Kok Impor Senjata Masih Banjiri RI Ya, Padahal Sudah Dilarang Jokowi

Pertama, ada military weapons, other than revolvers, pistols and the arms of heading 9307, 930110, 930120 yang impornya pada Maret 2023 sempat nihil. Namun, bulan berikutnya merangkak naik ke US$42, Mei 2023 US$9,1 juta dolar, Juni 2023 kembali nol, dan Juli 2023 mencapai US$143 ribu.

Aug 16, 2023 - 16:46
Kok Impor Senjata Masih Banjiri RI Ya, Padahal Sudah Dilarang Jokowi

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor senjata dan amunisi masih dilakukan oleh kementerian/lembaga meski sudah dilarang Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Data BPS mencatat, mayoritas senjata dan amunisi yang diimpor sepanjang Januari-Juli berkode HS93.

Pertama, ada military weapons, other than revolvers, pistols and the arms of heading 9307, 930110, 930120 yang impornya pada Maret 2023 sempat nihil. Namun, bulan berikutnya merangkak naik ke US$42, Mei 2023 US$9,1 juta dolar, Juni 2023 kembali nol, dan Juli 2023 mencapai US$143 ribu.

Kedua, kelompok bombs, grenades, torpedoes, mines, missiles, and similar munitions of war and parts thereof yang pada Februari, Maret, dan Mei 2023 nihil masuk ke Indonesia.

Sedangkan pada April 2023 tercatat senjata impor jenis ini masuk US$1,2 juta, Juni 2023 meroket hingga US$14,3 juta, dan Juli 2023 turun setengahnya ke angka US$7,1 juta.

Ketiga, kategori other ammunition and projectiles and parts thereof, including shot and cartridge wads yang impornya juga nihil pada Maret lalu.

Kendati, impor alat utama sistem senjata (alutsista) jenis ini meningkat menjadi US$1,2 juta pada April 2023, US$3,3 juta di Mei 2023, turun ke US$102 ribu pada Juni 2023, dan naik lagi ke US$558 ribu pada Juli 2023.

Keempat, alutsista jenis shotgun cartridges yang nilai impornya nol pada Mei lalu. Akan tetapi, angka impornya pada Maret 2023 menyentuh US$27 ribu, April 2023 US$105 ribu, Juni 2023 US$6.337, dan Juli 2023 membengkak ke US$11 juta.

Kelima, ada kelompok spring or gas guns and pistols, excluding arms of heading 9307.

Rinciannya, per Maret 2023 Indonesia mengimpor US$26 ribu, naik ke US$94 ribu di April, turun menjadi US$49 ribu pada Mei, melesat ke US$3,4 juta di Juni, dan merosot ke US$2,5 juta pada bulan lalu.

Keenam, alutsista jenis lainnya mencatat total impor kumulatif sejak Januari-Juli 2023 sebesar US$26,2 juta. Nilai impor tertinggi terjadi pada Juli 2023 lalu sebesar US$7,7 juta.

Jika dilihat berdasarkan negara asal, Korea Selatan menjadi pemasok alutsista terbanyak ke Indonesia dalam enam bulan ini, yakni mencapai US$25 juta. Bahkan, Indonesia tak pernah absen mengimpor senjata dan amunisi dari Negeri Ginseng.

Negara terbanyak kedua adalah China dengan total ekspor senjata ke Indonesia senilai US$19,1 juta sejak awal 2023. Namun, Indonesia sempat sama sekali tak mengimpor alutsista dari Negeri Tirai Bambu pada Februari lalu.

Kemudian, ada Amerika Serikat senilai US$15 juta, Afrika Selatan US$10,6 juta, dan Spanyol sebesar US$6 juta. Sedangkan nilai transaksi impor alutsista Indonesia dengan negara pemasok lainnya menyentuh US$78 juta.

Namun, data BPS itu tidak mencantumkan K/L mana yang mengimpor senjata dan amunisi tersebut, apakah Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Polri, atau stakeholder terkait lain.

Sebelumnya, Presiden Jokowi bolak balik telah menegaskan industri dalam negeri sudah bisa memproduksi senjata.

Oleh karena itu, ia melarang Kemenhan hingga Polri mengimpor senjata dan hanya memperbolehkan impor senjata berteknologi tinggi, seperti pesawat tempur.

"Kalau yang canggih-canggih, silakan. Kalau mau beli pesawat tempur, karena kita belum bisa. Kalau senjata, peluru, kita sudah bisa, apalagi hanya sepatu. Kenapa harus beli dari luar?" ujar Jokowi pada pembukaan Penghargaan P3DN 2023 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (15/3).

Jokowi juga menyoroti impor makanan prajurit. Ia mendapat bisikan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan soal TNI yang selalu bekerja sama dengan satu pihak untuk pengadaan makanan prajurit. Jokowi menegaskan dirinya akan mengecek langsung praktik ini.(han)