Duh! Bandara Internasional Lombok Jadi Tempat Gembala Ratusan Kerbau

PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I Bandara Internasional Lombok sedang risau. Sebabnya, bandara menjadi tempat menggembala ratusan kerbau.

May 12, 2023 - 02:00
Duh! Bandara Internasional Lombok Jadi Tempat Gembala Ratusan Kerbau
Ratusan kerbau masuk area Bandara Lombok di dekat landasan pacu. (Ahmad Viqi/detikcom)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I Bandara Internasional Lombok sedang risau. Sebabnya, bandara menjadi tempat menggembala ratusan kerbau.

Humas AP I Bandara Internasional Lombok Arif Haryanto menyebut kerbau-kerbau tersebut berpotensi mengganggu operasional penerbangan. Peringatan yang diberikan pengelola bandara kepada warga mejan.

"Kegiatan ini sudah berlangsung cukup lama. Hewan-hewan ternak ini, selain mengancam bahaya juga membuat kotor jalanan utama dan jalan akses kargo. Makanya dilakukan penertiban," kata Arif seperti dikutip dari detikBali, Kamis (11/5/2023).

Ratusan kerbau tersebut milik puluhan peternak dari tiga desa di sekitar bandara, yaitu Desa Tanak Awu, Desa Ketare, Kecamatan Pujut, dan Desa Penujak di Kecamatan Praya Barat.

"Kami sudah berikan surat peringatan pada Senin (8/5). Sekarang baru kami minta keluar dari area Bandara Lombok," ungkap Kepala Satpol PP Lombok Tengah Lalu Rinjani.

Rinjani kejadian serupa pernah berlangsung pada Januari 2023. Malah, saat itu peternak bahkan membangun kandang kerbau di dalam area bandara.

"Jadi, ada beberapa kandang kerbau yang sengaja dibuat di dalam bandara. Bulan lalu sudah kami bongkar, sekarang ada lagi," kata dia.

Rinjani mengungkapkan Satpol PP telah menyosialisasikan kembali soal bahaya ternak masuk ke bandara, apalagi jika sampai ke landasan pacu.

Sementara itu, General Manager AirNav Indonesia cabang Lombok Kiki Adrian juga berusaha mengingatkan peternak bahwa ratusan kerbau yang masuk ke area Bandara Lombok berpotensi mengganggu penerbangan. Karenanya, AirNav mendukung penertiban terhadap hewan-hewan ternak itu.

"Kami mendukung penertiban ratusan kerbau milik puluhan ternak di area bandara, demi keselamatan penerbangan," ujar Kiki.

Ratusan kerbau itu, kata Kiki, mendekati landasan pacu pesawat di Bandara Lombok. Di sisi lain, ia tak menampik bahwa hewan liar lainnya pun bisa mengganggu proses penerbangan.

"Ya, memang di sini banyak hewan liar. Biasanya ada anjing, biawak, hingga burung. Kerbau juga berbahaya jika masuk ke area landasan pacu," kata Kiki.

Ratusan kerbau milik puluhan peternak dilepasliarkan di lahan seluas 540 hektare (Ha) di kawasan Bandara Lombok. Ia khawatir kerbau-kerbau ini merusak pagar dan masuk ke area landasan pacu.

"Ratusan kerbau ini kerap terlihat oleh petugas di bagian sisi utara area landasan pacu. Kalau ada yang berkeliaran mendekati pagar, kami langsung melapor ke AP I," ujar dia.

Pemilik Bersikukuh Menggembala Kerbau Pagi dan Sore, Tidak Menginap
Hermanto, salah satu peternak kerbau dari Desa Penujak menolak membawa puluhan kerbau miliknya keluar Bandara Internasional Lombok. Ia beralasan kerbau-kerbaunya akan merusak tanaman padi di desanya.

Pria 40 tahun itu menuturkan tanaman padi milik warga di desanya belum memasuki musim panen. Karenanya, ia meminta waktu selama satu bulan untuk menggiring kerbau-kerbaunya keluar.

"Saya belum menerima sosialisasi tentang penertiban kerbau di bandara. Karenanya, saya minta waktu satu bulan, baru saya akan keluarkan kerbau dari bandara," ujarnya.

Selama menggembala kerbau di area bandara seluas 540 hektare (Ha) itu, ada sekitar 200 kerbau yang makan dan minum di area bandara. Hermanto mengaku akan mengeluarkan kerbaunya tanpa penertiban, asalkan tanaman padi di desanya sudah memasuki musim panen.

"Khusus dari Desa Penujak saja ada sekitar 100 ekor kerbau lebih, kalau dari desa yang lain saya tidak tahu, karena saya tidak kenal. Banyaklah," kata Hermanto.

Di sisi lain, Hermanto menegaskan tidak pernah membawa kerbaunya menginap di area bandara. Ia hanya membawa kerbaunya datang pagi dan pergi sore hari untuk dilepas dan diawasi selama makan.

"Kalau yang buat kandang, saya tidak tahu. Karena banyak kan yang punya kerbau di sini," kata Hermanto.(eky)