Siswa SMA Boarding School di Sentul Dikeroyok, Salah Satu Pelaku Anak Pengacara

Pengeroyokan tersebut terjadi pada 18 Februari lalu di dalam asrama sekolah. Pelaku berjumlah 8 orang yang merupakan teman sekelas dan juga beberapa kakak kelas korban yang juga tinggal di asrama.

Apr 1, 2023 - 19:23
Siswa SMA Boarding School di Sentul Dikeroyok, Salah Satu Pelaku Anak Pengacara
Ilustrasi Pengeroyokan

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Siswa SMA boarding school di Sentul, Kabupaten Bogor, dikeroyok oleh teman sekelas dan seniornya. Salah satu pelaku disebut-sebut merupakan anak dari seorang pengacara.

"Iya, yang saya kasih link itu h*********.com itu, sudah pasti itu (ayah dari salah satu pelaku)," ujar ayah korban, Fahrurozi, Jumat (31/3/2023) malam.

Fahrurozi mengatakan sebelumnya sudah ada upaya mediasi. Namun, mediasi itu tidak ada titik temu.

BACA JUGA : Duh! Pelajar di Surabaya Gegar Otak Usai Dikeroyok Sesama...

"Sudah ada beberapa proses itu (mediasi). Jadi kami korban yang memiliki iktikad baik duluan, minta mediasi. Nornalnya kan pelaku yang minta mediasi ya, ini malah kami, korban yang minta dari awal sebelum laporan," ujarnya, dilansir dari detik.com

Pengeroyokan tersebut terjadi pada 18 Februari lalu di dalam asrama sekolah. Pelaku berjumlah 8 orang yang merupakan teman sekelas dan juga beberapa kakak kelas korban yang juga tinggal di asrama.

"Pelaku 8 orang. Dari pengakuan pelaku utama itu ada 8 orang. Jadi pelaku yang satu kelas dengan anak saya itu 4 orang, anak saya kan kelas X, terus kelas XI ada 3 orang, kelas XII 1 orang. Jadi total 8 orang," ungkap Fahrurozi.

Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka parah di hidung hingga harus menjalani operasi. Tulang hidung korban hancur usai penganiayaan.

"Luka di bagian mukanya. Di bagian hidung itu ada kerusakan, tulang hidung ataupun tulang rawan. Tulang kerasnya patah, tulang rawannya hancur," kata Fahrurozi.

Fahrurozi menyebut sudah berinisiatif dan mencoba mengajak pihak sekolah serta orang tua pelaku mediasi dan bermusyawarah. Namun hingga akhir Februari tidak ada respons, sehingga Fahrurozi melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

"Saya laporan ke polisi tanggal 1 Maret. Karena awalnya kita coba beriktikad baik, kita kasih waktu dari tanggal 19 hingga tanggal 30 itu, tidak ada inisiatif atau iktikad baik dari para orang tua pelaku ya akhirnya kita lapor polisi," katanya.

Terpisah, Kasi Humas Polres Bogor Iptu Desi Triana membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, kasus tersebut masih dalam penyelidikan Polsek Babakanmadang.

"Sudah laporan ke polisi korbannya, terus sedang ditindaklanjuti, masih penyelidikan, itu info sementara dari Kapolsek dan Kanit Reskrimnya," kata Desi dikonfirmasi terpisah.

"(Terlapor) belum ada pemanggilan, kan baru tindak lanjutnya, belum lama. Proses penyelidikan masih berjalan, hasil visum juga belum keluar, begitu," tambahnya. (ros)