Harga Beras di Kabupaten Ngawi Tertinggi Dalam Sejarah, Tembus Rp 17 Ribu

Feb 12, 2024 - 17:44
Harga Beras di Kabupaten Ngawi Tertinggi Dalam Sejarah, Tembus Rp 17 Ribu
Harga beras di Pasar Besar Ngawi tembus diangka Rp17 ribu perkilogram. (Nusadaily/Riyanto).

NUSADAILY.COM - NGAWI - Sejumlah harga kebutuhan bahan pokok di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, terus meroket. Kenaikan harga pangan tertinggi dalam sejarah terjadi pada beras, yaitu Rp 17 ribu per kilogram. Warga pun rela antri demi untuk mendapatkan beras murah SPHP.

Mahalnya harga beras di salah satu daerah yang terkenal sebagai lumbung pangan Jawa Timur terjadi sejak sepekan terakhir. Tampak sejak pagi sejumlah warga menyerbu kios milik pedagang untuk membeli beras murah di Pasar Besar di Ngawi.

Saat ini harga beras di pasaran di Ngawi mencapai Rp17 ribu per kilogram. Harga tersebut merupakan yang tertinggi sejak sebulan terakhir. 

"Ya begini mas, susah, harus antri sebelum buka. Di luar, beras mencapai Rp 16 ribu hingga Rp 17 ribu per kilogram. Sejak sebulan terakhir naik terus," kata warga bernama Hariyani.

Mahalnya harga beras tersebut berdamoak kepada warga. Mereka rela berebut untuk bisa mendapatkan beras murah SPHP yang dijual Rp14.500 per kilogramnya.

Dalam sekejap sebanyak 20 kemasan beras SPHP yang ada di toko tersebut ludes terjual. Tak sedikit warga yang kecewa, antri selama 2 jam namun tidak kebagian.

"Yang naik itu beras, minyak, dan cabai. Beras mencapai Rp 17 ribu, yang lainnya seperti cabai dan minyak goreng turut naik," terang Agus Widianto pedagan pasar besar Ngawi.

Tak hanya beras, harga sejumlah kebutuhan pokok seperti cabai dan minyak goreng turut naik di pasar tersebut. Harga Minyakita menjadi Rp 15.500 dari sebelumnya Rp14.000 per liter. 

"Cabai tampar hari ini Rp65 ribu, dari sebelumnya Rp40 ribu, dan cabai rawit dari sebelumnya Rp30 ribu, menjadi Rp60 ribu per kilogram," pungkasnya.

Masyarakat saat ini mengaku pasrah terhadap mahalnya harga pangan. Mereka berharap pemerintah segera turun tangan menstabilkan harga bahan pokok yang kian mahal, khususnya beras. Apalagi harga mahal sudah berlangsung satu bulan. (nto).