Gerhana Bulan Penumbra Terjadi Pada 5-6 Mei, Cek Jadwalnya

Lantas di mana saja dan jam berapa puncak Gerhana Bulan Penumbra malam hari ini akan terjadi? Simak informasi selengkapnya berikut ini:

May 5, 2023 - 22:26
Gerhana Bulan Penumbra Terjadi Pada 5-6 Mei, Cek Jadwalnya
Foto: Gerhana Bulan Penumbra

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Puncak Gerhana Bulan Penumbra akan terjadi pada 5-6 Mei 2023. Fenomena gerhana Bulan ini bisa disaksikan dari Indonesia pada saat malam puncak terjadinya. Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), gerhana ini akan dimulai pada malam hari ini.

Lantas di mana saja dan jam berapa puncak Gerhana Bulan Penumbra malam hari ini akan terjadi? Simak informasi selengkapnya berikut ini:

Waktu Puncak Gerhana Bulan Penumbra

Salah satu peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Rhorom Priyatikanto menjelaskan peristiwa Gerhana Bulan Penumbra terjadi akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan. Fenomena ini hanya terjadi saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya. Penyebabnya adalah posisi Bulan, Bumi, dan Matahari yang hampir segaris. Tapi ketiganya tidak cukup segaris untuk menghasilkan Gerhana Bulan total.

BACA JUGA : Gerhana Bulan Dianggap Pertanda Buruk, Apakah Bahaya Untuk...

Lebih lanjut, Rhorom mengatakan bahwa Gerhana Bulan Penumbra bisa dilihat di wilayah Indonesia sekitar tengah malam pada 5-6 Mei 2023. Gerhana mulai tanggal 5 Mei 2023 dari pukul 21.15 WIB dengan puncaknya pukul 23.24 WIB dan selesai pukul 01.30 WIB keesokan harinya tanggal 6 Mei 2023.

"Semua wilayah Indonesia kebagian, fenomena Gerhana Bulan Penumbra ini bisa dilihat di wilayah Indonesia sekitar tengah malam, yang terjadi pada tanggal 5-6 Mei 2023. Gerhana mulai tanggal 5 Mei 2023 dari pukul 21.15 WIB dan selesai pukul 01.30 WIB keesokan harinya dan puncaknya pada 23.24 WIB," jelas Rhorom Priyatikanto, Kamis (4/5/2023).

Proses dan Ciri-ciri Gerhana Bulan Penumbra

Peneliti Ahli Madya BRIN tersebut turut menjelaskan tentang proses terjadinya Gerhana Bulan Penumbra. Ini terjadi ketika ada sebagian cahaya Matahari yang terhalang oleh Bumi, sehingga Bulan masuk di bayangan penumbra Bumi. Saat Bulan memasuki penumbra, terangnya berkurang secara gradual.

Dijelaskan bahwa proses Gerhana Bulan Penumbra adalah posisi Bulan, Matahari, Bumi sejajar di mana Bulan hanya masuk ke bayangan penumbra Bumi. Akibatnya saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat lebih redup dari saat purnama.

"Perbedaan umbra dan penumbra pada gerhana Bulan yaitu bila ada bagian Bulan yang memasuki umbra, maka bagian tersebut tidak menerima cahaya Matahari, kecuali sebagian kecil yang terbiaskan oleh atmosfer Bumi dan sebaliknya, bagian yang masuk penumbra masih menerima cahaya Matahari," tutur Rhorom Priyatikanto.

Ada Pula Fenomena Hujan Meteor Eta Aquarid

Selain puncak Gerhana Bulan Penumbra pada 5-6 Mei 2023, jika beruntung di saat yang bersamaan masyarakat juga dapat mengamati terjadinya fenomena Hujan Meteor Eta Aquariid yang biasa terjadi antara tanggal 19 April hingga 28 Mei.

"Hujan Meteor Eta Aquariid biasa terjadi ketika Bumi memasuki aliran meteoroid/debu sisa komet Halley yang melintas puluhan tahun silam. Meskipun terjadi bersamaan, kedua fenomena ini tidak saling berkaitan," kata Rhorom.

Mungkin banyak masyarakat yang bertanya apa keistimewaan Gerhana Bulan Penumbra di Indonesia. Rhorom Priyatikanto mengatakan, fenomena ini tidaklah terlalu istimewa, tapi ini menjadi momen untuk validasi metode hisab.

"Masyarakat akan cukup sulit menyaksikan gerhana ini untuk dilihat tanpa bantuan kamera karena hanya berupa peredupan purnama. Maka gerhana ini tidak seperti gerhana sebagian atau total yang membuat Bulan tampak kemerahan," jelasnya.

Untuk melihat fenomena Gerhana Bulan Penumbra, masyarakat dapat mengecek kondisi cuaca lokal dan sempatkan memantau langit esok malam. Bagi masyarakat yang ingin mengabadikan fenomena ini, kamera digital akan memudahkan untuk melakukan dokumentasi. (ros)