Pertumbuhan Ekonomi Magetan Tahun 2022 Seret, Pengangguran Meledak

Rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Magetan tahun 2022 berdampak kepada meledaknya angka pengangguran.

Pertumbuhan Ekonomi Magetan Tahun 2022 Seret, Pengangguran Meledak
Foto : Tabel Rekapitulasi Capaian Indikator Tujuan Misi Kabupaten Magetan Tahun 2022.

NUSADAILY.COM - MAGETAN - Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magetan tahun 2022 dilaporkan tumbuh positif 3,89% atau meningkat dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar 3,04%. Namun torehan tersebut masi jauh dari panggang alias mbeleset dari target sebesar 5,3 persen. Angka tersebut membawa Magetan ke- 8 daerah se- Jawa Timur yang tingkat pertumbuhan ekonominya paling rendah. Yaitu kurang dari 4 persen.

Pertumbuhan ekonomi yang rendah tersebut otomatis berdampak kepada penyerapan tenaga kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2022 di Kabupaten Magetan menjadi meningkat dari tahun sebelumnya. TPT tahun 2022 meledak sebesar 0,4 persen bila dibandingkan dengan tahun 2021 lalu. TPT tahun 2022 menjadi sebesar 4,33 persen dari sebelumnya diangaka 3,86 persen.

Sekdakab Magetan, Hergunadi membenarka jika rendahnya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Magetan berdampak kepada meledaknya angka pengangguran sebesar 4,33 persen tahun 2022.

"Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita harus mempertimbangkan daerah lain juga ya. Karena di daerah itu berbeda dari daerah kota, ketika UMKM kita mulai bergerak, namun masyarakat yang refreshing cenderung ke kota. Kita kalah bersaing di situ," kata Hergunadi kepada nusadaily.com, Kamis (23/03/2023).

Saat ini, lanjutnya, yang akan dipacu UMKM. Dengan memacu UMKM diharapkan pengangguran terbuka bisa sesuai dengan RPJM, pengangguran terbuka terkurangi. Sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi pihaknya akan berusaha untuk meningkatkan.

"Cuma kalau dari 3,89 persen ke 5,4 persen dalam waktu setengah tahun rasannya tidak mungkin. Tetapi untuk mengurangi angka penganguran terbuka kita optimislah. Dengan UMKM yang digerakkan akan lebih mudah menyerap tenaga kerja," jelasnya.

Lebih lanjut ditanyakan apa yang menjadi kendala pengurangan angka penganguran terbuka di Magetan, Hergunadi menjawab akibat daerah daerah lain khususnya perkotaan juga telah mengencarkan progtam pengurangan penganguran terbuka.

"Otomatis berdampak kepada daerah yang buka kota seperti Magetan. Kemudian banyak pekerja dari kota pulang kampung yang membuat konsumtifitasnya turun akibat adanya beban beban dari wilayah perkotaan," imbuhnya.

Kemudian menurutnya daya beli dari kota kota lain membuat produk Magetan juga susah keluar. Pihaknya akan berusaha mengandeng daerah lain yang memiliki potensi wisata meski juga menurun. Tetapi tetap saja daerah wisata masih memiliki potensi menyerap produk Magetan.

"Pemkab Magetan sudah berkolaborasi dengan beberapa pengusaha di Jogja yang berkaitan dengan pariwisata untuk membantu memasarkan produk kita di Jogja. Jadi sudah ada etalase atalase di sana," papar Hergunadi.

Terakhir Hergunadi menyebut produk produk Magetan sudah mulai di pasarkan di beberapa hotel dan beberapa tempat tempat wisata di Jogja.

"Sedangkan yang saat ini sedang dirintis dalam upaya mengerakkan produk produk UMKM ada di Batam dan Malang," pungkasnya. (*/nto).