Timnas U-23 Tak Perlu Ciut Nyali dengan DNA Eropa Pemain Guinea di Playoff Olimpiade

Sejak bertanding pada 7 Juli 2023, dalam perebutan tempat ketiga Piala Afrika U-23, Guinea belum melakoni pertandingan kompetitif. Nyaris setahun tak ada turnamen yang diikuti.

May 7, 2024 - 08:23
Timnas U-23 Tak Perlu Ciut Nyali dengan DNA Eropa Pemain Guinea di Playoff Olimpiade

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Sekilas Guinea U-23 berwajah sangar karena diisi pemain-pemain yang berkiprah di kompetisi Eropa.

Tetapi tak ada alasan untuk Timnas Indonesia U-23 gentar ciaut nyali di playoff Olimpiade 2024.

Karenanya tak ada alasan bagi Garuda Muda untuk kecil hati menatap pertandingan playoff Olimpiade 2024 di CNF Clairefontaine pada Kamis (9/5). Sebaliknya Indonesia harus percaya diri.

Sejak bertanding pada 7 Juli 2023, dalam perebutan tempat ketiga Piala Afrika U-23, Guinea belum melakoni pertandingan kompetitif. Nyaris setahun tak ada turnamen yang diikuti.

Guinea hanya melakoni dua pertandingan uji coba sebelum jumpa Indonesia. Mereka kalah 0-3 dari Amerika Serikat, kemudian menang 4-0 lawan tim asal Catalonia, UE Olot.

Dari 23 pemain yang dipanggil Guinea U-23 saat melawan Amerika Serikat, hanya lima yang berkiprah di dalam negeri. Sisanya tersebar dari Yunani hingga Armenia.

Bahkan ada satu nama yang sempat menjadi sorotan dunia, yakni Ilaix Moriba. Ia adalah pemain RB Leipzig yang sedang dipinjamkan ke Getafe dan merupakan jebolan La Masia.

Saat ini pemain-pemain Guinea U-23 memang tak membela klub-klub papan atas Eropa, tetapi mereka berkembang dalam didikan akademi Eropa yang unggul dalam Teknik dasar dan strategi.

Inilah nilai lebih tim asuhan Kaba Diawara. Meski tak berlatih bersama dalam durasi panjang, sebagian besar pemain bisa memahami strategi permainan dengan baik.

Jika ditinjau dari Piala Afrika U-23 2023, Guinea punya kolektivitas permainan yang solid. Amadou Keita dan kawan-kawan punya kecepatan dan Tangguh dalam duel satu lawan satu.

Oleh sebab itu kolektivitas permainan Indonesia juga kudu tinggi. Tampil dengan individualisme dan egosentrisme, niscaya mudah dipatahkan oleh tim berjulukan Syli National ini.

Apakah Timnas Indonesia U-23 sudah siap melawan Guinea U-23? Yang pasti, mesin tempur Indonesia jauh lebih panas. Ini modal bagi Indonesia untuk langsung tancap gas.

Sejarah mencatat, Timnas Indonesia (utamanya di level senior) inferior saat jumpa tim Afrika. Kamerun, Ghana, Mesir, Kenya, hingga Liberia pernah dihadapi dan dominan kalah.

Lawan asal Afrika yang terakhir kali dihadapi Indonesia adalah Burundi, pada 2023. Hasilnya tim asuhan Shin Tae Yong ini meraih kemenangan dan imbang.

Dalam peringkat FIFA, posisi Guinea memang jauh lebih dari Indonesia. Saat ini Guinea menempati posisi ke-76. Pada saat yang sama Indonesia berada di urutan ke-134.

Namun, peringkat ini sama sekali tak bisa menjadi tolok ukur. Buktinya Indonesia U-23 bisa unggul atas Australia, Yordania, dan Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024.

Yang jadi pertanyaan, apakah bisa Marselino Ferdinan dan kawan-kawan tampil seperti di Piala Asia U-23 2024? Dengan tim yang masih solid, lebih baik bahkan bisa.

Mungkin, hawa dingin yang bisa menjadi kendala. Ketika bertanding pada Kamis (9/5) nanti, suhu Udara di Clairefontaine diperkirakan berada pada 11 hingga 16 derajat celcius.

Ini terbilang dingin untuk warga Asia, seperti Indonesia, yang biasa dengan cuaca hangat. Namun, sejumlah pemain Indonesia sudah tak asing dengan suhu dingin.

Selain pemain yang berkiprah di negeri dingin, seperti Marselino, Pratama Arhan, Rafael Struick, Nathan Tjoe-A-On, atau Ivar Jenner, pemain lainnya sudah tak asing suhu dingin.

Beberapa pemain U-23 adalah jebolan Garuda Select yang berkiprah di Inggris dan Italia. Beberapa lainnya sempat berlatih di Kroasia menjelang Piala Dunia U-20.

Satu-satunya kendala yang bisa merusak adalah psikologis. Tekanan public setelah kalah dari Uzbekistan dan Irak membuat pemain gusar. Namun hal ini biasanya bisa diatasi.

Lazimnya atlet, tekanan bertubi-tubi adalah vitamin penambah darah semangat juang. Pemain hanya tinggal melawan diri sendiri, menyerah atau melompat lebih tinggi.(han)