Kemampuan Abad 21, Kolaborasi antara Human Intelegence dan Artificial Intelegence

Oleh: Ahsan Muafa, S.T., M.Pd.

Oct 25, 2023 - 16:59
Kemampuan Abad 21, Kolaborasi antara Human Intelegence  dan Artificial Intelegence

Kecerdasan manusia (human intelegence/HI) dan Kecerdasan buatan (artificial intelegence/AI) adalah dua domain pengetahuan yang mendalam dan penting dalam dunia teknologi, ilmu komputer, dan pemahaman kita tentang kecerdasan. Ke dua jenis kecerdasan ini memiliki karakteristik yang berbeda, kelebihan, dan batasan masing-masing.

Kecerdasan buatan (lebih dikenal AI) adalah cabang ilmu komputer yang bertujuan mengembangkan sistem dan teknologi yang dapat meniru kecerdasan manusia. AI melibatkan penggunaan algoritma, komputasi, dan pemrosesan data untuk melakukan tugas-tugas yang memerlukan pemikiran dan keputusan. Dengan demikian, prosedur dalam proses pengambilan keputusan selalu mengikuti algoritma yang telah ditentukan. Hal ini sangat rentan terjadinya kesalahan saat kondisi tidak merepresentasikan keadaan yang ideal.

Terlepas dari kekurangannya, kecerdasan buatan begitu powerful. Kecerdasan buatan memiliki kemampuan analisis data dalam jumlah besar dengan cepat dan akurat. Hal ini memungkinkan AI mampu mengidentifikasi pola dan informasi yang mungkin sulit untuk dilakukan oleh manusia. AI juga memiliki kemampuan untuk belajar. Ia dapat belajar dari data yang diberikan kepadanya dan mengoptimalkan kinerjanya seiring waktu. Ini dikenal sebagai pembelajaran mesin (machine learning) yang memungkinkan meningkatkan kinerjanya tanpa perlu pemrograman ulang.

Keuntungan selanjutnya adalah AI memiliki kecepatan tinggi dan konsistensi. AI dapat beroperasi 24/7 tanpa perlu istirahat dan akan selalu konsisten dalam kinerjanya. AI efisien dalam tugas-tugas yang memerlukan kecepatan dan konsistensi. AI tidak memiliki emosi, sehingga keputusan dan tindakan yang diambilnya bersifat obyektif dan tidak dipengaruhi oleh faktor emosional. Karena berbagai keuntungan tersebut,  maka AI digunakan dalam berbagai bidang seperti kedokteran, otomasi industri, analisis data, mobil otonom, dan bahkan seni seperti pembuatan musik dan seni rupa generatif.

Sedangkan kecerdasan manusia adalah jenis kecerdasan yang dimiliki oleh manusia. Kecerdasan ini mencakup kapasitas manusia untuk berpikir, merasakan, belajar, beradaptasi, dan mengambil keputusan. Kecerdasan manusia melibatkan berbagai aspek, termasuk pemahaman, emosi, kreativitas, dan interaksi sosial.

Dibandingkan dengan AI, kecerdasan manusia memiliki kemampuan adaptasi pada lingkungan lebih tinggi. Manusia dapat memahami konteks yang kompleks, mengenali pola, dan mengubah perilakunya sesuai kebutuhan. Selain itu, HI juga memunculkan kemampuan kreatif. Manusia memiliki kemampuan untuk berpikir kreatif, menciptakan, dan berinovasi. Manusia dapat menghasilkan ide-ide baru, seperti dalam seni, musik, dan penemuan ilmiah yang unik.

Berbeda dengan AI, HI memiliki rasa emosi dalam berhubungan dengan orang lain, seperti kebahagiaan, sedih, dan empati. Manusia sebagai  makhluk sosial memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan membentuk hubungan dengan sesama. Interaksi sosial ini memungkinkan mereka untuk membangun masyarakat, budaya, dan peradaban. Kecerdasan manusia juga memiliki kemampuan untuk melakukan penalaran moral dan etika. Mereka mempertimbangkan konsekuensi etis dari tindakan mereka dan membuat keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai moral.

Pemakaian AI dan HI ini tidak bisa dipisahkan. Mereka masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan yang mesti dikolaborasikan dengan baik. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dalam pemakaian keduanya, maka kita perlu mempertimbangkan beberapa hal, antara lain:

1.      Kemampuan analisis dan kecepatan. AI memiliki keunggulan dalam hal analisis data yang cepat dan akurat. AI dapat memroses informasi dalam hitungan detik, sementara manusia mungkin memerlukan waktu yang lebih lama.

2.      Kemampuan adaptasi dan kreatifitas. Manusia memiliki keunggulan dalam hal adaptasi yang fleksibel dan kemampuan kreatifitas. Kemampuan berpikir kreatif, berinovasi, dan beradaptasi dengan konteks yang rumit adalah ciri khas intelejensia manusia.

3.      Emosi dan interaksi sosial.  Kecerdasan manusia memiliki kelebihan dalam hal pemahaman emosi dan interaksi sosial. Manusia mampu merasakan dan memahami emosi, yang sangat penting dalam berkomunikasi dan membangun hubungan.

4.      Etika dan penalaran moral. Manusia memiliki kemampuan untuk melakukan penalaran moral dan etika, sedangkan AI hanya dapat beroperasi berdasarkan aturan dan algoritma yang telah diprogramkan.

 

Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah bahwa AI dan HI memiliki  kelebihan dan batasan masing-masing. Idealnya, manusia dan AI dapat saling melengkapi dalam berbagai konteks. AI dapat digunakan untuk tugas-tugas analitis yang memerlukan kecepatan dan akurasi, sementara manusia dapat fokus pada aspek-aspek kreatif, emosional, dan etis dalam pengambilan keputusan.

Oleh karena itu, dalam kolaborasi AI dan HI penting untuk terus mempertimbangkan implikasi etis dari perkembangan AI, seperti privasi data, bias dalam algoritma, dan dampak sosial yang mungkin terjadi. Pemahaman yang baik tentang kekuatan dan keterbatasan antara kecerdasan manusia dan kecerdasan buatan dapat membantu kita memanfaatkan potensi teknologi AI dengan bijak dan bertanggung jawab. (***)

 

 

Ahsan Muafa, S.T., M.Pd., adalah  dosen Program Studi D3 Teknik Komputer, Fakultas Teknik Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo.

Tulisan ini telah disunting oleh Dr. Aris Wuryantoro, M.Hum., adalah dosen di Universitas PGRI Madiun dan Dewan Pengurus Perkumpulan Ilmuwan Sosial Humaniora Indonesia (PISHI).