasukannya ke Moskow, untuk menggulingkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu. Ia mengklaim berhasil menguasai fasilitas militer dan lapangan terbang di Rostov-on-Don, Rusia, pada Sabtu (24/6) pukul 07.30 waktu setempat.

"Ini bukan kudeta militer, tapi pawai keadilan," ujar Prigozhin dikutip dari Associated Press.

Namun, Prigozhin mengatakan menarik mundur pasukan tentara bayarannya demi menghindari pertumpahan darah di Moskow, Rusia.

"Kami menarik barisan kami dan kembali ke kamp lapangan," katanya, Sabtu (24/6) waktu setempat, dilansir AFP.

"[Kami] paham pentingnya momen itu dan tidak ingin menumpahkan darah Rusia," lanjutnya.

Putin pun menyebut pemberontakan Wagner Group ini sebagai "ancaman mematikan" Rusia dan mendesak negaranya untuk bersatu.

Ia juga mencap tindakan Wagner ini sebagai pengkhianatan dan bersumpah akan menjatuhkan "hukuman yang tak terhindarkan".

Zelensky Sebut Rusia Tak Berdaya

Terpisah, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky buka suara soal pemberontakan tentara bayaran Wagner yang menyerbu Rusia pada Sabtu (24/6).

"Hari ini dunia dapat melihat bahwa penguasa Rusia tidak bisa mengendalikan apa pun. Dan itu tidak berarti apa-apa. Benar-benar kekacauan. Tidak ada prediktabilitas," kata Volodymyr Zelensky lewat sebuah pernyataan, dilansir Reuters, Sabtu (24/6) waktu setempat.

Selain itu, Zelensky juga mengatakan Ukraina tidak akan tinggal diam. Ia mengatakan negaranya bisa menjaga Eropa dari serangan Rusia.

"Keamanan sayap timur Eropa hanya bergantung pada pertahanan kita," ucapnya.

Zelensky juga mengeluarkan pernyataan yang diarahkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin yang saat ini masih menginvasi Ukraina.

"Semakin lama pasukan Anda bertahan di tanah Ukraina, semakin banyak kehancuran yang akan mereka bawa ke Rusia," ujarnya.

"Semakin laam orang ini berada di Kremlin, semakin banyak bencana yang akan terjadi," tutup Zelensky.

Tentara bayaran Wagner menyerbu Rusia pada Sabtu (24/6) dengan masuk wilayah Rostov. Aksi ini berlangsung usai bos tentara bayaran, Yevgeny Prigozhin, menuding pasukan Rusia menyerang kamp Wagner.

Imbas serangan itu, banyak personel Wagner yang dilaporkan tewas. Kelompok ini, kata Prigozhin, siap bernegosiasi dan meletakkan senjata ke Kementerian Pertahanan Rusia. Namun, mereka terus diserang.

Belakangan, Kemenhan Rusia membantah serangan itu.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pasukan tentara bayaran Wagner sebagai pengkhianat dan menusuk dari belakang rakyat Rusia. Dalam pidatonya, Putin juga menyebut apa saja yang memecah persatuan Rusia merupakan bentuk "penusukan dari belakang terhadap negara dan rakyat."

Lebih lanjut, Putin mengatakan aksi Wagner sebagai pengkhianatan internal. Ia lantas menegaskan akan melindungi Rusia dan rakyatnya dari segala bentuk pengkhianatan dari internal maupun eksternal.(han)