Serang Ukraina, AS Tuduh Rusia Gunakan Rudal Korut

Amerika Serikat (AS) menuduh Korea Utara (Korut) memberi rudal balistik dan peluncur rudal kepada Rusia. Rudal ini digunakan dalam serangan terbaru ke Ukraina.

Jan 6, 2024 - 04:20
Serang Ukraina, AS Tuduh Rusia Gunakan Rudal Korut

NUSADAILY.COM – WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menuduh Korea Utara (Korut) memberi rudal balistik dan peluncur rudal kepada Rusia. Rudal ini digunakan dalam serangan terbaru ke Ukraina.

 

"Rusia juga berupaya mendapatkan rudal dari sekutunya, Iran, karena negara itu kekurangan senjata hampir dua tahun setelah invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina," kata Gedung Putih, dilansir dari AFP dari medcom.id, Jumat, 5 Januari 2024.

 

Komentar Gedung Putih muncul ketika pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyerukan peningkatan produksi peluncur rudal sebagai persiapan untuk "pertikaian militer" dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat.

 

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan, rudal yang dipasok Pyongyang dengan jangkauan sekitar 900 kilometer ditembakkan oleh Rusia dalam dua serangan terhadap Ukraina dalam seminggu terakhir.

 

 “Informasi kami menunjukkan bahwa Republik Demokratik Rakyat Korea baru-baru ini memberi Rusia peluncur rudal balistik dan beberapa rudal balistik,” kata Kirby.

 

“Ini adalah peningkatan dukungan DPRK yang signifikan dan mengkhawatirkan terhadap Rusia,” lanjutnya.

 

Perkembangan ini menggarisbawahi perlunya Kongres AS untuk meloloskan paket bantuan militer yang penting bagi Ukraina, yang tanpanya bantuan militer akan segera habis, tambah Kirby.

 

Pertahanan udara bagi Ukraina, yang mendapat rentetan serangan udara dari Rusia dalam beberapa hari terakhir, “benar-benar” merupakan prioritas, katanya.

 

“Sangat penting bagi Kongres untuk menyadari momen ini dan merespons dengan menyediakan apa yang dibutuhkan Ukraina untuk membela diri. Saatnya bagi Kongres untuk bertindak adalah sekarang,” ujar Kirby.

 

Menurutnya, pasukan Rusia meluncurkan setidaknya satu rudal yang dipasok Korea Utara pada 30 Desember. Rudal itu kemudian mendarat di lapangan terbuka di wilayah Zaporizhzhia.

 

"Pasukan Moskow kemudian menembakkan beberapa rudal balistik ke Ukraina sebagai bagian dari serangan udara massal pada 2 Januari," pungkasnya.