Aktifkan Mode Pesawat Saat Terbang, Ini Alasannya

Empat poin pertama memang masuk akal. Karena, tirai jendela perlu dinaikkan agar kita bisa melihat jika ada keadaan darurat.

Apr 21, 2023 - 12:00
Aktifkan Mode Pesawat Saat Terbang, Ini Alasannya
Ilustrasi (Foto: www.freepik.com)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Apa sebenarnya alasan pramugari menyuruh kita untuk mematikan atau mengaktifkan mode pesawat saat akan terbang? Begini penjelasannya.

Melansir CNN, Kamis (20/4/2023), rutinitas saat kita terbang adalah memastikan kursi dalam posisi tegak, meja dilipat, tirai jendela dinaikkan, laptop disimpan di bagasi di atas kepala, dan HP atau yang lain disetel ke mode pesawat.

Empat poin pertama memang masuk akal. Karena, tirai jendela perlu dinaikkan agar kita bisa melihat jika ada keadaan darurat.

Meja baki perlu disimpan dan duduk tegak agar kita bisa keluar dari barisan dengan cepat. Lalu, laptop dapat menjadi benda berbahaya jika dalam keadaan darurat, karena kantong belakang kursi tidak cukup kuat untuk menampungnya.

Dan ponsel perlu diatur ke mode penerbangan agar tidak menyebabkan keadaan darurat untuk pesawat? Kenapa demikian?

Teknologi telah berkembang pesat
Navigasi dan komunikasi penerbangan bergantung pada layanan radio yang telah disetel untuk meminimalkan interferensi sejak tahun 1920-an.

Teknologi digital yang saat ini digunakan jauh lebih maju daripada beberapa teknologi analog lama yang digunakan bahkan 60 tahun yang lalu.

Penelitian telah menunjukkan perangkat elektronik pribadi dapat memancarkan sinyal dalam pita frekuensi yang sama dengan sistem komunikasi dan navigasi pesawat, menciptakan apa yang dikenal sebagai interferensi elektromagnetik.

Namun pada tahun 1992, Otoritas Penerbangan Federal AS dan Boeing, dalam sebuah penelitian independen, menyelidiki penggunaan perangkat elektronik pada interferensi pesawat.

Dan, mereka tidak menemukan masalah dengan komputer atau perangkat elektronik pribadi lainnya selama fase penerbangan yang tidak kritis. Lepas landas dan pendaratan dianggap sebagai fase kritis.

Komisi Komunikasi Federal AS juga mulai membuat bandwidth frekuensi yang dicadangkan untuk penggunaan yang berbeda, seperti telepon seluler dan navigasi serta komunikasi pesawat, sehingga keduanya tidak mengganggu satu sama lain.Pemerintah di seluruh dunia mengembangkan strategi dan kebijakan yang sama untuk mencegah masalah interferensi dengan penerbangan. Di UE, perangkat elektronik diizinkan untuk tetap menyala sejak 2014.

2,2 miliar penumpang
Lalu mengapa, dengan standar global ini, industri penerbangan masih terus melarang penggunaan ponsel? Salah satu masalah terletak pada sesuatu yang mungkin tidak Anda duga, yakni gangguan ground.

Jaringan nirkabel dihubungkan oleh serangkaian menara. Struktur itu bisa kelebihan beban jika semua penumpang yang terbang di atas jaringan darat ini menggunakan ponsel mereka.

Jumlah penumpang yang terbang pada tahun 2021 lebih dari 2,2 miliar, dan itu setengah dari jumlah penumpang tahun 2019. Perusahaan nirkabel mungkin ada benarnya di sini.

Dalam hal jaringan seluler, perubahan terbesar dalam beberapa tahun terakhir adalah perpindahan ke standar baru. Jaringan nirkabel 5G saat ini yang memiliki transfer data berkecepatan lebih tinggi telah menimbulkan kekhawatiran bagi banyak orang dalam industri penerbangan.

Bandwidth frekuensi radio terbatas, namun dunia penerbangan masih mencoba menambahkan lebih banyak perangkat baru ke dalamnya.

Industri penerbangan menunjukkan bahwa spektrum bandwidth jaringan nirkabel 5G sangat dekat dengan spektrum bandwidth penerbangan yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem navigasi di dekat bandara yang membantu pendaratan pesawat.

Operator bandaradi AustraliadanAStelah menyuarakan masalah keamanan penerbangan terkait peluncuran 5G, namun tampaknya telah diluncurkan tanpa masalah di Uni Eropa. Apa pun itu, sebaiknya batasi penggunaan ponsel di pesawat sementara masalah seputar 5G diselesaikan.

Simpulan
Sebagian besar maskapai penerbangan sekarang menyediakan layanan Wi-Fi yang berbayar atau gratis. Dengan teknologi baru, penumpang secara teoritis dapat menggunakan ponsel mereka untuk melakukan panggilan video dengan teman atau klien dalam penerbangan.

Seorang pramugari mengemukakan pendapatnya tentang penggunaan telepon selama penerbangan. Mereka sungkan saat menunggu penumpang menyelesaikan panggilan dan harus menanyakan apakah ingin minuman atau sesuatu untuk dimakan.

Di pesawat dengan 200 lebih penumpang, layanan dalam penerbangan akan memakan waktu lebih lama untuk diselesaikan jika semua orang melakukan panggilan telepon.

Masalah penggunaan telepon dalam penerbangan yang lain lebih pada pengalaman sosial di pesawat, dan semuanya berpotensi berbicara sekaligus. Di saat ada perilaku penumpang yang mengganggu, akan sering terjadi pula perkelahian di atas sana.

Penggunaan ponsel dalam penerbangan saat ini tidak mengganggu kemampuan pesawat untuk beroperasi. Namun, teknologi 5G yang merambah bandwidth radio sistem navigasi pesawat memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menjawab pertanyaan terkait gangguan navigasi pesawat selama pendaratan.(eky)