Ketika Israel Tiada Henti Menyerang Gaza

"Serangan udara Israel menargetkan rumah tetangga saya di kamp Al-Maghazi, rumah saya di sebelahnya sebagian runtuh," kata Mohammed Alaloul, 37, seorang jurnalis yang bekerja untuk Badan Anadolu Turki, dilansir AFP, Minggu (5/11/2023).

Nov 6, 2023 - 15:23
Ketika Israel Tiada Henti Menyerang Gaza

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Serangan Israel ke sejumlah bangunan di Gaza, Palestina, terus terjadi. Salah satunya, Israel kembali melakukan serangan di kamp pengungsi Al-Maghazi, di Gaza Tengah pada Sabtu malam hingga melakukan serangan ke Universitas Al Azhar.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan serangan di kamp pengungsi Al-Maghazi itu mengakibatkan 30 orang tewas.

"Lebih dari 30 orang (yang tewas) tiba di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir Al-Balah dalam pembantaian yang dilakukan oleh pendudukan di kamp Al-Maghazi di Jalur Gaza tengah," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf Al-Qudra dalam sebuah pernyataan, dilansir Aljazeera, Minggu (5/11/2023).

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan mereka sedang menyelidiki apakah tentara sedang beroperasi di daerah tersebut pada saat pemboman terjadi.

Sementara itu dilansir AFP, pertempuran terus berkobar di Gaza meskipun terdapat seruan gencatan senjata dari negara-negara Arab dan warga sipil selama 30 hari. Seorang jurnalis menyebut serangan tersebut terjadi di rumah tetangganya.

"Serangan udara Israel menargetkan rumah tetangga saya di kamp Al-Maghazi, rumah saya di sebelahnya sebagian runtuh," kata Mohammed Alaloul, 37, seorang jurnalis yang bekerja untuk Badan Anadolu Turki, dilansir AFP, Minggu (5/11/2023).

Alaloul mengatakan kepada AFP bahwa putranya yang berusia 13 tahun, Ahmed, dan putranya yang berusia empat tahun, Qais, tewas dalam pemboman itu, bersama saudara laki-lakinya. Istri, ibu, dan dua anak lainnya terluka.

Israel Bombardir Universitas Al-Azhar

Wakil Menteri Luar Negeri Palestina Amal Jadou mengatakan Israel telah melakukan serangan bom ke Universitas Al-Azhar di Gaza. Serangan itu terjadi Sabtu waktu setempat.

Dikutip Al-Jazeera, Minggu (5/11/2023), momen pemboman universitas Al-Azhar itu diunggah di akun X Jadou. Berdasarkan laporan Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera, yang berkuliah di Universitas Azhar, menyampaikan pemboman itu terjadi pada Sabtu pagi.

Sementara itu, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) atau The Council on American-Islamic Relations --organisasi advokasi dan hak sipil muslim terbesar di AS-- juga menyampaikan sayap kanan Israel menghancurkan Universitas Al-Azhar di Gaza.

CAIR mengutuk peristiwa itu. Mereka menyoroti serangan Israel terhadap Universitas di Gaza, serangan di kamp pengungsian, dan serangan mematikan lainnya.

Selain itu, CAIR menilai serangan terhadap fasilitas PBB yang menampung pengungsi membuktikan bahwa komunitas internasional harus bertindak untuk menghentikan kampanye genosida oleh Israel yang menargetkan warga Palestina.

Setidaknya ada 15 orang tewas dalam serangan terhadap sekolah milik PBB yang berfungsi sebagai tempat penampungan di sebuah kamp pengungsian di jalur Gaza Utara yang diserang pada hari Sabtu. Fasilitas PBB lainnya juga menjadi sasaran Israel.

Sebanyak 51 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di kamp pengungsi Maghazi.

Diketahui, serangan Israel telah menyebabkan hampir 10.000 warga Palestina, termasuk ribuan anak perempuan tewas. CAIR juga mengutuk pembantaian yang dilakukan Israel terhadap warga sipil Palestina hingga serangan di Rumah Sakit Shifa di Gaza.

Ledakan Besar Hancurkan Bangunan Dekat RS Al-Quds di Gaza

Ledakan besar terjadi di sekitar rumah sakit Al-Quds di Gaza pada Minggu Pagi. Palestine Red Crescent Society (PRCS) atau Organisasi Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bangunan di dekat RS Al Quds menjadi sasaran pasukan militer Israel.

"Sebuah bangunan yang terletak sekitar 50 meter dari rumah sakit Al-Quds dan markas besar Asosiasi di daerah Tal Al-Hawa telah menjadi sasaran IDF (Pasukan Pertahanan Israel)," kata PRCS, dilansir CNN, Minggu (5/11/2023).

PRCS menyebut bangunan tersebut hancur dan menimbulkan korban, serta korban jiwa. PRCS melaporkan 'ledakan artileri hebat dan serangan udara' di sekitar rumah sakit.

Diinformasikan rumah sakit ini dekat dengan Kota Gaza. Sementara itu, CNN telah menghubungi militer Israel untuk memberikan komentar mengenai klaim PRCS.

Diketahui, IDF telah memerintahkan warga sipil untuk pindah ke selatan Gaza dari Kota Gaza dan utara dan sering menuduh Hamas menggunakan infrastruktur sipil seperti rumah sakit untuk operasi militer.

Sementara itu dilansir Aljazeera, sejumlah korban terdampak akibat sebuah gedung dekat Rumah Sakit al-Quds dan di daerah Tel al-Hawa dihancurkan oleh serangan Israel.

Lebih lanjut, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan di halaman Facebook-nya sambil membagikan video yang telah diverifikasi oleh Al Jazeera. Dari video tersebut terlihat terdapat pasien yang dievakuasi ambulans.(han)