Mengungkit Keserupaan Perjalanan Politik Prabowo-Gibran dengan Dewanti-Dewa

Contoh kasusnya adalah pada pilpres 2019, Prabowo menjadi musuh bebuyutan ayahanda Gibran yang tak lain Presiden Jokowi dalam kontestasi pilpres, Prabowo kalah terhadap pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.

May 10, 2024 - 09:20
Mengungkit Keserupaan Perjalanan Politik Prabowo-Gibran dengan Dewanti-Dewa

NUSADAILY.COM – MALANG – Kala itu, masyarakat Indonesia dibuat terhentak, seakan tak percaya ketika tetiba nama Prabowo-Gibarn muncul menjadi pasangan calon presiden dan wakil presiden 2024.

Pun tak jauh beda dengan Masyarakat Kota Malang, tak nyana ketika muncul wacana menduetkan Dewanti-Dewa di ajang Pilkada pada Nopember mendatang.

Entah itu ada unsur kebetulan atau memang sudah digariskan. Tapi perjalanan politik Prabowo-Gibran dengan Dewanti-Dewa memiliki keserupaan.

Contoh kasusnya adalah pada pilpres 2019, Prabowo menjadi musuh bebuyutan ayahanda Gibran yang tak lain Presiden Jokowi dalam kontestasi pilpres, Prabowo kalah terhadap pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Demikian juga Ketika pilkada Kabupaten Malang pada 2015. Dewanti maju sebagai Cabup berhadapan dengan Rendra Kresna ayahanda Kresna Dewanata Prosakh, dan hasilnya Dewanti kalah.

Kini, di tahun 2024, Prabowo yang awalnya menjadi lawan tanding Jokowi di pilpres 2019, memilih Gibran sebagai wakilnya di Pilpres lalu dan menang. Sementara, Dewanti, muncul wacana di kalangan akar rumput Kota Malang, akan disandingkan dengan Dewa putra dari Rendra Kresna mantan Bupati Malang, sebagai calon walikota dan wakil walikota mendatang. Hasilnya, tentu hanya Tuhan yang tahu.

Adalah Guru Besar ilmu Sosiologi Politik, UMM, Prof. Dr. Wahyudi Winarjo, mengungkit keserupaan perjalanan politik Prabowo-Gibran dengan Dewanti-Dewa.

Kata Wahyudi, munculnya wacana duet Dewanti-Dewa sangat mengejutkan, termasuk dirinya, tapi jika memang benar pasangan ini bisa berlaga di pilkada mendatang, kontestan ini adalah pasangan yang harus diperhitungkan oleh kontestan lain, katanya.

Sebab kata Wahyudi, keberhasilan Dewanti memimpin Kota Batu, hingga saat ini masih berasa dan melekat bagi warga Kota Malang. Demikian juga dengan Dewa, saat beliau menjadi anggota Komisi 1 DPR-RI 2 periode yang membawahi Pertahanan dan Hubungan Luar Negeri juga tak bisa dipandang sebelah mata.

“jadi pasangan ini saling melengkapi, namun pastinya harus tetap bekerja keras, karena disitu masih ada Abah Anton yang sudah mendaftar ke PKB, ada mantan walikota Sutiaji, ada Wahyu Hidayat pak PJ, ada Sofyan Edy Jarwoko Ketua Golkar. Yang itu bukan orang sembarangan, mereka semua memiliki latar belakang dan keterpilihan yang tinggi di hati sebagian Masyarakat Kota Malang,” imbuhnya.

Menanggapi kabar tersebut, Ketua DPD Partai Nasdem Kota Malang, Hanan Jalil, menyambut baik dan mendoakan yang terbaik bagi Kota Malang.

Menurut dia, dalam dunia politik semuanya serba mungkin terjadi. ”Yang tidak mungkin itu menghidupkan orang mati,” guraunya.

Jika memang pasangan ini bisa disandingkan, Hanan menyambut baik, karena keduanya memiliki akar pemilih yang kuat di Kota Malang.

”Saya yakin peluang menangnya juga sangat besar,” ujar Hanan dengan penuh keyakinan.

Menurut dia, jika pasangan ini bisa diusung bersama, hal ini juga akan memantik semangat para kader Partai Nasdem dan PDI Perjuangan untuk all out memenangkannya.

Tak berbeda dengan Hanan, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Malang I Made Ryandiana Kartika juga menyambut baik wacana tersebut.

Menurut Made, kedua tokoh tersebut sudah sangat dikenal oleh warga Kota Malang. Dewanti sebagai mantan Wali Kota Batu yang terbilang berhasil dan Dewa merupakan anggota DPR RI dari dapil Malang Raya.

Selain itu, Dewa merupakan putra dari mantan Bupati Malang Rendra Kresna yang memiliki pengaruh kuat.

Namun demikian, PDI Perjuangan Kota Malang punya mekanisme tersendiri dalam internal partai.

Yang mana semua keputusan untuk pasangan calon wali kota, bupati maupun gubernur adalah wewenang dari DPP. “Untuk wanaca bebas-bebas saja, tapi keputusan finalnya tetap di DPP. Dan apa pun keputusan DPP kami akan melaksanakan secara all out,” pungkanya.(Febri Setiawan)